Selasa, 28 Juni 2011

VS jadi CS part 3

( Spesial Tasya n Dicky )

= = = = = = = = = = = = = = = = =

“apa kabarnya Jakarta? Ah, gue kangen banget” Ujar Ditha di telfon.

“ya gini lah. Tetep panas, macet, beehhh.. capedeh” keluh Tasya

“yah, gue kira kayak di Jogja. Aman, damai, oh betah deh gue disini”

“uuuu, envy gueeee” sungut Tasya

Ditha terkekeh “ntar kalo gue nikah sama Vidi , gue mau tinggal di Jogja aja, ah!”

“yeee, mentang-mentang udah jadian. Baru juga belum ada sebulan, udah ngomongin nikah. Ngebet amat. Huaa, gue jomblo sendiri…”

Ditha tergelak, “suka suka gue dong, hahaha. Kak ivone jomblo kok! Kenapa gak sama a’a Dicky?”

“yeee ketawa lo! Kak ivone mah jomblowati sejati!! Ato dia gak doyan sama cowok yaa? Gue juga gak tau deh. Hahaha. Dicky? Sayangnya dia belom nembak gueee,”

“hmm mungkin yang kedua. Soalnya gue gak pernah liat kak ivone cerita tentang cowok. Pengecualian tentang cakka sama siwon sih, gue suruh nembak lo gimana? Hwahahah”

Tasya menggembungkan piipinya “gila lo! Gue belom siap tau. Kenal juga baru 2 bulan kurang. Iya, kak ivone ceita ke gue tentang keselnya dia sama Siwon. Kayaknya, lama-lama tuh benci bisa jadi cinta deh.”

“hohoho terus lo siapnya kapan? Oh gitu, semoga aja mereka beneran benci jadi cinta wahahah”

“udah ah, jangan bahas itu! Hhehe. Moga aja, soalnya kan muka siwon beda tipis sama cakka”

“iya iya, yaudah telfonnya udahan ya, mau belajar sama Vidi. Lusa penyisihan 100 besar. Doain gue ya.:”

“sip, good luck Dith!”

Tut…tutt…

Telfon mati. Tsya menaruh BBnya di sampingnya. Lalu memejamkan mata sejenak. Ulangan sebentar lagi berlangsung. Membuat kepalanya berdenyut 10x lebih cepat(?)

Di tengah kepeningannya, terdengar bunyi “ding” dari BB Tasya yang ternyata notification dari twitternya.

Dickygutomo : @tazyapraditya : udh ngerjain PR biologi blm? Sampe blm, besok gue gorok lo. Haha canda=))

Tasya yang awalnya sedikit pusing malah jadi bersemangat 45. Ternyata mention dari Dicky.

Tazyapraditya : @dickygutomo : udah, kok. Tumben mention? Biasanya jg sms-_-

Ding! Bunyi itu terdengar lagi

Dickygutomo : @tazyapraditya : lg gk ada pulsa, cm ada pulsa ngenet. Yaudan gw lngsng mention elo

Tazyapraditya : @dickygutomo : oh ya ya. Lg apa lo?

Dickygutomo : @tazyapraditya : abis latian dance. 2 mnggu lg gue lomba. Heee cape-_- lo sendiri?

Tazyapraditya : @dickygutomo : abis telpan sama ditha. Ohya? Goodluck ya=)

Dickygutomo : @tazyapraditya : apa kbr dianya? Vidi aja gk prnah ngabarin gw. Thx ya=)

Merekapun mention mentionan sampe malam (SKIP AJA YAK WKWKWKWWK)

**

“Pasangan dance kamu gak bisa ikut, kakinya terkilir abis kecelakaan kemaren Dickyyy… kamu harus cari pasangan dance kamu secepatnya!!” perintah Bisma, guru dancenya(?)

“aduh kak, siapa lagi? Anak-anak cheers gak akan mau! Mereka Cuma jago pake pom-pom doank. Gak bisa ngedance macem-macem. Lagian mereka juga pasti gak akan konsen kalo dipasangin sama saya” keluh Dicky.

Dicky sudah membayangkan,jika pasangan dancenya dig anti dengan anak anak autis cheers itu. Mereka yang ngefans abis sama anak-anak F’Guy gak ada yang nolak kalo di pasangin sama Dicky di lomba dance nanti. Dicky sudah memikirkan matang-matang, kalau mengikut sertakan anak-anak autis itu, pasti dancenya akan semburat tak karuan karena mereka yang lebih asyik memandangi wajah Dicky daripada latihan dance.

“pokoknya gak mau tau! Dalam waktu 2 hari, kamu sudah harus kasih saya cewek yang bisa ngedance. Tinggal 2 mingguan lagi Dicky!” tutur Bisma.

“iya kak, iya. Saya bakal cari apa yang kakak mau!” Dicky lalu beranjak dari ruangan Dance.

Baru melewati beberapa ruangan , langkah Dicky terhenti. Dentuman lagu Justin Bieber-Somebody To love mengalun dari arah ruang music. Dicky yang penasaran mengintip dari luar. Tampak Tasya, Baiq, Ivone dan Rifky sedang bernyanyi sambil memainkan alat music. Tasya dan Ivone sedang menirukan dance JB di lagu Somebody To Love. Dicky langsung memiliki ide. Lalu ia berlalu darisana dan kembali ke ruang latian dancenya.

**

“HAH?? LOMBA DANCE??” mata Tasya membelalak lebar.

Dicky dan Bisma mengangguk.

“apa apaan? Gue kan gak bisaaa..!!!”

“boong, gue aja liat elo lagi ngedance di ruang music sama ivone.”

“lah? Kenapa gak ivone aja yang lo suruh? Kenapa gue??”

Dalam hati Dicky berfikir, ‘iya juga ya, kan ada ivone sama Tasya? Kenapa yang gue pilih Tasya?’

“yee! Malah bengong! Gue gak mau Dickyy!! Taroh mana muka gue kalo ikutan ngedance, mana dance gue ancur lagi! Ada-ada aja sih lo”

“gak ada salahnya mencoba, kan? Bukannya bagus tambah pengalaman? Menang kalah gak masalah, kok. Yang penting usaha kalian menjadi yang terbaik” tutur Bisma bijak.

Tasya menatap Dicky tajam, seakan mengisyaratkan awas-aja-nanti-gue-bunuh-lo!

Dicky nyengir gak jelas, “yaudah, lo udah denger kan? Kalah menang gak masalah. Yang penting usahanya,”

Tasya menghela nafas, “yaudah lah, kapan mulai latihan?”

“nanti pulang sekolah saya tunggu disini” kata Bisma lalu duduk di lantai beralaskan kayu tersebut.

“yaudah, kita balik ke kelas dulu ya kak, see yaaa” pamit Tasya sambil menggeret paksa lengan Dicky.

**

“Kok gak bilang gue dulu, sih??” omel Tasya begitu agak jauh dari ruang dance

“yaa, gue kira lo stuju stuju aja,” jawab Dicky enteng

“kalo gue ga setuju??”

“lah? Ini kan udah setuju?”

“huaaaaaa, jahaat!! Gue orangnya grogian tau!! Gue gak PD lagian”

Dicky menghentikan langkahnya, lalu menggenggam tangan Tasya, “Harus PD!! Gue yakin kok kalo lo bisa! Ntar gue ajarin sebisa gue, tapi gue minta lo juga berusaha sebisa lo ya?” katanya dengan tatapan sungguh sungguh.

Pernah nggak, ngerasain waktu berhenti berputar dan dunia berasa milik berdua?? Sedangkan yang lainnya berasa ngontrak? Itulah yang dirasakan kedua insan ini. mata mereka saling bertemu. Hening. Hanya deguban jantung Tasya dan Dicky yang terdengar di koridor yang sepi ini.

1 menit…

2 menit…

3 menit…

“ehem” dehem seseorang dari belakang. Dicky langsung melepas genggaman tangannya pada Tasya. Tasya langsung membuang muka. Keduanya tampak salting.

“sedang apa kalian disini saat pelajaran jam ke enam telah dimulai?” Tanya pak Billy, kepala sekolah.

“ee…anu….gak ngapa ngapain pak… abis…abis…” Tasya tergugup menjawab pertanyaan pak Billy,

Pak Billy terkekeh, “nyante saja, mau pacaran juga gapapa. Asalkan gak aneh aneh aja. Saya juga pernah muda kok. Hahaha” Pak Billy langsung neloyor pergi. Sedangkan Dicky dan Tasya cengo.

“aneh” gumam mereka berdua bersamaan.

Tasya menoleh pada Dicky dan Dicky sebaliknya. Mereka saling memandang selama beberapa detik, sebelum akhirnya menjadi salah tingkah dan pergi menju kelas.

**

“adek adek gue pada pinter ya? Yang satu ikut olimpiade sains, yang satu ikut lomba dance international. Hebat hebat” puji Ivone.

Tasya merengut “padahal dance gue sama elo kan masih lumayan elo kak, gue mah asal-asalan aja. Tau deh si Dicky kenapa milih gue” sungut Tasya.

Baiq terkekeh, “dia suka elo kali, mau PDKT mungkin sama elo? Hahaha”

“beeeh, sok tau. Mana lombanya di Surabaya lagi. Seminggu..!!”

“bagus dong, bersyukurlah karena masa PDKT kalian gak akan kami ganggu, yak an Vone??” Tanya Baiq

Ivone mengangguk, “seneng seneng deh sama Dicky. Ntar pulang pulang malah udah nikah lagi. Hahahaha” tawa IVone meledak.

“what ever deh” balas Tasya sebal karena terus di ledek. Tapi ia juga membenarkan kata kata saudaranya, seminggu PDKT tanpa gangguan dari saudara saudaranya ini?? pasti asik banget, batinnya.

**

“yaaa, untuk hari pertama latihan emang masih sedikit ancur, sih. Tapi, saya yakin kamu bisa memperbaikinya” ujar Bisma pada akhir latihannya.

“iya, kak,hh hhh” ujar Tasya dengan nafas tersengal sengal karena belum terbiasa.

“nanti kamu minta di latih dasarnya dulu sama Dicky ya, seminggu lagi pokoknya kalian udah harus punya chemistry yang bagus. Kalian juga harus bisa jadi tim yang solid. Oke?”

“iya, kak” ujar Tasyaa dan Dicky bersamaan.

“oke, kalian boleh pulang, saya akhiri sampai disini. See you soon,” Bisma melambaikan tangan sambil menyambar tasnya lalu berlalu dari ruangan tersebut.

“gila..!! baru latian hari pertama aja udah kayak gini. Gimana besok, lusa, seterusnya???” Tasya merebahkan dirinya di lantai kayu yang dingin tersebut.

Dicky mendekati Tasya, lalu menyeka peluh di dahi Tasya, “capek ya??”

Tasya membelalakkan mata. Sedikit kaget dengan perlakuan Dicky. Keadaan kembali hening. Tak ada satupun yang bicara. Lagi lagi Cuma deguban jantung yang terdengar.

“eee,, gue,, balik dulu ya” ujar Tasya salting lalu bangkit dan menyambar Tas selempangnya.

Dicky ikut bangkit dan menyampirkan jaketnya di bahu, “gue anter ya??”

“hmmm,, gak usah deh, ada ivone sama baiq kok” tolak Tasya lalu pergi dari ruang dance.

Deg,,, deg,,, deg,,,

“apa yang gue lakuin tadi salah, ya?” gumam Dicky sambil mengangkat bahu. Lalu beranjak dari sana.

**

“siaaall…!! Kok gue ditinggalin, sih??” sungut Tasya kesal sambil menendang-nendang kerikil di depannya.

“gue naek apaan dong???” Tasya mendengus sebal. Ia menoleh saat mendapati mobil BMW Sport warna Hitam milik Dicky melaju di sampingnya.

“sama gue aja, Sya” Wajah Dicky menyembul(?) dari balik kaca kemudi saat kaca di turunkan. Mau tak mau, Tasya pun mengangguk dan langsung masuk kedalam mobil Dicky.

“di tinggal sama sodara lo?”

Tasya mengangguk “rese mereka!! Huh,” kesal Tasya.

“untung aja masih ad ague, kalo gak lo pasti lontang lantung di jalanan, hahaha” Dicky tertawa sambil mengacak acak poni Tasya.

Tasya menoleh ke Dicky..

Deg… deg… deg…

Deguban jantung Tasya kembali abnormal. Semakin cepat dan semakin ingin copot rasanya(?) alunan music di mobil Dicky sedikit mencairkan suasana.

Lama ku memendam rasa di dada

Mengagumi indahmu wahai jelita

Tak dapat lagi ku ucap kata

Bisu ku diam terpesona

Dan andai suatu hari kau jadi milikku

Tak akan ku lepas dirimu oh kasih

Dan bila waktu mengizinkan untukku menunggu dirimu

Ku rasa ku tlah jatuh cinta

Pada pandangan yang pertama

Sulit bagiku untuk bisa

Berhenti mengagumi dirinya

Seiring dengan berjalannya waktu

Akhirnya kita berdua bertemu

Oh diriku tersipu malu

Melihat sikapmu yang lucu

Dan andai suatu hari kau jadi milikku

Tak akan ku lepas dirimu oh kasih

Dan bila waktu mengizinkan untukku menunggu dirimu

Ku rasa ku tlah jatuh cinta

Pada pandangan yang pertama

Sulit bagiku untuk bisa

Berhenti mengagumi dirinya

Oh tuhan tolong diriku

Tuk membuatnya menjadi milikku, sayangku, kasihku oh cintaku

She’s all that I need…

Dan bila kita bersama

Kan ku jaga dirimu untuk selamanya

Tolong terima cintaku…

Dicky memperhatikan Tasya lewat ekor matanya. Diam-diam terhanyut di tiap bait lirik lagu RAN tersebut. Sambil sesekali menyenandung kecil. Tasya hanya melengos, mencoba menyembunyikan semburat merah jambu yang ada di pipinya. Berharap bahwa lagu itu diperuntukkan padanya.

“hmmm Sya..” panggil Dicky pada akhirnya. Tasya menoleh. “..lo udah punya cowok?” pertanyaan spontan di ucapkan Dicky.

Tasya langsung merasakan pipinya panas dan jantungnya abnormal lagi. Dengan senang dia menggeleng. “belom, ke..napa?”

“gapapa, Cuma Tanya aja. Emang gak boleh ya? Hehehe” Dicky terkekeh.

“yah, kirain apaan” Tasya sedikit kecewa.

Dicky menyerngit, “emang lo kira apaan?”

“hah??” Tasya salting. “bukan apa apa sih, udahlah lupakan” Tasya terkekeh.

Mereka pun saling diam. Hanya terdengar suara lagu dari mobil dan suara klakson dari luar jendela. Sore ini, jalanan Jakarta macet total. Membuat mau tak mau para pengguna jalan menggerutu kesal.

Baru jam 7 malam, mereka berdua sampai di rumah Tasya.

“thanks ya udah mau anterin, gara-gara gue lo pulang malem”

Dicky tersenyum. “gapapa kok, yaudah gue balik ya”

“iya, ati ati ya”

“sip, met istirahat” Dicky kembali mengacak acak rambut Tasya sebelum Tasya turun dari mobilnya. Membuat keduanya sama sama merasakan sensasi aneh pada diri mereka masing masing.

**

Hari kedua…

Hari ketiga…

Hari keempat…

Tasya masih sedikit kaku, tapi sudah bisa mengatur nafasnya. Sudah 4 hari ia berlatih dance dengan Dicky. Setiap dekat dengan Dicky, Tasya selalu merasakan sensasi aneh tersebut. Yang akhir akhir ini menghantui(?) nya.

“lomba tinggal bentar lagi loh” ujar Dicky

“iya gue tau kok” sahut Tasya pelan. Tenaganya terkuras habis.

“lo pasti bisa, gue yakin kok!!!” Dicky memberi semangat. Lalu mengacak acak poni Tasya lagi.

Aduh, sensasi ini lagi! Apaan sih ? kenapa selalu datang saat gue lagi sama Dicky ? batin Tasya

“latihan lagi ato berenti??”

“latihan lagi aja, gue pengen cepet bisa, cepet istirahat juga”

“yaudah, asal jangan di full-in aja. Jaga kesehatan lo ya?”

Tasya mengangguk. “yaudah ayo latihan sekarang!!” ajaknya.

**

Seminggu kemudian…

Tasya dan Dicky berkumpul di basecamp kelompok dance-nya Bisma. Namanya SM*SH. Yang beranggotakan 7 orang. Siapa sih yang gak kenal SM*SH? Boyband yang lagi naik daun tuh di Indo. Dan salah satu personilnya adalah BISMA dan Dicky sendiri.

“oke, gimana, mau di ajarin sama anak-anak SM*SH?” tawar Bisma pada Dicky dan Tasya.

“mau banget lah kak!” uajr Tasya semangat.

“oke, kita mulai dari gerakan gampang dulu, ya.” Instruksi Bisma dan Reza, yang NB-nya paling jago ngedance.

Tasya dan Dicky langsung mengikuti gerakan mereka.

**

Latihan rutin pada minggu terakhir, yang di laksanakan pada jam setelah sekolah bubar. Tenaga Tasya dan Dicky benar benar terkuras habis. Latihan yang di jalani Dicky juga lebih berat. Biasanya tak sesulit dan serumit ini.

Hari terakhir latihan hanya gerakan biasa. Karena besok Tasya dan Dicky harus berangkat ke Surabaya dan menjalani lomba dance selama seminggu.

“saya yakin kalian bakalan bisa ngasih yang terbaik buat sekolah kalian. Saya percaya sama kalian berdua. Yaudah, latihan sampe disini. Saya besok juga harus mendampingi kalian ke Surabaya, kan? Istirahat sana, biar besok lebih fit” nasehat Bisma.

“oke, kak. Kita balik dulu, ya?”

“Good luck ya buat kalian!!” sahut Reza dan Morgan.

“gue yakin pasti menang!!” timpal Rafael dan Rangga.

“sip, makasih ya kak!!”

Tasya dan Dicky beranjak dari basecamp anak anak SM*SH.

**

“lo bawa apa aja??” Tanya Dicky di mobil.

“bawa semua barang yang perlu di bawa dong! Hehe”

“yaaaa itu mah gue juga tau. Temenin gue ke supermarket yuk? Gue belom beli makanan apa-apa buat di perjalanan nih”

“boleh deh, hayuk”

Mereka pun menuju supermarket yang tak jauh dari rumah mereka.

“beli apa ya??” gumam Dicky

“yang gak berat, tapi ngenyangin” usul Tasya

“boleh juga.. roti roti gitu aja kali??”

Tasya mengangguk. Dicky mengambil beberapa bungkus roti dan chitato. Lalu tak lupa mengambil 2 botol pocari sweet. Tasya hanya mengambil satu bungkus choki-choki.

“kok permen? Gak takut giginya bolong-bolong tuh?”

Tasya terkekeh, “gue ga pernah lupa sikat gigi kok! Tenang aja”

Merekapun membayar di kasir.

**

Hari ini, Tasya dan Dicky berangkat ke airport. Pesawat take off jam 8 pagi, dan sejam sebelumnya mereka sudah sampai di Bandara untuk check in. keluarga masing masing pun tak ada yang mengantar. Baiq, Ivone, Siwon dan Rifky sedang sekolah. kedua orangtua mereka sedang bekerja. Jadi tak ada yang mengantar mereka.

“Surabaya, I’m coming!!!!” seru Tasya girang saat pesawat tengah tinggal landas.

“heh, jangan teriak teriak ah, malu di liatin orang orang!!” kata Dicky

“ya ampun cuek aja lagi, hahaha”

2 jam perjalanan mereka habiskan dengan tidur(?) karena mereka harus benar benar fit sampai disana. Sebenarnya, mereka mempercepat hari keberangkatan mereka karena mereka ingin jalan-jalan di kota Surabaya. Masa iya kesempatan jalan jalan mereka lewatkan??

“huaaa….. lega!!!” teriak Tasya setelah keluar dari pesawat.. ia meregangkan otot ototnya.

“iya, akhirnya… welcome to Surabaya!!” seru Dicky

Tasya terkekeh, “gak sabar jalan jalan nih hahha”

Dicky mengangguk.

“beres beres dulu aja di hotel, abis itu baru jalan jalan” kata Bisma tiba tiba.

“oke kakak!!”

**

Setelah sampai di JW Marriot hotel, Tasya dan Dicky langsung beres-beres. Mereka membereskan barang barang dengan cepat karena mereka tidak sabar untuk menjelajahi kota Surabaya. mereka berdua menyewa mobil untuk memudahkan penjelajahan mereka.

Jalanan macet membuat mereka lapar. Mereka lalu banting setir ke sebuah café yang tak jauh dari tempat mereka terjebak macet.

Melihat tawamu

Mendengar senandungmu

Terlihat jelas dimatamu

Warna-warna indahmu

Tasya dan Dicky memasuki café Orions, sebuah café yang terletak di Surabaya Barat. Tempat terdekat Tasya dan Dicky saat terjebak macet tadi. Baru selangkah, mereka di sambut oleh suara baritone halus penyanyi café.

Menatap langkahmu

Meratapi kisah hidupmu

Terlihat jelas bahwa hatimu

Anugrah terindah yang pernah ku miliki

Mereka berdua duduk di dalam café. Suasana romantic menyelimuti mereka berdua. Dekor ruangan yang berwarna sederhana tapi enak di pandang. Seorang pelayan menghampiri meja mereka.

“Mau pesen apa mbak, mas?” Tanya pelayan itu ramah.

“hmm, lo mau makan apa, Sya??” Tanya Dicky ke Tasya.

“apa ya?? Nasi goreng aja deh, laper. Pengen makan nasi, hehe”

“yaudah, nasi gorengnya dua. Minumnya… apaan??”

“gue jus sirsak,”

“yaudah, nasi goreng dua, jus sirsak satu, sama jus leci satu ya mbak”

“baik mas, tunggu sebentar ya,” pelayan itu pun pergi.

Sikapmu yang slalu

Redakan ambisiku

Tepikan khilafku

Dari bunga yang layu

“suaranya keren banget” gumam Tasya sambil mencari cari asal penyanyi.

“iya, tuh, gue juga suka, gak kalah sama Duta deh” ujar Dicky sambil memejamkan matanya. Menjiwai lagu tersebut sambil sesekali melirik Tasya.

Tasya malah celingukan mendengar suara yang menurutnya sangat familiar tersebut. Lalu ia hampir jatuh dari kursinya ketika melihat siapa yang ada di atas panggung.

Saat kau disisiku

Kembali dunia ceria

Tegaskan bahwa kamu

Anugrah terindah yang pernah ku miliki

Petikan gitar mengiringi berakhirnya lagu yang berjudul Anugrah Terindah Yang Pernah Ku Miliki milik Sheila On 7. Tepukan kagum dari para pengunjung café pun tak sedikit. Kecuali Tasya. Dia malah diam, melongo dan terpaku. Perasaan senang, sedih, kecewa, kesel, dan rindu menyeruak menjadi satu.

“Ri…o..” gumamnya tanpa sadar.

Sementara sosok jakung berkulit sawo matang dan memakai kacamata itu juga memperhatikannya. Dalam hati, dia sangat senang. Seseorang yang ia cari selama ini ketemu juga. Berarti, pencariannya tak sia-sia.

Dengan semangat, ia langsung turun dari panggung. Berlari kecil menuju meja Tasya. Tasya hanya bisa diam dan menunduk. Berharap Rio tak melihatnya.

“Tasya!!” pekik Rio

Dicky menoleh dan menatap cowok itu heran. ‘Kok kenal Tasya?’ batinnya.

“eh.. ha..i..” ucap Tasya canggung.

“lama gak ketemu, ya?” ujar Rio sambil menyunggingkan senyum manisnya. Yang membuat Tasya sekuat tenaga membungkam mulutnya untuk tak berteriak kegirangan.

“i..ya..” jawab Tasya

“loh, kenal dia, Sya?” Tanya Dicky.

Tasya menatap Dicky, “i..ya”

“lo pacarnya Tasya, ya??” Tanya Rio. Terlihat guratan kekecewaan pada wajahnya.

“bukan, gue temennya”

‘jadi gue Cuma temen??’ batin Tasya kecewa. Lalu ia menunduk.

“oh temen, gue kira cowoknya.” Gumam Rio “lo tinggal di Surabaya, Sya?”

Tasya menggeleng, “engg..gak.. gu..e..ada..urusan disurabaya!”

Rio membulatkan mulutnya.

“lah, kok elo juga disini? Bukannya elo di Perth ya??”

“gue balik Sya, gue balik buat nemuin elo..” katanya sambil tersenyum.

Dicky merasa emosinya tersulut. Ia melengos, mendengarkan ucapan Rio barusan. Ia merasa hawa di sekitarnya menjadi panas.

Pernah nggak ngerasain? Ketika saat kita merasa dunia milik berdua, tiba tiba ada pihak ketiga yang datang dan membuat sesak suasana, apa namanya? Cemburu! Ya, cemburu. Yang Dicky rasakan sekarang adalah cemburu!

Dicky berdehem. Tasya menoleh kea rah Dicky. Sedikit timbul perasaan bersalah pada Dicky. Yang entah darimana Tasya menyimpulkan dengan asal, bahwa Dicky sekarang tengah cemburu.

“gue, ke toilet dulu ya?” pamit Dicky.

Tasya mengangguk. Sedangkan Rio memandang Dicky dengan tatapan pergi-sana!-ga-usah-balik-lagi!

dicky Pun beranjak darisana.

Rio memindah duduknya, menjadi berhadapan dengan Tasya. Ia lalu menggenggam tangan Tasya. “gue ga mau kehilangan elo lagi, Sya..” ucapnya.

Tasya menggigit bibirnya, “gu..gue”

“gak ada yang bisa gantiin elo di hati gue, Sya.. gue pengen elo balik lagi sama gue. Gue gak pengen elo pergi lagi. Gue sayang elo, Sya..”

Tasya menghela nafas.

Singkat cerita. Rio adalah mantan Tasya, yang meninggalkan Tasya saat kelas 2 SMP. Mereka berpisah karena keadaan. Orangtua Rio membangun bisnis baru di Perth,yang mengharuskan Rio ikut pindah. Pada kelas 3 SMP, Tasya juga pindah ke Inggris. Dan selama 4 tahun lebih mereka lost contact. Rio adalah pacar pertama Tasya. Tapi Tasya masih belum yakin bahwa Rio adalah cinta pertamanya. Karena menjadi yang pertama bukan berarti cinta pertama, kan?

Dulu, Tasya sampe hampir frustasi di tinggal oleh Rio. Karena mereka sudah 2 tahun pacaran. Tasya bahkan bertekad untuk tetap menanti Rio. Dan ia bilang, rasa untuk Rio selalu ada. Karena Rio selalu menempati posisi nomor 1 di hatinya. Tapi sekarang? Ia tak merasakan sensasi aneh saat bertemu Rio. Bahkan dia tak seberapa senang ketika ia bertemu Rio. Yang ia rasa hanyalah ketakutan. Kecemasan. Kekhawatiran. Ia takut..takut sekali………kalau Dicky pergi menjauhinya.

“sya, lo mau kan balik lagi sama gue?”

“gu…e…gue…”

Deheman Dicky langsung membuat Rio cukup terkejut. Tasya memberi isyarat pada Dicky untuk segera mengajakknya keluar darisini.

“Rio… gue harus pergi. Harus balik ke hotel. Maaf ya” ujar Tasya buru buru lalu menggandeng tangan Dicky.

“Sya, lo belom jawab pertanyaan gue!!”

“ga perlu di jawab, karna gue yakin lo ga butuh jawaban gue, Yo” batin Tasya. Ia terus berjalan tanpa menghiraukan teriakan Rio.

**

“dia siapa sih??” Tanya Dicky kemudian, sesampainya di hotel.

“bukan. Bukan siapa siapa. Dia Rio”

“lah, gue juga tau. Lo temennya dia? Ato dia itu mantan lo??”

“yaah, yang kedua…” ujar Tasya sambil menunduk. Ia memainkan rok yang ia kenakan.

Dicky membulatkan mulutnya, “terus, dia ajak lo balikan?”

Tasya mengangguk.

“LO MAU??!!” Kata Dicky setengah berteriak.

“engga lah! Gue… mmm.. gue…. Udah suka sama orang lain” kata Tasya sambil menyembunyikan kesaltingannya.

“oh ya?? Siapa??”

“cowok..”

Dicky terkekeh “yaa.. jangan sampe cewek lah! Berarti lo gak normal dong?”

“enak aja!! Pokoknya gue suka sama cowok. Dia baiiiiiik banget. Romantiiiissss banget!!” kata Tasya antusias.

“siapa sih cowok nya? Penasaran gue. Gue… kenal gak??”

“mmm, kenal gak yaa?? Rahasiaa..!! hahaha”

“awas lo.. huh”

Taukah kamuuu… bahwa Dicky sedari tadi menahan emosinya? Apalagi saat mendengar bahwa Tasya telah menyukai cowok lain? (ohh njir bahasa gueeee wkakkaka)

**

Hari ini, hari pertama lomba. Giliran SMA SCS belum tiba saatnya. Baru di hari kedua mereka lomba. Di hari pertama, 50 pesserta telah menunjukkan kebolehannya. Hingga tersisa 10 peserta terbaik. Tasya dan Dicky terkagum kagum melihat dancer dancer dari sekolah swasta di tiap daerah di Indonesia.

Lomba ini diikuti oleh 100 sekolah swasta dari sabang sampai merauke. Dan di Jakarta terpilihlah SMA SCS Tasya dan Dicky.

“lawannya berat berat ya” gumam Tasya sambil melongo

“iya, gue gak yakin” sahut Dicky

“loh, ko pesimis?? Mana dancer SCS yang optimis? Kalian pasti bisa! Saya disini bakal ngasih semangat buat kalian!!” Kata Bisma bersemangat.

Tasya dan Dicky meringis, “kalo lawannya kaya SMA CB Bandung, saya belum yakin kak” kata Dicky. “mereka punya anak anak cheers yang semuanya jago dance. Sekolah kita kalah pas tahun kemaren lawan CB. Jadi,, ga terlalu yakin lah, bisa jadi juara 1. Paling paling juara 3..” cerocos Dicky

Bisma menepuk bahu Dicky “hey, kita ga peduli, mau juara berapa, mau peringkat berapa, dapet penghargaan apa, yang penting, apresiasi orang orang di dalem gelora ini sama kita, respect mereka ke kita. Kalo banyak yang respect, itu berarti menurut mereka kita itu bagus! Ayolah, masa iya sih jauh jauh dari Jakarta malah pesimis?”

“iyyaa tuh Dick, gue setuju sama kaK Bisma! Kita harus optimis, yang penting kita berikan yang terbaik buat juri, sekolah kita, dan para pelatih kita!! Hohohoho..”

Dicky mengangguk “iya deh, iya”

Mereka pun meninggalkan gelora itu saat acara selesai.

**

“sya.. kalo besok menang, lo mau gak penuhin satu permintaan gue??” Tanya Dicky malam harinya, saat Tasya dan Dicky selesai mengulas beberapa koreo mereka.

“apaan??”

Dicky mendekati Tasya. Makin membuat Tasya salting. Yang sebenarnya pengen menjah, tiba tiba badan Tasya seperti tak bisa di angkat. Sangat berat. Hingga akhirnya dia hanya bisa mematung di tempatnya duduk.

Dicky melepas kacamata, mencondongkan badannya, hingga deru nafas Dicky sangat bisa Tasya rasakan. Tasya memejamkan matanya, sambil berkomat kamit dalam hati.

“permintaan gue…… “ Dicky mengecup pipi Tasya lama, membuat suatu sengatan aneh di tubuh Tasya. “……lo jadi pacar gue” katanya kemudian sambil melepas kecupannya tersebut.

Tasya terbengong bengong. Tidak menyangka dengan ucapan Dicky dan perlakuan Dicky beberapa detik yang lalu.

“gimana??”

Tasya langsung tersadar. “kalo….kalah??”

“kalo kalah???” Dicky berfikir “elo yang nentuin, bukan gue.”

Tasya mengangguk angguk, “oke…”

Mereka terdiam. Tasya sibuk bergelut dengan fikirannya. Dalam hati, ia sangat bersorak kegirangan. Dan berharap besok menang. Sedangkan Dicky sibuk bergelut dengan fikirannya yang menebak nebak akan mengajukan permintaan apa Tasya besok??

**

Pagi ini, peserta dance kloter kedua telah berkumpul di gelora pancasila. Tasya dan Dicky mencoba bersikap profesional walaupun rasa canggung sangat terasa di antara mereka berdua. Tasya sering melirik pada Dicky yang sibuk mendengarkan lagu lewat i-pod nanonya.

Masih peserta ke 60, padahal jatah SCS di nomer 72. Tasya yang sudah lengkap dengan riasan dan pakaian dance simple yang ia kenakan mulai gelisah. Dia grogi.

"Aduh, bentar lagi nih. Gila, gue gak siap" gumam Tasya.

Dicky dengan langkah cepat langsung menggegam tangan Tasya. "Tenang, jangan grogi, ada gue kok. Anggep aja latihan kaya kemaren" ujarnya lembut.

Jantung Tasya berdegup tak karuan. Rasa grogi bercampur....... Entah, rasa apa yang 1nya lagi. Yang pasti rasa yang selalu ia rasakan jika bersama Dicky.

Tasya mengangguk. Lalu mengeratkan genggaman tangannya pada Dicky sambil menunduk. "Gue cuma takut gagal"

Dicky tersenyum. Tangan kirinya bergerak untuk merengkuh Tasya dalam dekapannya. "Inget kata pepatah. Kegagalan adalah awal dari keberhasilan. Optimis aja, kalo gagal, berarti bukan rezeki kita. Jadiin pengalaman juga, dan terus kembangin bakat itu."

Tasya mengangguk lagi. Dicky melepas dekapannya. "Gak usah mikirin menang atau kalah. Yang penting kita udah berusaha"

"Iya, lo bener" Tasya memfokuskan pandangannya ke panggung. 69. Peserta ke 69. Itu berarti, 3 peserta lagi SCS yang maju.

"Ya Allah... Lancarkanlah lomba dance ini.. Amin" lirih Tasya.

"Ayo ke belakang panggung, abis ini kalian" kata Bisma.

Tasya, masih menggenggam tangan Dicky. "Gue pasti bisa!!" gumamnya.

Dicky terkekeh mendengar gumaman Tasya. Mereka berdua menuju ke backstage.

"Kalian pasti bisa kasih yang terbaik. Saya doakan kalian dari sini" Bisma menepuk-nepuk bahu Dicky.

Dicky dan Tasya mengangguk.

"Oke, mari kita sambut peserta nomer 72! SCS...!!" teriak MC .

Dicky mengedikkan kepalanya ke arah Tasya. Tasya mengangguk. Sambil melafal doa(?) Tasya melangkah maju bebarengan dengan Dicky.

Mereka berdua mengambil posisi di atas stage. Dentuman lagu Toxic-nya Britney Spears menggelegar di gelora tersebut. Gerakan-gerakan dance yang dibuat anak-anak SM*SH benar-benar dilakukan oleh Tasya dan Dicky dengan profesional.

Lagu yang berdurasi hampir 5 menit itu akhirnya selesai. Lalu di lanjutkan lagu Zac Efron -Bet On It ost.nya HSM2.

Mereka berdua melakukan dance dengan baik. Di akhir lagu, tepukan riuh penonton mengakhiri penampilan Tasya dan Dicky.

Tasya dengan nafas terengah-engah menggenggam tangan Dicky, ia terlalu memforsir tenaganya. Badannya lemas dan..... Bruk.... Semua gelap.

**

"Gue dimana?" Lirih Tasya sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing.

Dicky terbangun. "Lo udah sadar? Ini di hotel. Masih pusing? Nih minum dulu," Dicky mengambilkan segelas air putih.

Tasya meneguk air itu. Tangannya di infuse. "Kok gue bisa di infuse?"

"Lo pingsan, dehidrasi n kecapekan. Lo terlalu memforsir tenaga lo, sih. Kan gue bilangin. Jangan capek-capek. Lombanya masih sampe besok, lho. Apa lo bisa ikut dengan keadaan lo yang kaya gini?"

"Gue bisa, kok!? Itu berarti, kita masuk 20 besar?" Tanya Tasya antusias.

Dicky mengangguk.

"Yeee, gak sia-sia dong! Hahaha.. Terus, besok gimana??"

"Ya, kita pake gerakan yang udah dikasih Kak Bisma sama Kak Reza aja"

"Boleh, yang waktu itu, kan??"

Dicky menganggu, "Yapp, lo udah gak papa?"

"Gak papa kok, nyante aja,"

"Yaudah. Gue ambil makan dulu, ya,"

"Oke,"

**

Keesokan harinya…

“Masih ada waktu tiga jam lagi sebelum berangkat. Gimana? Mau lanjut latihan ato gak?” Tanya Dicky yang sebenarnya masih khawatir dengan keadaan Tasya.

“latihan lagi aja, gue gak mau kita kalah. Ayoo caiooo!!!” Tasya menyemangati dirinya sendiri.

Dicky terkekeh, “bisa aja, deh. Yaudah deh, terserah lo aja,” mereka berduapun melanjutkan latihan nya. Hari ini adalah hari penyisihan akhir. Dimana 20 besar akan di saring untuk masuk kedalam 10 besar sebelum akhirnya mereka dinyatakan masuk ke semi final.

Dua jam berlalu.. Tasya dan Dicky memutuskan untuk berkemas dan menyiapkan mental untuk masuk ke 20 besar ini. dengan gerakan dance serta lagu yang berbeda. Mereka berdua bersiap di backstage sebelum tampil, tak lupa membaca doa (haduh kaya apa ajaaaah). Dan tampilah mereka berdua

(skip skip, butek ide saya)

**

“Dan…. Yang masuk ke dalam 10 besar adalah…” teriak sang MC yang membuat Tasya dan Dicky, bahkan seluruh peserta dance disana harap-harap cemas.

“SMA CB.. SMAN 5 Semarang.. SMA Pekerti Luhur... SMA Trimurti.. SMA St. maria.. SMAN 44 Depok.. SMA Avalon.. SMA Feravos..(???) SMAN 8 Jogja.. dan SMA….”

“haduh, gue yakin kita gak masuk,” gumam Tasya lirih.

“…SMA Gema 45…!! Selamat yang masuk dalam 10 besar.. blab la bla”

Tasya mendengus, “bener kan? Yah, gapapa deh..”

Dicky terkekeh, “yang penting kan kita udah berusaha? Lagian menang bukan tujuan awal kita, kan?? Udah ah, yuk pergi darisini. Gue mau jalan-jalan Surabaya nih,”

“yaudah deh,”

Mereka berdua pun beranjak dari sana dan menghampiri Bisma yang sudah lebih dahulu menunggu di parkiran.

**

“waw, keren banget!!” pekik Tasya saat di ajak Dicky ke sebuah taman di kota Surabaya. Didepan sana ada band-band Indie Surabaya yang sedang manggung.

Dicky mengacak-acak poni Tasya pelan, “kesana yuk,” ajaknya.

Tasya mengangguk dan menggamit lengan Dicky tanpa sadar. Dicky hanya tersenyum penuh arti pada Tasya dan menuntun Tasya ke depan panggung.

“bentar ya! Gue mau beli minum dulu, lo disini aja. Jangan kemana-mana loh!!” teriak Dicky karena suasana yang sangat ramai. Tasya hanya mengangguk.

10 menit berlalu. Dicky tak juga kembali. Tasya mulai cemas dan celingukan mencari Dicky. Kalau saja tiba-tiba tak ada sms masuk dari Dicky yang menyuruhnya tetap di tempat. Pasti Tasya sudah mencari Dicky.

“kali ini tak disangka-sangka, kita kedatangan sebuah boyband yang sedang naik daun di Indonesia. Ini dia.. SMAAAASSSHH!!!” teriak sang MC heboh yang membuat Tasya mau tak mau mendongak.

“loh… itu kan…”

Dicky. Ia mengambil posisi paling depan. Lalu mengambil alih mic di depannya. “Lagu ini special buat orang yang paling spesial buat gue. Mungkin kita kalah, dan permintaan gue waktu itu gak bisa terlaksana. Tapi gue tetep mau berusaha buat dapetin elo, Tasya…”

Tasya melongo, Gila!! Apa-apaan? Ampun deh mau taroh mana muka gueeee..!!! jerit Tasya dalam hati.

Alunan lagu SM*SH yang berjudul Gadisku mulai mengalun. Sebagian penonton di taman ini memang belum mengenal lagu ini. bahkan Tasya sendiri juga baru tau.

Sejak mengenalmu.. gadis terasa hidupku indah berbunga

Panah asmaramu ..gadis adalah cinta pertama bagiku

Oh gadisku sasasasayang..

Dukamu adalah dukaku

Oh gadisku sasasasayang..

Diriku adalah milikmu

Bercinta denganmu.. gadis hasrat hidupku penuh bergelora

Kasih sayangmu.. gadis lembutmu wangi seharum rambutku

Oh gadisku sasasasayang..

Kau adalah belahan jiwaku

Oh gadisku sasasasayang..

Harapanku ada ditanganmu

O o gadisku..

Engkau gadisku sayangku selalu

Kasih ku padamu setulus hatiku

Engkau gaidsku pujaan hatiku

Asmara kita semoga abadi

Setelah lagu selesai, Dicky langsung mengambil alih mic lagi. “Ini lagu gue captain special buat elo, Sya. Dan gue pengen nunjukin seberapa sayangnya gue ke elo. Tasyaaa!! Lo mau jadi cewek guee???” teriaknya

Mampus gue! Aduh jawab apa ini? huaaaa malu banget guee, aduh jawab iya aja kali ya? Tapi… ahh tau dehh!! Tasya malah sibuk berfikir

“Terima!! Terima!! Terima!!” sorak sorai penonton di sana membuyarkan fikiran Tasya.

Tasya menatap Dicky dari bawah panggung, lalu mengangguk kecil sambil tersenyum.

“CIEEEE…..” koor anak-anak SM*SH yang melihat itu. Dicky langsung turun dari panggung dan memeluk Tasya (aduhhh ga bisa bayangin gue.. sumpah!!). diiringi sorakan iri sekaligus bahagia para penonton disana.

“beneran lo nerima gue??” tnaya Dicky tak percaya.

Tasya mengangguk. “yaiyalah,masa boongan!!”

“terus, permintaan lo kalo kalah apaan ? masih inget kan pastinya??”

Tasya berdehem. “guee… mmm.. pengen di tembak sama elo, hahahaha”

Dicky terkekeh. “yeee.. sama aja itu mah!! Gimana?? Bagus kan lagunya??”

“bagus dong, kan lagunya buat gue. Hahahaha” Tasya tergelak, sejurus kemudian memasang tampang serius, “sumpah, gue malu banget lo tembak di tempat serame ini!! kalo gue jawab enggak, kasian juga elonya.”

Dicky membelalak, “berarti lo terpaksa nerima gue???”

Tasya terkekeh, “piss, candaa.. enggak kok, gak terpaksa. Yaudah yuk kita balik, mau ngemasin barang-barang dulu. Ntar di tinggal pesawat lagi, ahaha”

**

Haaaaa maav partnya kak Baiq aku lewatin dulu, ini masih dalam proses nulisnya.. maav maav yaak -- gara-gara laptop error semua jadi eror. gak ke save partnya kak baiq. maavkan maavkan ya ya ya? nyusul yaaakk . sabaarrrr :F

Tidak ada komentar:

Posting Komentar