Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini. Yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya.
—Winna Efendi, Refrain-saat cinta selalu pulang—
***
Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi. Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.
Shilla dan Gabriel. Sepasang sahabat yang tak bisa dipisahkan. Dimana ada Shilla, disana ada Iel —panggilan akrabnya. Mereka berteman dari umur 7 tahun hingga sekarang, menginjak masa remajanya. Shilla adalah tomboy yang lebay. Sedikit cuek tapi selalu care sama orang-orang yang dia kenal. Lola tapi kadang sangat cerdas.
Berbeda dengan Iel. Iel adalah cowok lembut yang care banget sama orang-orang di sekitarnya. Iel, remaja aktif di sekolahnya. Iel adalah cowok mandiri yang selalu bisa nasehatin Shilla kalau dia memulai sifat lebaynya. Cowok yang bertanggung jawab dan bijaksana.
Sekarang, Shilla dan Iel sudah berada di kelas XI. Setahun lagi, mereka akan benar-benar lepas dari mata pelajaran Kimia dan Fisika yang sangat mereka berdua benci. Sudah sangat lama, yah, persahabatan mereka?
Persahabatan tanpa salah paham, hambar rasanya. Shilla dan Iel. Jangan dikira mereka sama sekali nggak ngerasain ‘gimana rasanya ada kesalah pahaman’ dalam sebuah persahabatan. Meski di dera masalah beberapa kali dan membuat keduanya salah paham dan hampir marahan selama 1minggu, mereka tetap sahabat. Sahabat yang tak bisa dipaksakan. Sahabat selamanya. Selalu ada dalam suka dan duka. Selalu menerima kekurangan sahabatnya. Selalu memberi tanpa mengharapkan imbalan. Sahabat selamanya!
*
“shillaaaa” panggil Iel dari luar rumahnya. Shilla, dengan muka kusut, rambut acak-acakan dan masih memakai piama warna ungu kesukaannya itu menengok dari balkon kamarnya.
“aduh Ieeeelll masih pagi kenapa teriak-teriak sih? Hoaaaam… ngantuk nih guee!” gerutu shilla sambil menguap dan mengacak-acak rambutnya.
Iel mendelik dari bawah, “woiii kesemek! Liat noh jam berapa!” ucap Iel setengah berteriak.
Shilla berjalan gontai mencari jam wekernya. Dan matanya terbelalak saat mendapati jarum pendek jam itu menunjukkan angka 6 dan jarum panjangnya menunjukkan angka 3. “HUAAAAA GUE TELAAAT !!!” teriak shilla histeris. Iel yang berada jauh dari kamarnya saja bisa mendengar teriakan shilla itu. Shilla berlarian mengambil handuk dan perlengkapan seragam yang lainnya. Sampai-sampai ia hampir terpeleset di kamar mandi. “fiuhhh, gak jadi” ungkapnya.
Iel menunggu Shilla di luar dengan bersabar. “ck, dasar kesemek” umpatnya lirih sambil terkekeh.
Ga butuh waktu lama, hanya 10 menit Shilla telah ada di hadapan Iel. Dengan rambut yang ga disisir. Dengan keadaan kacau dan berantaakan. Dengan tangan kanan bawa sebuah buku fisika yang tebelnya minta ampun. Belum lagi tangan kirinya yang memegang sehelai Roti selai coklat. Juga tas menyampingnya yang resletingnya belum ditutup. Kaus kaki panjang sebelah, dasi yang digantungkan di leher. Ah, kacau sekali Shilla hari ini.
“ayo Yel, capcuss” ucap Shilla sambil menaiki jok motor Honda Revo milik Iel itu. Iel menatap shilla sekilas. “yakin lo ke sekolah kacau kaya gini?” tanyanya ragu.
Shilla mendelik dan membetulkan kacamatanya, “maksud lo? Ahh udah lah cabut daripada telat terus kena hokum guru BP siaul itu?”. Iel pun memacu motornya itu dengan kecepatan 50km/jam.
Shilla duduk di jok belakang dengan gusar. Mulutnya kini dipenuhi oleh roti selai coklat tadi. Sedangkan buku-buku tebal yang ia bawa ia dekap dalam pangkuannya. Ia membenahi dasinya, lalu menutup resleting tasnya, merapikan kaus kakinya, dan membenahi rambutnya tanpa disisir.
Iel melirik dari spionnya. “ck, selalu kaya gini” batinnya saat melihat shilla.
*
“Zezeeeeeeee” teriak shilla sambil berlari menaiki anak tangga menuju kelasnya. Iel cengo dan mengekor di belakang shilla.
“Zeeeeee gue butuh elo banget, gue punya masalah besar dan Cuma elo yang bisa bantuin gue!!” kata Shilla melas. Iel masih cengo.
“masalah apaan? Kok lo ga cerita sama gue?” ucap Iel sewot dan terbangun dari kecengo-annya.
“lo ga bisa nolong gue. Yang bisa Cuma Zeze” bantah shilla.
“emang apaan sih shill? Segitu emergency-nya?” Zeva menggaruk-garuk keningnya.
“PLEASE ZE…. PLEASEEE”
“apaaaaann sih??” ucap Zeva dan Iel bareng.
“gue…. Gue nyontek PR bahasa Jerman lo ya please urgent!” kata shilla serius tapi mulai tenang.
“hah?!” zeva dan Iel cengo melihat shilla yang sekarnag lagi nyengir kuda.
Itulah kebiasaan shilla. Lebay, sok dramatis, negesin. Aisssh, kapan dia berubah? Gerutu Iel dalam hati.
Skip >>
Istirahat …
“ieel ieeel oh ieeel sang penakluk biologi… pinjem catetan elo doong” pinta shilla lebay dan lebay
“idih tuh muka ga bisa biasa aja?” kata iel geli sambil melihat muka shilla yang manyun dan melas itu.
Shilla langsung menekuk mukanya yang ia buat semelas mungkin. Karena iel iba pada shilla, tanpa babibu ia meminjamkan catatan biologinya kepada cewe lebaaay yang satu ini.
Shilla sibuk menyalin catatan biologi iel dengan tatapan serius dan dijamin, selalu membuat iel menahan tawa. Shilla yang muka serius? Ga banget! Tanpa ekspresi. Pipinya jadi keliatan chubby. Gak banyak omong juga bukan shilla banget. Kalian hanya bisa melihat shilla dengan tatapan serius kalo lagi asik dengan rutinitasnya di kelas, yaitu “nyalin”. Ntah nyalin PR, nyalin catatan. Pokoknya nyalin kan?
*
“iel iel! Tangkep bolanya!” pinta Alvin, sang pemain basket berwajah oriental dan penuh charisma seperti bisma (?) #apabanget
Iel dengan sergap menangkap bola. Ia mendrible bola hingga sampai di depan ring. Iel berangcang-ancang untuk melompat tapi…
“HAHAHA gue selalu menang dari lo, yel” ejek shilla sambil merebut bola basket dan mendriblenya kea rah ring iel. Alvin mencoba merebut bola dari shilla, tapi shilla keburu mengshootnya ke Agni dan…
“yeeeeeeyy! Masuk masuk masuk masuk!” teriak shilla kegirangan sambil nari cenat cenut(?)
Alvin cengo melihat shilla. sedangkan iel dan agni tertawa melihat tingkah shilla.
“oke, kali ini kalian menang. Liat aja entar. Yoi Vin?” ucap iel sambil meminta pendapat Alvin. Alvin hanya mengacungkan 2 ibu jarinya. Sedangkan agni menghampiri Alvin.
Agni dan Alvin. Korban “sahabat jadi cinta”. Tapi mereka selalu akur dan kompak layaknya seorang sahabat yang dulu. Tak ada yang berubah dari mereka berdua. Masih seperti dulu hanya dengan status yang beda. Pacar.
Iel tertegun sesaat mengamati shilla. Ia tak tau, sejak kapan setiap ada di dekat shilla ia selalu deg-degan. Sejak kapan ia di dekat shilla jadi canggung. Sejak kapan ia harus jaim di depan shilla?
Jawabannya adalah, sejak iel mempunyai rasa yang lebih kepada shilla. hampir 2 bulan yang lalu.
*
Hari ini, hari anniversary dimana Shilla dan Iel bertemu. Di taman ini, di ayunan ini, pertama kali mereka bertemu dan bertegur sapa. Dengan sapaan khas anak kecil yang baru masuk sekolah dasar.
“haii cewek… kok sendirian??” sapa iel kecil di ayunan itu.
Shilla kecil menggeleng lemas, “aku ga punyaa temeen” ucapnya sedih.
Iel kecil nampaknya sedang berfikir, “aku mau kok jadi temen kamu” katanya sambil mengulurkan tangan kanannya di depan shilla kecil. “aku Gabriel, kamu?”
Shilla kecil tersenyum dan membalas uluran tangan iel kecil, “aku shilla…”
“kita temenan yaa mulai sekarang?” ujar iel kecil memastikan.
Shilla kecil mengangguk pasti. Dan iel menggenggam tangan shilla kecil, dan mengajaknya bermain prosotan tak jauh dari situ.
*
Mereka tengah duduk bertengger di bawah pohon mangga yang rindang. Angin sepoi-sepoi membuat rambut panjang shilla yang tergerai itu tertiup angin. Shilla menyendenkan kepalanya di bahu iel. Jaket iel berwarna krem itu menempel pada tubuh mungil shilla.
“shill” panggil iel memecah keheningan.
“hmmm?”
“kalo, kita kaya Alvin Agni gitu gimana shill?”
“HAH?” kaget shilla yang langsung bangkit dari sendenan iel. “maksud lo, iel?” Tanya shilla tergugup.
“hhh” desah iel pelan. “kalo kita lebih dari sekedar sahabat, gimana?” Tanya iel hati-hati.
“mmhh hhmm…” shilla memainkan kedua bola matanya. “iel…soo…”
“gue ga perlu jawaban lo kok shill. Gue juga udah yakin lo jawab engga.” Kata iel lembut sambil menaruh telunjuknya di bibir shilla. shilla terdiam sejenak.
“hmmm mmhh, kalo di coba dulu, gimana yel?” ucap shilla tiba-tiba yang berhasil membuat iel melotot sampe matanya mau copot #okeinilebay
“beneran shill?”
Shilla mengangguk. Iel pun memeluk shilla #ooococweeet
*
4 bulan berlalu. Tak seperti Agni dan Alvin, yang akur-akur saja, mereka berdua malah sama sekali ga rukun. Masalah satu persatu menghampiri mereka. Mulai dari shilla yang lebih suka bahas JB dari pada Iel. Terus kedeketan Iel dengan saras dan berhasil buat shilla jealous. Cakka ngegodain shilla, dan shilla ngerespon. Semakin buat api permusuhan membara di antara mereka (?) sampai suatu saat…
Café ShiFc
BRAK
Shilla menggebrak meja nomor 15, tempat Iel dan Saras.
“HEH, MAKSUD LO KAYA GINIIN GUE TUH APAA??” Tanya shilla nyolot.
Iel bangkit dari duduknya. “GINIIN GIMANAA?” emosi iel.
“ALAAAH, LO SELINGKUH KAN SAMA SARAS?!” shilla mendekati iel. Mencoba menyudutkannya.
“GA SALAH DENGER GUE? BUKANNYA ELO SELINGKUH SAMA CAKKA, HAH?!” balas iel tak kalah sengitnya.
“kayanya emang gak ada yang bisa di pertahanin dari hubungan kita. Maaf yel, mulai sekarang kita putus!” kata shilla lebih pelan. Air mata kini membasahi pipinya.
Iel tak bergeming. Sekilas ia melirik kea rah saras yang ketakutan.
“ras, gue salah ngga sih?” lirih iel. Saras hanya mengangkat bahunya. “kejar sana, jangan sampe lepas” lirih saras sambil tersenyum. Iel mengangguk “thanks”
Ielpun mengejar shilla.
*
“shillaaaaaa” teriak iel yang sukses membuat shilla berhenti.
“apa lagi, hah!” sengit shilla menahan tangis.
“saras.. saras tuh …”
“apaa?? Bukan siapa siapa lo gitu ? udah yel gausah ngeles, gue ga nyangka lo kaya gini. 10 tahun gue kenal lo, dan gue ga pernah tau sifat lo yang ini? busuk lo yel!” sinis shilla.
“tap…tapi saras emang bukan siapa-siapa gue shill” elak iel.
Shilla tersenyum miris, “ga ada maling yang mau ngaku kan?”
Iel terperangah, tapi dalam hatinya, ia sangat senang “YES! BERHASIL!” ucapnya dalam hati.
“oh,, terus, lo sama cakka? Apa itu ga selingkuh namanya? Hah!” gertak iel balik.
Shilla tak kuat menahan tangis. Tangisnya pun pecah di depan iel. Ia terduduk lemas di hadapan iel. Iel yang tak tega sepertinya ia memang harus mengakui semuanya. Di ambilnya BB dari saku celananya.
Tiba-tiba…
“HAPPY BIRTHDAY SHILLA… HAPPY BIRTHDAY SHILLA… HAPPY BIRTHDAY HAPPY BIRTHDAY… HAPPY BIRTHDAY SHILLAA” nyanyi iel, agni, Alvin, cakka dan saras bersamaan disitu.
Shilla mendongakkan kepalanya dan menghapus tangisnya, “maksud ini semuaaa??”
“HAHAHA kenaa deh” kata Alvin dan agni sambil tertawa.
“hehe maaf ya shilla, aku Cuma sepupunya iel dan ga lebih. Dan cakka ini, pacar aku. Iel suruh aku sama cakka bantuin dia buat ngasih surprise party buat kamu dengan cara yang agak ga manusiawi gini hehe” cengir saras.
Shilla melotot kea rah iel seakan tatapannya mengisyaratkan “awas lo”
Iel Cuma garuk-garuk kepala sambil nyengir. “happy birthday ya sayang, jangan lebaay, jangan cemburuan, jangan emosian, jangan… ehm banyak jangannya sih hahaha pokoknya cintamu ke aku jangan sampe ilang gitu hahaha” kata iel sambil tertawa dan meraih tangan shilla.
“CIEEEEEEE” kor CakRas dan AlNi
Pipi shilla bersemu merah. Ia memotong kue pertama dan di serahkan ke iel. Karena shilla yang niat balas dendam, penyerahan roti itupun juga tak manusiawi(?) shilla mengoleskannya di wajah iel.
“SHILLAAAAAAAA” gerutu iel. Shilla Cuma melet sambil lari dan mencoba menghindari iel.
*
Persahabatan antara cewe dan cowo, ga jarang kan, persahabatan itu dapat menumbuhkan benih-benih cinta?
Ga salah kok, selama kita masih bisa menjaga itu semua. Gak ada yang perlu di sesali. Ungkapkanlah cinta itu selagi sempat. Jangan pernah mengharapkan jawaban, mengutarakan saja sudah sangat lega, apalagi mendengarkan jawaban lawan jenis kita yang kita anggap sahabat itu? Jangan sesekali kau memendam cinta, karena rasanya sakit, apalagi jika melihat orang yang kita cintai bahagia dengan orang lain.
HUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA ANCURRR JELEK SUMPAH INI NGANTUK BIKINNYA SEMOGA SUKA YAAAAA SEMUANYA :DDDD KARENA INI CERPEN PALING NGACO YANG PERNAH AKU BUAT WKWKWK KALO GA MAU BACA, KECEWA, JANGAN SALAHKAN SAYA. SALAHKAN SAJA OTAK SAYA YANG HANYA MAMPU MENGARANG SAMPAI SINI SAJA. HAHAHAHA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar