Keesokan paginya….
Ify tengah celingukan di dapur mencari makanan.
“Nyari apa?” Suara baritone yang sedikit berat karena—kelihatannya—baru bangun tidur, membuat Ify terpelonjak kaget.
“Biasa aja kali, kayak liat setan aja.” Rio menuangkan air dan meneguknya.
“emang kayak setan sih, mas. Ehehe” Ify terkekeh sambil mencomot roti yang sudah ia temukan.
“sial lo.” Kata Rio sinis. “cepet mandi, we have show”
Ify melongo. “show? What show? Emang saya harus ikut nyanyi? Bukannya Cuma Bantu-bantu aja, mas?”
Rio berdecak. “This is your first show, girl. And you must got it!”
“Ta-tapi, saya grogi mas.” Ify tertunduk.
Rio mengangkat dagu tirus ify dengan telunjuknya, “gimana mau maju kalo lo ga mau nyoba hal baru? Take it easy, girl! I trust you, you can do it!!” Rio menatap kedua mata ify dalam-dalam, mencoba mencari keberanian gadis di depannya.
Ify menelan ludah. “iya, mas.”
“Good girl, you must take a bath now,” Rio berlalu dan Ify masih menggigit roti nya. Tak lama kemudian. Debo menggeliat sambil mengucek-ucek matanya menuju dapur.
“Morning Cha…” sapa Debo sambil melambaikan tangannya.
“gimana tidur e? nyenyak mas?” Tanya Ify sambil berjalan mendekati Debo.
Debo mengangguk antusias, “nyenyak banget! Kasurnya empuk banget, Cha. Huh, nyaman banget. Kamu sendiri gimana?” debo duduk di sofa dan menyalakan channel ‘cartoon network’ yang pagi ini menayangkan BEN10.
“iyo, mas. Kasur’e empuk, betah disini. Tapi kabar ibuk di panti gimana, ya?”
Debo mengalihkan pandangannya kea rah Ify. Mukanya tampak sedikit sedih. “kamu kangen to, sama ibuk? Kalo iya, telfon aja, ini.” Debo menyerahkan Blackberry yang di belinya bersama Deva kemarin.
“Blackberry, mas? Entuk tekan endi? Nyolong yo?” (blackberry, mas? Dapet dari mana? Nyuri ya?) Tnya Ify penuh selidik
“Ora ora! Ngawur ae, di tukokake Deva iki,” (ga, ga! Ngawur aja, di beliin Deva ini)
Ify membulatkan mulutnya, “Kok aku ga di beliin??”
Debo mengangkat bahu, “kamu ga minta, sih”
Ify membulat kan matanya, ketika hendak menjawab, terdengar teriakan dari Rio, “Fy! Lo mandi sekarang ato lo ga akan jadi penyanyi! Cepet, 15 menit gue keluar kamar, lo harus udah mandi!”
Ify menggigit bibir, “Ampuuuun, baru sehari masuk S-Entertaiment udah gini,” gumamnya.
“Jalani aja, Cha. Toh, itu bisa mempertemukan kita sama Stev, kan?”
Ify menatap Debo. Mengiyakan perkataannya. Tujuannya ke Jakarta selain mencari Stev juga mencari kedua orang tuanya. Jadi, tak ada cara lain selain ini. Aku harus bisa! Batinnya.
*
Jam 10 pagi, mereka telah berada di kawasan SMA 70 Jakarta. Rio berharap, pencarian band ini tak sesulit mencari penyanyi baru seperti Ify. Setengah jam mereka berada di SMA 70, di sebuah ruang kelas yang jaraknya tak jauh dari panggung, dan dilindungi oleh 8 bodyguard yang selalu ikut Rio saat manggung.
“Oke, kita tampilkan Mario Stevano dan Alyssa Saufika!!” teriak MC penuh semangat.
Dengan kawalan bodyguard, Rio dan Ify maju ke depan panggung. Ify sedikit grogi mengingat dia dan Rio hanya berlatih selama 1 jam di dalam mobil selama perjalanan.
“Mana nih teriakannya RiSE ??” ujar Rio kea rah penonton.
Para penonton histeris nggak karuan ketika melihat Rio. Rio hanya tersenyum dan menyenggol Ify, memberi kode.
Musik pun mengalun. Intro nya saja membuat para penonton melambai-lambaikan tangan mereka ke atas. Sebagian besar, fans Rio adalah kaum hawa. Tapi karena di samping Rio ada Ify yang sudah di dandani Oik, sang penata rias nya, Ify berubah menjadi gadis cantik yang perfect. Rio bahkan sempat pangling padanya.
“Suatu malam, tak berawan
Tiada bulan, tanpa suara
Hanya satu bintang, kejolak berbisik
Menyapa hatiku”
Rio mengawali intro lagu sambil menggandeng tangan Ify. Ify terkejut tapi dia sudah di wanti-wanti oleh Rio agar melakukan apa yang Rio suruh di atas panggung. ‘profesional’, kata Rio.
“Bila saja, hati ini
Hanya ingin teman semata
Betapa hanya kau, yang di hati
Sahabat kecilku dulu”
Rio menuntun Ify ke depan panggung. Mereka bersama-sama menyanyikan reffrain lagu.
“Walau lama tak berjumpa, namun selalu kau ada
Membuat sebuah dunia, terindah yang pernah ada
Bila hati ku gembira, dan ingin ku bagikannya
Hanya dia saja seorang walau tak ada”
Mereka bernyanyi dengan lepas membawakan lagu berjudul Suatu Malam milik Hilmi dan Kevin. Keluaran S-ENtertaiment juga. Semua merasa chemistry antara Rio dan Ify begitu nyata. Bahkan beberapa dari penonton menyangka mereka adalah sepasang kekasih.
Ify juga merasa, tatapan mata Rio saat di atas panggung ini seperti Stev. Stev? Apakah dia Rio? Ify bertanya-tanya dalam hati.
Lagu selesai dinyanyikan. Beberapa panitia menyiapkan meja di bawah panggung, menyingkirkan sedikit penonton yang berada di muka panggung. Dengan 8 bodyguard, Rio dan Ify menduduki meja yang telah disediakan.
Band pertama yang harus di audisi, Rio membaca profile mereka. Band pertama bernama ‘D’Linstar’. Yang di gawangi oleh 4 orang, Lintar pada vokal, Abner pada gitar, Iryad pada bass dan Daud pada drum. Beraliran sedikit dangdut(?). Mereka membawakan lagu ‘Susis(?)’ yang dipopulerkan oleh Sule Bieber #oke mulai gaje#.
Rio geleng-geleng kepala. What the….
Band kedua, yang bernama ‘Suckers’, di gawangi oleh 5 orang, Sion pada vokaal, Dea pada keyboard, Dayat pada gitar, Kiki pada bass dan Septian pada drum. Band beraliran rock yang membawakan lagu My Chemical Romance-I don’t love you.
Ampun deh, apa lagi ini? Pop woy, kenapa rock?? Kalo rocknya jelas sih gapapa., ini???? Jerit Rio dalam hati.
Band terakhir, bernama SIB, atau Super Idola Band, Gabriel pada vokaal, Zeva pada bass, Cakka pada gitar dan Ray pada drum. Mereka mengusung aliran pop rock yang easly listening. Dengan lagu ‘Jangan putus asa’ yang di populerkan oleh ARLORD, sebuah boyband(?) yang bersinar awal 80an, dan redup di pertengahan tahun 90an. Di aransemen secara rapi dan sangat enak di dengar.
Rio terkesiap. Waw, thats it!
Tepukan riuh menutup acara pemilihan band tersebut. Rio telah jatuh hati pada band yang bernama SIB tadi. Dia langsung menelfon Alvin, melaporkan kejadian di tempatnya berada sekarang. Dan Rio menetapkan pilihannya di SIB.
Ify tampak salahtingkah waktu di soraki oleh anak-anak laki-laki di SMA 70 itu. Ia malah jadi tak enak hati dan merasa sangat kecil. Rio menepuk bahunya pelan.
“lo kenapa?” Tanya Rio
Ify menggeleng, “agak pusing aja, ngeliatin massa segini banyaknya. Berasa mau tawuran aja, hehe”
“bisa aja deh. Abis ini lo bantuin gue ya di studio dulu, lo mau?” tawar Rio
Ify mengangguk, “udah ketemu bandnya??”
“yaaa, gitudeh. Gue mau nunjukkin dia di depan Alvin. Kali aja Alvin juga jatuh hati sama band yang gue pilih”
Ify hanya manggut-manggut, ia juga sempat memperhatikan band-band yang tadi tampil, sih. Dan dia langsung suka dengan SIB. Muka sang Vokalist-nya mengingatkan Ify pada Stev. Tapi segera du tepisnya, karena suara Stev tak seperti dia. Hanya mukanya. Itupun sekilas.
“lo mau makan ato langsung ke studio??” Tanya Rio sambil memperhatikan pensi yang belum selesai itu.
“terserah Mas aja, aku ikut aja kok”
“oke, tunggu gue bawain lagu terakhir ya,”
Ify mengangguk. Tak lama kemudian sang MC memanggil Rio kembali dan Rio keatas panggung.
Sambil tersenyum manis, Rio memainkan gitar akustiknya. “masih pada semangat kan? Nyanyi bareeng Rio yaaa”
Intro lagu mulai terdengar. Lagu yang memang taka sing lagi untuk semuanya. Lagu yang membuat Rio terkenal dan menjadi penyanyi yang sedang naik daun sekarang. Yaitu RINDUKAN DIRIMU.
Setelah tuntas memainkan lagu itu, ia turun dari panggung dan langsung menemui anak-anak SIB.
“hey, SIB kan?” Tanya Rio ramah.
Zevana mengangguk. “iya, Rio kan?”
Rio juga mengangguk, “kalian bisa ke studio gue? Jam 3 sore gue ada disana, ini kartu nama gue kalo kalian kesulitan nyari alamatnya. Gue balik dulu, ada kerjaan. See ya there!” ucap Rio sambil tersenyum manis.
“dan dengan kata lainkita di terima????” ucap Cakka tak percaya.
“YEEEEEYYY!!!!” teriak anak SIB senang. Lalu segera berkemas-kemas untuk kembali ke basecamp mereka dan melakukan latihan sedikit.
**
Rio dan Ify memberhentikan mobilnya di suatu Rumah Makan Kecil bernama ‘Rumah Makan Nubuwati’ yang dengar-dengar terkenal dengan timlo solo serta gudeg jogja-nya. Rio dan Ify melangkah masuk.
“kok makan disini, Mas?”
Rio menatap Ify, “lah terus kudu makan dimana?”
“yaa… bukan gitu… kan mas penyanyi… terkenal… masa iya sih makan di tempat kayak gini?? Bukannya biasanya artis-artis itu makan di tempat mahal, mewah, dan bersih??” Tanya Ify heran.
Rio tersenyum dan menarik bangku, “kecuali gue,” ia menghembuskan nafasnya “lagian disini enak, kok. Pemilik nya ramah. Harganya murah. Dan lebih aman daripada makan di restoran.”
“lebih aman??”
“yaa.. ngga ada fans-fans gila gue gitu hehehe”
Ify membulatkan mulutnya, tiba-tiba seorang pelayan mendatangi meja Ify.
“selamat siang ada yang bisa di Bantu? Mau pesan apa?” Tanya seorang gadis berkulit sawo matang di samping Ify.
“hmm,, rawonnya satu ya, sama es dawet. Elo apa Fy?”
“timlo sama es jeruk aja, mba” ify menoleh ke arah pelayan dan tiba-tiba matanya terbelalak. “AGNI??” pekiknya.
Pelayan tersebut memandang Ify, “loh, icha? Kok bisa ada di Jakarta?” tanyanya tak percaya
“loh, kalian saling kenal?” Rio menatap keduanya bergantian.
Ify mengangguk, “dia temen Ify di kampong dulu, Mas”
“loh, ify? Terus…kalian…” Agni memandang Ify dan Rio.
“ceritanya panjaaaaaang banget, berhubung aku laper, mendingan kamu ke belakang dulu Ag, abis itu baru kita cerita-cerita,,” kata Ify sambil meringis.
Agni menepuk dahinya “oh ya! Lupa. Hmm Cuma ini aja pesennya?”
Ify dan Rio mengangguk. Lalu agni berlalu.
“wah, Jakarta itu sempit yah” gumam Ify sambil tersenyum.
“sempit?? Sempit kake lo salto! Orang seluas ini di bilang sempit,” cibir Rio.
“lah, abis….bisa ketemu agni disini, hehe” ify terkekeh.
Rio memutar bola matanya. Tak lama kemudian pesanan mereka berdua datang. Agni mengantarnya seorang diri.
“ini pesenannyaaa….” Kata Agni senang. “tapi maaf ya cha, aku sibuk kerja,nanti di marahin ibu lagi kalo aku ngga kerja, gimana kalo kita ketemuan aja di mana gitu??”
Ify tampak kecewa, lalu mengangguk “yaudah ketemu di studionya Mas Rio aja, boleh kan mas?”
Rio hanya mengangguk, karena dia sedang memakan rawon pesanannya.
“dimana itu?”
“di S-Entertaiment Ag, aku tunggu loh yoo, ojo lali.”
Agni mengangguk “oke! Aku balik kerja dulu ya,” pamitnya.
Ify dan Rio menyantap makanan mereka dengan lahap karena perut mereka yang sedang itu terus meraung-raung minta makanan.
**
Alvin tengah memandangi Sivia. Sivia hari ini ada jadwal pemotretan dan Alvin di minta Sivia untuk menemani. Sivia begitu cantik dengan make-up tipis yang tak terlalu menor itu. Entah mengapa, jantung Alvin berdebar lebih cepat dari sebelumnya karena Sivia tiba-tiba mendekat dan mengajaknya bicara.
Jujur saja, selama hidupnya, Alvin belum pernah berpacaran. Menyukai Sivia dan membiarkan Sivia bahagia dengan oranglain saja, Alvin sudah sedang. Apalagi kalau dia dapat memiliki Sivia? Sivia juga, toh, sampai sekarng masih mengejar Rio yang sudah menolaknya mentah-mentah. Alvin memang menyanggupi permohonan Sivia tadi malam, tentang acara mencomblangkannya dengan Rio. Tapi kalau dia boleh jujur, hatinya sama sekali tidak terima, Sivia menyukai, oh tidak, bukan menyukai, tapi mencintai sahabatnya.
Sivia terkenal playgirl, cowok-cowok S-Entertaiment hampir seluruhnya pernah ‘berkencan’ dengan Sivia. Dan setiap Sivia berganti pasangan, dia selalu bercerita kepada Alvin. Siapa yang tak sakit hati apabila orang yang mereka sayangi menceritakan orang yang mereka suka di depan kita?? Sakit lah. Kadang alvin merutuki dirinya sendiri, kenapa bisa jatuh cinta pada cewek tak peka seperti Sivia.
Ribuan perhatian telah ia berikan selama ia mengenal Sivia. Kadang gombalannya ia keluarkan agar Sivia sedikit merespon. Tapi yang ada di otak Sivia adalah, dia sudah menganggap Alvin sebagai kakak. Ngga lebih. Dan gombalan Alvin di anggap biasa oleh Sivia. Karena biasanya Alvin memakain gombal-gombalannya untuk menjadikan mood Sivia happy. Dan alhasil, setiap gombalannya itu sama sekali tak mengandung makna lebih.
“Siv, udah belom? Jam 3 gue harus ketemu Rio di studio, ada project baru dari papa”
Mata SIvia langsung berbinar ketika nama Rio di sebut, “sama Rio? Gue ikut ya Vin???”
Huh, selalu aja, kalo soal Rio langsung nyaut. Batin Alvin.
Alvin mengangguk, “udah selesai?”
“udah Vin, bentar gue ganti baju dulu ya,”
**
Rio dan Ify sedang menunggu kedatangan SIB di studio. Mereka menyanyi-nyanyi nggajelas sambil bercanda. Tak lama, SIB muncul dan bersalaman dengan Rio.
Mereka berbincang cukup banyak. Dari awal terbentuknya SIB, bertanya siapa leader SIB, manager SIB, kesibukan SIB, danlain-lain. Rio merasa nyambung berbicara dengan anak-anak SIB. Rio jadi makin suka dengan kepribadian mereka.
“gimana? Kalian siap terkenal?” kata Rio setengah bercanda.
“yah, Yo, siapa juga yang ngga mau terkenal” sahut Gabriel, sang leader.
“okee, abis ini atasan kalian bakalan dateng. Alvin namanya. Dia boss gue. Dan kalo di mata dia lo semua bener-bener bagus, pasti tanpa fikir panjang kalian semua langsung di kontrak. Jadi, kasih penampilan terbaik kalian, oke”
Semuanya mengangguk. Ify memilih menunggu Agni yang tak kunjung tiba di lobby. Sambil melihat jam. Sudah jam 4 lebih, dan Agni belum datang. Mungkin sibuk?
Alvin datang bersama Sivia. Sivia sudah semangat. Sambil terus menyunggingkan senyum, Sivia melangkah mendahului alvin.
Alvin menggerutu dalam hati, Huh tiap tentang Rio aja gue di lupain.
“hey Vin!” sapa Rio.
Alvin hanya mengangguk dan tersenyum
“nih, SIB. Band yang gue sebut tadi”
“Gabriel”
“Zevana”
“Ray”
“Cakka”
Alvin mengangguk-angguk “Alvin, senang bertemu dengan kalian. Bisa di mulai sekarang, Yo? Waktu gue ngga banyak”
Rio mengangguk dan memberi isyarat pada anak-anak SIB, mereka langsung bersiap di dalam studio dan mulai bernyanyi.
Rio dan Alvin mendengarkan lagu itu dengan seksama. Menghayati bait demi bait musik mereka. Sementara Sivia, dia sibuk mendekati Rio.
“Yo, ntar lo pulang sama siapa? Gue nebeng ya?”
Rio berdehem, “ngga bisa, gue sama Ify”
“Ify??”
“yang kemaren di rumah gue” jawabnya cuek
Sivia melotot “jadi lo lebih mentingin dia daripada gue, Yo??”
“idih, emang lo siapanya gue??” Rio balik bertanya
“aaargggghhss yaudah deh kapan-kapan aja nganterin gue-nya.” Sivia badmood. Tapi bukan Sivia namanya kalau kehabisan ide “besok berangkat sekolah bareng yuk? Mobil gue masuk bengkel”
Rio menggeleng, “ga bisa, gue sama Ify”
“:ify lagi ify lagi!! Jangan ngomong Ify di depan gue deh, Yo!” kata Sivia jengkel lalu dia meninggalkan Rio dan Alvin.
Daritadi Alvin hanya melihat mereka berdua lewat sudut matanya. Ia pasti tau perasaan Sivia. Ingin sekali dia menonjok Rio yang telah membuat Sivia sedih. Tapi disatu sisi, Rio tak salah. Rio tau Alvin menyukasi Sivia dan Rio tak mau berhianat. Baginya bersahabatan adalah segalanya dan lebih penting dari apapun. Rio juga tak menyukai Sivia, jadi wajar Rio risih di beri perhatian seperti itu oleh Sivia.
**
“Icha!” pekik agni dari kejauhan.
Ify mengerjap-ngerjap. “agni?? Hueee lama banget kamu, aku udah lumutan nungguin disini” ujar Ify sambil mendatangi AGni
“hehe maaf, tadi pengunjungnya banyak banget sih, maaf ya” agni mengedarkan pandangannya ke kantor itu “kamu kerja disini toh?”
Ify mengangguk “iya, Ag. Huh gimana kabar mu??” Tanya Ify sambil mengajak Agni duduk.
“apik-apik wae. Kamu??”
“yaa apik-apik juga. Kamu kerja di depot tadi ag?”
“itu kan punya ibu ku, Cha.” Agni memandang ify yang berbeda dari terakhir yang ditemuinya beberapa tahun yang lalu “weee, tambah ayu wae kamu”
“alah, kamu juga kok. Hehe.”
“oia! Kamu di panggil Ify sama Rio? Sejak kapan tumpengan terus ganti nama jadi Ify? Hehe”
“haha, ngga tau juga, itu Mas Rio yang kasih nama hehe. Tumpengannya nanti aja kalo aku udah jadi penyanyi hahaha”
“welehh, kamu disini jadi penyanyi to??”
Ify mengangguk “kamu kira aku jadi cleaning service?? Hahahaha…”
“yah, kan aku nggak tau hehe piss”
Anak-anak SIB, Rio, Alvin keluar dari studio. Ify dan Agni masih asyik bergossip ria.
“oke, jadi kalian resmi saya kontrak ya, hmm nanti kamu urus ke Nova, sektretaris saya, bilang aja di suruh Alvin gitu ya. Oke, selamat bergabung di S-ENtertaiment. Mohon kerjasamanya” kata Alvin sambil menjabat tangan Gabriel.
Gabriel mengangguk “terimakasih, mohon kerjasamanya juga ya” ujarnya
Lalu alvin berpamitan pada Rio dan anak-anak SIB. Dan berniat pergi kerumah Sivia.
“makasih ya Yo hehehe” Gabriel terkekeh
“iya, sama-sama. Lo udah kasih yang terbaik tadi. Keren banget. Lebih keren dari gue nonton tadi. 4 jempol buat kalian” kaata Rio kagum.
“hehe berlebihan banget lo” Ray menyenggol lengan Rio.
“kita pamit pulang dulu ya, yo? Masih ada urusan dirumah kita masing-masing hehehe,” pamit Zevana
“oke, see you, ya!!”
Anak-anak SIB pun berjalan keluar dan Rio menghampiri Ify.
******
SUDAH... PENDEK?? IYA EMANG WKWKWKWKWK
TUNGGU SAJA PART BERIKUTNYA , AKAN DI PANJANGIN LAGI KOK ;D
FOLLOW TWEET SAYA YA : @tazyaditya
MAKACEH :****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar