Rio berjalan menyusuri koridor sekolah. tekadnya sudah bulat, dia tidak ingin menunda nunda lagi
“dea sayang, udahan dong candanya. Ga lucu tau” ujar irsyad
“siapa yang canda? Gue serius!”
“ayolah jangan gini”
“tau deh! gue maunya putus! Se.ka.rang! lo ga denger?”
Rio melewati irsyad dan dea, tiba tiba dea menggamit tangan Rio.
“yo , bawa gue pergi dari sini”
Rio menganggguk lalu mempercepat langkahnya tanpa menghiraukan panggilan dari Irsyad.
Tibalah mereka di koridor kelas bahasa yang sepi
“De, gue mau..”
“thanks ya yo gue ga tau harus gimana lagi kalo gak ada lo. Irsayd ternyata tukang selingkuh, huh”
“de..”
“gue nyesel kenapa harus suka sama cowo kaya irsyad!”
“dea…”
“eh? Apa yo?”
“gue mau ngomong”
“yaudah, ngomong aja”
Rio mengatur irama nafasnya. “gue, mau kepastian”
“kepastian?” tanya dea bingung
“lo dateng dan pergi gitu aja. Mau loe apa?”
Dea menatap rio tak mengerti
“loe obrak abrik hati gue. Loe bikin gue berharap, tapi loe sendiri yang musnahin harapan gue . loe satu satunya cewe yang bisa bikin gue kaya gini. Apa mau loe? Apa yang loe pengen dari gue? Loe pengen gue sakit hati? Loe pengen gue mati? Kenapa loe ga bunuh gue aja sekalian!”
“yo, maksud loe apa sih? Gue sama sekali ga punya niat buat nya..”
“persetan sama omongan loe de. Loe bilang, loe mash sayang sama gue. Loe bilang, loe pengen mulai dari 0, kenapa loe malah pacaran sama cowo lain? Loe ga tau kan, gimana hancurnya gue?”
“ri….o..”
“apa? Gue bukan Rio yg dulu, yg Cuma diem sama semua perlakuan elo! Mau apa lagi loe sekarang? Mau ngasih gue harapan lagi? Terus mau jatuhin gue di lubang yang sama buat keberapa kalinya lagi??”
“gue emang sayang sama loe, rio! Tapi, cinta ga harus memiliki,kan?”
“iya! Emang ga harus, tapi kenapa loe bilang gitu ke gue, padahal loe nya sendiri tetep berhubungan sama cowo lain? Harusnya…” rio menghentikan omongannya. Bahunya bergetar. Satu kata lagi mungkin bisa memusnahkan seluruh pertahanan yang rio bangun
“harusnya apa?” tanya dea
Rio tak menjawab. Dia terdiam. Bahunya sudah bergetar hebat.ia pun memutuskan untuk meninggalkan dea.
“yo.. rio…!!” panggil dea.
BRUKK…!!!
Rio menabrak seseorang. Orang yang di tabrak rio hanya berdiri mematung tanpa melakukan apa-apa. Sedangkan Rio langsung berlari tanpa menghiraukan siapa yg rio tabrak. Rio berlari menjauhi sekolah. jauh…dan semakin jauh..
**##**##**##
“sial! Awas aja loe ton, ga bakal gue ampuni!” gerutu ify sambil membersihkan roknya yang ketumpahan es teh karena patton yg berlarian(?)
“loe obrak abrik hati gue. Loe bikin gue berharap, tapi loe sendiri yang musnahin harapan gue . loe satu satunya cewe yang bisa bikin gue kaya gini. Apa mau loe? Apa yang loe pengen dari gue? Loe pengen gue sakit hati? Loe pengen gue mati? Kenapa loe ga bunuh gue aja sekalian!”
Ify berhenti melangkah.
“persetan sama omongan loe de. Loe bilang, loe mash sayang sama gue. Loe bilang, loe pengen mulai dari 0, kenapa loe malah pacaran sama cowo lain? Loe ga tau kan, gimana hancurnya gue?”
“kayanya gue kenal suara i….” ify melongo. “..rio kan?”
“iya! Emang ga harus, tapi kenapa loe bilang gitu ke gue, tapi loe nya sendiri tetep berhubungan sama cowo lain? Harusnya…”
Ify tak mendengar suara apa-apa setelah itu. Tak lama kemudian, suara langkah kaki mendekat. Lebih tepatnya, berlari kea rah ify.
BRUKK!!! Ify hampir terjengkang ke belakang, kalau saja ia tidak seimbang.
Ify mengamati pemuda di depannya ini. mata hidung dan wajahnya merah.
“ri..o…” gumam ify
Rio tak menghiraukannya. Ia langsung berlari begitu saja meninggalkan ify yang masih syok.
“yo, rio!!” panggil cewek yang tidak asing bagi ify
“dea? Elo….”
“gak usah ikut campur urusan orang!” dea mendorong bahu ify kasar lalu berlari mengejar rio.
“dea….rio…?”
Ify hampir jatuh kalau saja tidak ada ozy di belakangnya
“fy loe sakit? Tanya ozy.”
“eh? Ng..nggak. thanks zy”
Ozy mengangguk. Ify pun kembali ke kelas dengan banyak pertanyaan di otaknya.
**##**##**##
Rio menaiki anak tangga secara tergesa-gesa. Disinilah tempatnya untuk berkeluh kesah selain d atas atap rumah Alvin. Sebuah bangunan bertingkat dua. Bekas sebuah ruko yg hangus karena kebakaran. Lantai dua nya hampir tidak tertutupi karena pada masa renovasi, tiba-tiba dihentikan karena kekurangan biaya.
Tepat di depan ruko itu ada taman dengan air mancur besar di tengah sebagai pusat dari taman itu. Pohon disana sangat lebat, sehingga udara sangat sejuk.
“gue harus lepas sama masa lalu. Gue bisa move on dari loe De. Gue bener-bener akan musnahin semua kenangan gue tentang loe. Gue yakin, yang bisa ngelakuin itu Cuma dia.. Ya, Cuma dia” kata Rio agak tenang dengan air mata yg sudah menetes.
“awww..!!” rintih seseorang
Rio melongokkan kepalanya kebawah, tampak seorang gadis berambut panjang dan berkulit putih sedang memegangi lututnya yang berdarah. Rio pun langsung turun darisana dan menghampiri gadis itu.
“hei, loe gak apa apa?” tanya Rio
Gadis itu mendongak, menatap Rio dengan mata yg merah menahan tangis.
“sini gue obatin” Rio mengambil tissue dari tasnya. Lalu tak lama disusul dengan handsaplast yang selalu ia bawa kemana-mana.
“thanks ya” ujar gadis itu
“iya, sama-sama. Bisa jalan loe?”
Gadis itu mengangkat bahunya. Lalu mencoba berdiri. Tapi gagal, badannya oleng, untung saja berhasil di tangkap oleh Rio.
“gue anterin ya? Rumah loe dimana?”
“dua blok dari sini”
“okey, loe naik aja ke punggung gue.”
“hah?!” gadis itu mendelik. “gila aja! Ga ah,gue jalan aja”
“loe ga bisa jalan. Hmm, atau loe mint ague bopong?”
“hah?!” gadis itu terpekik makin keras. “gak gak! Yaudah, gue naik ya”
Gadis itu naik ke punggung Rio.
“nama loe siapa?” tanya rio sambil berjalan
“gue Shilla,”
“oh, gue Rio”
“loe… anak Sayga?” tanya Gadis yg tenryata bernama shilla itu sambil melihat badge di lengan Rio
“yaps, kenapa?”
“gak apa-apa sih” ujar shilla sambil tersenyum penuh arti. “eh, kok loe ga sekolah? bolos?” tnaya shilla lagi
“gak, gue meliburkan diri”
“sama aja itu mah”
“hehe, lagi stress guenya, disini pemandangannya bagus jadi kalo lagi stress gue kesini”
“oh ya? Maen maen aja ke rumah gue”
“kapan kapan deh, rumah loe yang mana?”
“yang itu” tunjuk shilla pada sebuah rumah minimalis berlantai 3.
“keyh”
“thanks ya yo, untung aaja ada loe tadi” ujar shilla setelah sampai di rumahnya
“no problem, gue balik duluan ya, see you” ujar Rio yang lalu melambaikan tangannya sambil menjauh pergi.
“anak sayga ya… hmmm” gumam shilla penuh arti
**##**##**##
Ify terus memandangi bangku Rio yg kosong. Sejenak,dia teringat pada kejadian tadi pagi.
“rio, loe dimana sih??” gumam ify.
“loe kenapa fy? Cie ngeliatn Alvin aja daritadi” goda sivia
Ify langsung menoleh, “hah? Gue? Liatin Alvin? Ha-ha” tawa ify garing
“gak usah punya fikiran yg nggak2 deh vi, loe gak buta kan? Loe pasti tau,siapa cewek yg ditaksir Alvin. Cuma loe yg ada dihati dia. Dan gue juga gak mungkin lah naksir Alvin” sangkal ify jengkel . pasalnya sejak tadi pagi, sivia selalu mengungkit masalah kemarin.
“hm” respon sivia . sivia kembali berkutat dengan ponselnya.
Ify yang makin lama makin gelisah pun pergi keluar kelas dengan menarik Alvin yg dudu di depannya. Sivia yg melihat adegan itu sedikit gerah juga, tapi ia purapura tak peduli.
“pak, saya mau permisi sebentar” ujar ify tanpa memerlukan jaawaban dari guru yg sedang mengajarnya tersebut
“apaan sih fy tarik tarik?” tanya Alvin sesampainya di aula.
“rio..! rio kemana?” tanya ify
“gue juga gak tau, daripagi gue gak ketemu dia. Gue bingung, dia juga berangkat pagi banget.”
“vin, gue mau tanya. Sebenernya….hubungan Rio sama Dea itu gimana sih? Mereka pacaran?”
Pertanyaan ify membuat Alvin sedikit tersentak. “fy, ada yg loe tau?”
“eeee…” ify sebenarnya enggan mengatakan, tapi Alvin adalah sahabat rio. Mungkin dia bisa membantu. Ify pun menceritakan kejadian tadi pagi yg ia alami.
“pantes aja! Bentar, gue telfon oma gue dulu”
“halo, oma? Rio pulang gak? Enggak ya? Gak ngabarin sesuatu gitu? Oh yaudah makasih oma”
Klik.
Alvin menggeleng. “berarti dia gak di rumah”
“terus dia kemana? Gue takut kalo…”
“jangan negative thingking dulu. Orang sejenus Rio mana mungkin buat hal2 aneh. Kita mending nunggu dia di rumah gue, kali aja dia nantipulang cepet”
Ify mengangguk. Ia lalu mengajak Alvin ke parkiran dan masuk ke dalam Porsche milik ify.
“eh, kalo kita pulang berarti kita ketinggalan pelajaran dong?” ujar Alvin
Ify berdecak. “sahabat loe ilang, loe masih aja mikir pelajaran? Hah?!” bentak ify
Alvin hanya nyengir sambil membentuk hurup V di jarinya
**##**##**##
“bagus! Cukstaw gue ditinggalin! Okey fine..” gumam sivia kesal saat istirahat.
“mendingan juga cabut deh..”
Tiba tiba sebuah sms masuk ke ponselnya. Nama yg tertera adalah chriss.
-via, lagi ngapain? Gue suntuk nih.-
Sivia pun tersenyum.
-cabut yuk ? gue jg lagi suntuk. Butuh udara seger!-
Tak lama kemudian chris membalas
-ok, gue tunggu di gerbang sekolah lo ya(:-
Sivia tersenyum, lalu segera membereskan tasnya dan melesat menuju gerbang.
Tiba tiba seseorang menghadangnya tepat 4 meter sebelum gerbang
“mau apa lagi loe?” sengit sivia “gak puas gangguin hidup gue?”
“gak dong, sampe loe mau balikan lagi sama gue”
“stop mimpi tentang itu. Sampe kapan pun gue ga bakal balik sama loe. Ngerti?”
Gabriel berdecak. “loe tuh…” tangannya menyentuh dagu sivia “.. gak usah jaim deh. sok sokan punya harga diri segala”
PLAK…!!!
Sebuah tamparan mendarat tepat di pipi Gabriel.
“Jaga omongan loe itu!!!” bentak sivia
“oww oww, gue ditampar.. sekarnag loe main kasar yah?”
“PERGI! TINGGALIN GUE SENDIRI!!” teriak sivia.
Semua anak yang ada di lapangan langsung memperhatikan kedua insane tersebut.
“oke princess, gue sekarang akan tinggalin loe tapi jangan harap lain kali gue bakal lepasin loe. Loe…. Cuma milik gue..” desis Gabriel tepat di telinga sivia.
“dasar cowo brengsek!!” umpat sivia
TIN TIN,..!!!
Tak lama kemudian,sebuah mobil fordd everest berhenti di depan sekolahnya. Jendela dibuka, dan menyembul lah(?) wajah chriss dari mobil.
Sivia buru buru menghampiri chriss dan melupakan kejadian barusan
“hei, sori lama ya” ujar chriss
“gapapa kok, yuk cabut” kata sivia sambil naik ke atas mobil.
Dari jauh, Gabriel menyunggingkan senyum kemenangan. “tunggu tanggal mainnya, princess” piiciknya.
**##**##**##
Rio kembali ke rumah dengan wajah kusut dan peluh yg membanjiri wajahnya. Seragamnya basah, seperti atlet lari marathon.
“Yo! Loe kemana aja?” cemas Alvin setelah melihat Rio masuk ke pekarangan rumahny.
“gue disini-sini aja. Kenapa?”
PLAK..!!
“gue udah bilang berapa kali sih yo sama loe? Kenapa loe masih berhubungan saa cewe sialan itu?! Loe udah berkali kali di sakitin sama dia,kenapa loe masih aja hubungan sama dia, Riooo..!!!” emosi Alvin.
Ify yg menyaksikan kejadian itu dari jauh hanya mampu membungkam mulutnya.
“gue udah gak berhubungan sama dia kok” jawab Rio santai tapi nafasnya terengah engah.
“gue…gak akan maafin elo… kalo gue sampe tau, loe berhubungan lagi sama dia..” ujar Alvin menekankan.
“oke” mata Rio tak sengaja bertatapan dengan ify yg berada di depan rumah Alvin. “sama ify loe? Kalian bolos?”
“Iya! Demi loe! Salah siapa loe ilang tanpa jejak kaya gitu, hah?!”
“sory. Loe ga cerita apa-apa ke ify?”
“ga”
“oke bagus lah kalo gitu,” rio menepuk bahu Alvin, lalu melambaikan tangan pada ify tanpa tersenyum dan masuk ke dalam rumahnya dengan santai.
**##**##**##
Tidak ada komentar:
Posting Komentar