Ify masuk ke dalam rumahnya tanpa bersuara. Dentuman keras dari gendang earphonenya membuatnya terlalu asyik dan terlarut dalam beat musik yg ia dengarkan.
"fy.". panggil mamanya dari ruangtamu, tapi ify tak dengar. Ify terus saja melangkah kea rah dapur, mengambil minuman. Lalu tak lama kemudian, ia di kejutkan oleh muka kusut mamanya yang tiba-tiba sudah ada di depannya.
"astajim, mama!!" pekik ify sambil memegangi dadanya.
Mamanya terkekeh, "kamu kenapa? Kaya liat setan aja"
"abis mama sih" gerutu ify
Mamanya tertawa.
"loh, mama??" ify membelalak. "kapan mama sampe di Jakarta? Kok ify ga tau? Udah lama?" tanya ify sambil memeluk mamanya
"baru aja sayang siang tadi. Tapi kamunya ga pulang-pulang. Kamu darimana aja?"
"ify abis mmmm abisss.."
"iya deh ,anaknya mama udah gede. Pasti udah punya pacar, iya kan? Tuh, ada jerawat di pipi, pasti sering mikirin pacarnya ya?"
"Hahhh??! Jerawat?" ify langsung ngibrit kedepan kaca. masa iya ada jerawat sih? gerutunya
"HAAAA??!! Mampus! Beneran ada jerawat! Duh" ify memperhatikan wajahnya baik baik.
"hayo, siapa pacar amu? Kok ga di kenalin ke mama sih"
"mamaaaaa.. ify ga punya pacar!" sangkal ify kesal.
"masih ga mau jujur ke mama nih? Yaudah deh"
"ahhh tau ah. Eh, mama balik ke kanada lagi ya?"
"iya, terus masih ada urusan lagi. Yaaa, tau sendiri lah mama kaya gimana"
"huft" ify cemberut. kenapa "Cuma bentar sih ma? Kenapayaaaa, mungkin paling gak 3 hari kek, 4 hari kek ato seminggu. Ini? sehari aja ga nyampe"
"ya gimana lagi fy, mama kan cari kerja buat ngehidupin kalian berdua. Belum lagi supir sama pembantu. Kalo mama ga kerja , siapa yg mau biayain sekolah kalian? Terus bayar gaji pembantu, supir? Terus kebutuhan kalian?"
"tau deh, fikir aja sendiri" jutek ify yang lalu berlari ke lantai atas.
**##**##**##
"kluyuran ke mana sih si ify itu?" gerutu sivia sambil bermain ponselnya.
Tak lama kemudian, ponselnya bergetar.
"jangan bilang ini si ify minta jemput" tapi setelah sivia membuka sms masuk, ternyata adalah nomor tak di kenal
-Hai Vi, ini gue Cris :D-
Senyum sivia langsung mengembang.
-Iya gue save ya (:-
Tak lama kemudian, ponsel sivia bergetar lagi. Telfon masuk dari cris
"hahalo?" gugup sivia
"sory ya baru sempet ngabarin, tadi masih ada acara gitu deh" jawab cris
"he eh, gapapa kok"
"lagi apa vi?"
"lagi apa ya? Paling juga nafas, gerak, ngomong"
"haha, lucu loe"
"gue bukan pelawak ah,"
"siapa juga yang bilang loe pelawak?"
"siapa aja boleh"
"ga jelas loe"
"cuek ajaaa"
"udah udah, hehe, loe tau ga gue lagi ngapain?"
"mmmm, telfon gue, nafas, ngomong, gerak yak an?"
"iya bener sih, tapi bukan itu "
"terus??"
"gue lagi kefikiran loe nih"
Sivia langsung blushing. "apaan sih loe"
"eh beneran ya, gue lagi kefikiran loe. Ga tau kenapa, rasanya tuh.."
Cris terdiam sejenak.
"rasanya apa?"
"mmm,, kaya kangen gitu deeh"
Sivia tertawa
"loh, kenapa ketawa?"
gombal loe
"gue ga gombal via, beneran deh"
"Via!! Mama pulang ya?" teriak ify sambil menutup pintu kamar sivia.
"aduh nih anak, eee cris lanjut ntar aja ya, ada ify nih"
"yah, gapapa kok"
"ga ah, yaudah gue tutu ya bye"
Sivia langsung menaruh ponselnya. "iya, kemana aja loe? Kenapa baru balik?"
"eee itu mm gue abis ketemu sama itu si Zahra, tanya2 soal fotografi"
"sejak kapan loe suka fotografi"
"sejak....sejak gue bisa foto. Udah ah, loe udah ketemu mama?"
"uddah"
"nyebelin abis"
"banget"
"padahal minggu depan ulangtahun kita lho"
"iya, apa mama inget ya?"
Ify mengangkat bahu "iqbal aja mama ga inget, apa lagi kita?"
"udah ah males banget bahas mama," sungut sivia
"eh iya, loe tadi telfonan ya? Sama siapa hayo?" goda ify
"apaan? Ga kok. Sama temen"
"temen? Temen siapa? Emang loe punya temen?" Ify terkekeh
Sivia mendelik
"pasti gebetan baru" tebak ify
"sok tau"
"loe tuh ga bakalan bisa ngebohongin kembaran loe sendiri tau ga". ify membanting tubuhnya di kasur, sebelah sivia. "berubah dong vi, masa loe terus terusan maini perasaan cowo"
"gue ga pernah permainin cowo kok, mereka tuh yang mainin gue"
Ify berdecak, "terserah apa kata loe. Gue Cuma ga mau ,loe kena karma. Yang lebih berat" tutur ify
"iya iya Alyssa sayga saufika" jawab sivia malas
Tak lama kemudian, ponsel ify berdering. Tapi ify sudah tertidur nyenyak sambil mendengarkan musik.
"fy, sms tuh" sivia menoleh ke belakang. "dih tu anak udah tidur aja"
Sivia pun memutuskan untuk mematikan ponsel ify. Tapi nama alvin yg menari-nari pada gambar pesan membuat sivia penasaran.
-fy, maafin oma gue ya. Oma emang kaya gitu. Jangan bosen2 maen ke rumah gue, keyh-
Sivia melongo. 'Jadi ify ke rumah alvin tadi?' Batinnya. Entah mengapa ada rasa yg mengganjal dihatinya saat membaca sms itu.
**##**##**##
"Yo," panggil alvin dari bawah.
Rio melongokkan kepalanya kebawah. "Apa?"
"Gue ke atas ya?"
Rio mengangguk.
Alvin memanjat tangga dan menghampiri Rio yg duduk di atap rumah alvin.
"Tumben lo kesini? Ada apaan?"
Rio menggeleng. "Gak ada apa-apa" juteknya
Alvin mencium gelagat aneh dari Rio. "Jujur aja deh sama gue. Lo kenapa? Kok..."
"Gue gak apa-apa vin!" Bentaknya
"Terakhir kali lo kaya gini, waktu lo disakitin sama Dea" alvin menyimpulkan. "Apa sekrang gara-gara dea juga?"
"Tau apa sih lo, vin? Gue tau,lo sahabt trbaik gue. Tapi ga semua hal hrus gue ceritain ke lo kan?"
"Ify ya?" Alvin terus memancing Rio
"Vin! Udah deh, ga usah ikut campur"
"Lo cemburu gara-gara tadi?" Alvin tak memperdulikan ucapan rio
"Lo bisa diem gak sih?!!!" Emosi Rio
"Woles aja yo, gue sama ify gak ada apa-apa. Lo tau kan, gue cintamati sama princess sivia? Gue tadi minta bantuan sama ify buat ba...."
Rio berdecak, "au deh" Rio pun meninggalkan Alvin di atap.
"Yo.. Rio..." Panggil alvin
Rio tak mengacuhkan Alvin & berlari masuk kedalam rumahnya. Ia masuk kedalam kamar. Perasaannya aneh. Jantungnya berdegub tak sewajarnya. Ada rasa lega disana. Entah kenapa, badan Rio kembali panas dingin
"Gue pengen belajar kaya dulu lagi, tapi..dengan keadaan gue yang kaya gini,apa gue bisa? Siapapun,pliss bantuin gue.." Lirih Rio sambil memeluk lututnya.
**##**##**##
Ify memandangi langit yg bertaburan bintang.
"Langit malem ini indah banget deh" gumamnya
"Lo ngapain di balkon malem-malem gini?" Tanya sivia
"Cuma pengen liat bintang"
"Fy, lo jujur deh sama gue. Loo tadi sama alvin,kan?"
Ify langsung menoleh menatap sivia dan membulatkan matanya. "E..enggak kok. Kata siapa lo?"
"Tadi alvin sms lo,"
"Alvin?"
Sivia mengangguk.
"Beneran deh! Gue ga ada apa-apa sama alvin kok vi" sergah ify
"Mau ada apa-apa juga gapapa kali, dia kan bukan siapa-siapa gue"
"Tapi bukannya..."
"Udah deh! Yg gue bilang semalem itu khilaf kok"
"Vi..?"
"Hm?"
"Lo beneran boong soal semalem?"
Sivia mengangguk. "Lo kira beneran? Gila aja!"
"Tapi.."
"Apa? Udah ah, ayo turun kebawah. Mama udah mau berangkat"
Ify mengangguk pasrah. Tapi hatinya mengatakan, ada yg aneh dngn sivia setelah semalam membicarakan alvin
*flashback*
"Kalo diliat liat, alvin cakep juga ya" ujar sivia
"Baru sadar?"
"Iya! Hmm, kalo dia sampe bisa buat gue jatuh cinta, gue bakal teriakin nama dia lewat microfone sekolah,terus gue bakal teriak 'i love u alvin', hihi"
Ify terkekeh ,namun sejurus kemudian dia serius. "Lo serius sama ucapan lo?"
"Hahahahha tau deh. Aduh,kenapa gue bisa ngomong kaya gitu ya"
*flashbackoff*
****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar