Rio
dan shilla melesat menuju KFC yang tak jauh dari rumah shilla. shilla
mengangguk-angguk. “gue tau deh maksud loe ngajak gue ke kuburan mereka”
“apa
coba?”
“biar
loe gak dikira orang gila ngomong sendiri. iya kan?” shilla menjitak kepala
sepupunya itu
Rio
terkekeh. “ternyata loe pinter juga”
“aish,
awas aja loe kak”
“yang
penting gue udah beliin loe twisty n moccafloat kesukaan loe kan? Gak usah
banyak cingcong deh shill”
“hehe,
iya deh kak. Thanks” shilla memakan twistynya dengan lahap. “btw kenapa loe
minta izin gitu ke kak dea sama kak vero? Loe mau move on? Minta persetujuan
mereka gitu?” goda shilla.
“loe
apaan deh shill. Move on move on. Mending urusin tuh hati loe yang sepi nggak
pernah ada yang ngunjungin. Pada nggak mau kali ya sama loe” rio terbahak-bahak
“anjir
loe dalem banget omongannya -_- gue sih
gak butuh pacaran ya. Lagi pula, yang antre jadi cwook gue banyak banget. Cuma
gue aja yang masih males milihnya. Gue gak minat pacaran” shilla memeletkan
lidahnya
“gak
usah ngeles deh shil. Bilang aja loe nggak laku. Gausah ditutup-tutupin gitu”
“sialan
loe” shilla menghabiskan makanannya dan beralih pada moccafloatnya. “siapa ya
yang berhasil mengambil hati Mario haling? Hmmm” shilla bergumam
“apaan
sih loe shil”
“apa
yaaa hmmm”
“loe kalo
gatau gausah sok tau shill”
“gue
ga soktau. Gue pernah ngerasain jatuh cinta ya, walopun gue gapernah pacaran.
Dan loe tau, tanda-tanda loe itu kaya orang y ang lagi berusaha move on dari
mantannya tau gk” shilla terkikik
“apabanget
bahasa loe. Loe jatuh cinta? Emang bisa? Wakakak sama siapa? Gue gapernah loe
ceritain nih” rio berusaha mengalihkab topic.
“itu
rahasia gue sama tuhan kak. Loe gaperlu tau. Yang ada, gue loe cengin
abis-abisan. Ogah gue”
“ayolah
shill. Loe jahat banget sih sama sepupu loe sendiri”
“bodo
ah”
“cluenya
aja deh gausah namanya”
“dia
sekelas sama gue kak. Dia murid pindahan. Udah itu aja cluenya nggak usah
banyak-banyak”
“idih
pelit amat. Awas aja kalo loe minta tolong ke gue. Gabakal gue bantuin”
“yaudah
sih, lagian gue juga gaperlu bantuan loe” shilla melet lagi
“dasar
kesemek!” umpat rio.
“apasih
peseeeek”
“udah
udah jangan ngomongin soal idung” rio akhirnya mengibarkan bendera putih.
Shilla tertawa puas
-___--_-__-__-_-__-__-_-_-_-___-
Sivia
yang sebenarnya sudah berada dikamarnya, hendak tidur pun hanya bisa
gelisah. Kekanan, kekiri, telungkup dll.
Tapi matanya tak bisa terpejam. Padahal, sedari sore saat mencari rio dia
merasa ngantuk. Entah kenapa, kalimat Alvin yang singkat itu sukses membuat
dirinya tak karuan seperti ini. Alvin membuatnya cemburu!!
“vi
loe yg bner aja masa loe cemburu sama Alvin plis deh via, dia kan bukan type
cowok loe banget. Dia juga gak selevel sama loe kenapa loe jadi gini sih
asdfghjkl;” sivia uring-uringan sendiri di kamarnya.
“Jangan
diangkat” calling…
Sivia
melirik ke iphonenya. Alvin menelfon. “gue angkat gak ya?” bingung sivia.
Akhirnya
sivia mengangkatnya setelah Alvin 3 kali menelfon.
“dari
mana aja sih? Lama banget angkat telfonnya” gerutu Alvin disebrang sana
“terus
masalah buat loe?” sinis sivia
“ya
masalah lah via. Gue itu kangen banget sama loe.”
“lebay.
Baru tadi ketemu”
“biarin.
Gue ga ngeliat loe semenit tuh kaya sejam. Dan itung aja kalo gue ga liat loe
sejam kaya berapa tahun”
Sivia
merengut. “dasar playboy. Loe kasih ke siapa aja tuh rayuan kamseupay loe itu?”
“hah?
Maksud loe vi?” tanya Alvin bingung
“fikir
aja sendiri”
“via,
loe kenapa? Gue ada salah yah sama loe?”
“menurut
loe?”
“gue
gak tau. Makanya gue tanya”
“oh”
“via,
jangan gini dong”
“jangan
gini? Terus gimana? Gitu?”
“yah
maksud gue loe jangan jutek ke gue. Gue tersiksa tau nggak”
“tersiksa?”
sivia tertawa sinis. “stock cewek loe kan banyak vin. Kenapa harus tersiksa?”
“VIA!
Loe ngomongin apaan sih ga ngerti gue”
“apa
aja boleh”
Alvin
di ujung sana sudah mulai emosi. Ia berdecak. “terserah loe deh via”
“emang
terserah gue.”
Tuuut…tuuut,..tuuut…
Alvin
mematikan telfon mereka.
“loh
kok dimatiin?” tanya sivia pada dirinya sendiri. “dasar cowok aneh. Berhasil
banget loe bikin gue cemburu asdfghjkl” sivia membanting iphonenya diatas kasur
dan ia menutupi seluruh badannya dengan selimut.
Sementar
Alvin…
“tuh
anak kenapa sih? Heran deh gue” Alvin mencoba berfikir. “emang gue ngapain dia
sih? Perasaan gue ga ngapa-ngapain.”
“kok
via ga nelfon gue balik ya?” nanar Alvin menatap layar ponselnya. “ah kenapa
gue matiin coba tadi.asdfghjk” Alvin memilih untuk langsung kerumah sivia.
Karena besok libur, ia merasa harus menyelesaikan masalahnya dengan sivia mala
mini juga
-_--_--___--___--_-__-__-
‘tadi
siapa ya? Pacarnya rio? Masa sih?’ ify duduk di pinggir kolam renang samping
rumahnya. Ia masih memikirkan kejadian tadi yang sedikit membuatnya…nyesek.
‘pantes
aja dia nyuruh gue buat jaga jarak sama dia. pantes aja dia marah, gue kan
bukan siapa-siapanya. Seenak gue sendiri udah narik tangan dia, udah jatuh ke
tubuh dia. gue kan emang dari awal gak diharapin masuk kekehidupannya dia’
renung ify
‘gue
kurang apaan sih? Apa gue kurang cantik? Perasaan gue udah cantik, banget
malah. Apa gue gak selevel sama dia? gamungkin. Gue bahkan lebih kaya daripada
dia.’
Ify
geleng-geleng kepala. ‘kenapa gue bandingin gue sama cewek itu sih? Arrggghhhh
bisa gila gue lama-lama’
Jreng…
jreng…
“suara
apaan tuh?” ify celingukan mencari asal suaara gitar tersebut.
You'll never enjoy
your life,
Living inside the box
You're so afraid of taking chances,
How you gonna reach the top?
Living inside the box
You're so afraid of taking chances,
How you gonna reach the top?
sivia tiba-tiba mendengar suara Alvin. ‘ah, mungkin ini
halusinasi gue aja’ fikirnya. Namun semakin lama, suara itu semakin nyata.
Sivia yang penasaran dari mana asal suara Alvin, melongok dari balkon kamarnya.
Dan ia melihat Alvin membawa gitar di bawah kamarnya.
Rules and regulations,
Force you to play it safe
Get rid of all the hesitation,
It's time for you to seize the daaay
“Alvin?” lirih sivia pelan.
Instead of just sitting around
And looking down on tomorrow
You gotta let your feet off the ground,
The time is now
Ify mengintip dibalik gorden ruang tamu. Benar saja. Itu
Alvin sedang membawa gitar. Sepertinya untuk sivia. Betapa beruntungnya sivia,
memiliki Alvin yang sangat romantis. Berbeda 360 derajat dengan ify. Dari dulu
ia selalu tak punya siapa-siapa.
I'm waiting, waiting, just waiting,
I'm waiting, waiting outside the lines
Waiting outside the lines
Waiting outside the lines
Try to have no regrets
Even if it's just tonight
How you gonnna walk ahead
If you keep living blind
Sivia turun perlahan sambil terus melihat Alvin dari balik
kaca besar di sebelah tangga. Alvin masih bernyanyi. Keadaan rumah yang sunyi membuat
suara Alvin sangat nyaring dan terdengar hingga penjuru rumah, walaupun rumah
sivia sangat besar. Ia pun tiba tak jauh dari Alvin.
Stuck in the same position,
You deserve so much more
There's a whole world around us,
Just waiting to be explored
Instead of just sitting around
And looking down on tomorrow
You gotta let your feet off the ground,
The time is now, just let it go
The world will force you to smile
I'm here to help you notice the rainbow
Cause I know,
What's in you is out there
‘gue harap loe dengerin lagu ini, via’ batin Alvin. Walaupun
ia tak tau apa salahnya, ia tetap merasa sangat bersalah pada sivia karena
membuat sivia jadi jutek padanya. ‘itu sivia! Sivia liat gue!’ girangnya dalam
hati. Ia terus mengamati sivia sambil terus bernyanyi dan memetik gitarnya.
I'm waiting, waiting, just waiting,
I'm waiting, waiting outside the lines
Waiting outside the lines
Waiting outside the lines
I'm trying to be patient (I'm trying to be patient)
The first step is the hardest (the hardest)
I know you can make it,
Go ahead and take it
I'm Waiting, waiting, just waiting I'm waiting
I'm waiting, waiting, just waiting
I'm waiting, waiting outside the lines
Waiting outside the lines
Waiting outside the lines
You'll never enjoy your life
Living inside the box
You're so afraid of taking chances,
How you gonna reach the top?
“vin, loe ngapain disini?” tanya sivia polos.
Alvin yang baru saja menyelesaikan lagunya langsung berlari
kea rah sivia. “gue nyanyi, buat loe” cengirnya
“sory. Ngamen gratis” sinis sivia lalu berbalik dan berjalan
kembali. Namun belum jauh, Alvin menarik tangan sivia. Entah sejak kapan gitar
itu telah lepas dari cengkraman Alvin. Alvin memeluk sivia.
“gue sayang loe via” bisiknya lembut.
Deg..deg..deg..
Jantung sivia berdetak tak berirama. Semakin kencang dan
keras.
“gak ada cewek lain selain loe vi. Gue berani sumpah” Alvin makin mendekap sivia erat.
“via, would you be my first and my last girl in my life?”
Deg,,deg,.deg..
“a..aa.alvin…” kaget sivia. Sekarang ia speechless bingung
menjawab apa.
Alvin menatapnya dalam-dalam. Seakan terhipnotis oleh
pandangan Alvin, sivia pun menganggukkan kepalanya.
“loe…beneran nerima gue via?”
Sivia kembali mengangguk.
Punya keberanian darimana, Alvin mendekatkan wajahnya kea
rah sivia. Nafas Alvin yang memburu karena senang semakin dekat dekat dekat
dan…
CHU ~
Alvin menautkan bibirnya pada bibir sivia. Sivia yang
sedikit kaget, namun ia membalasya (?)
“Wanjer gue liaat apaan nih ah parah tuh anak dua gue ke
kamar lagi aja deh” sungut ify sambil geleng-geleng kepala melihat ulah
kembarannya dan ‘pacar baru’ kembarannya itu.
Bibir itu hanya bertaut sebentar, lalu Alvin kembali menarik
sivia dalam pelukannya. “gue sayang loe vi. Gue cinta loe. Sampe kapanpun, Cuma
loe yang bakal ada didalam hidup gue”
Sivia hanya diam dalam pelukan Alvin. Mencium aroma parfum
Alvin dalam dekapan Alvin. Sivia benar-benar tak akan melupakan mala mini.
Akhirnya, dia bisa bertaruh dengan gengsi dan ketidak pastian dari dirinya
sendiri.
-_-__-__-___--__-_-_-_-_-
“bantuin gue lah kak ya ya ya please?” rengek shilla di
sepanjang jalan
“tadi siapa yang bilang gak butuh bantuan gue?” cibir rio
Shilla terkekeh “kan Cuma bercanda. Ayo dong please
pleaseeeeee”
“iyadeh iya gue bakal bantuin loe” sungut rio kesal
“asikkk loe kakak terbaik gue deh” puji shilla sambil
mencubit pinggang rio
Seketika rio langsung oleng dari motornya “Heh kesemek!
Jangan gini dong. Loe jatuh dari motor, gue gatanggng jawab~!”
“peace kak” shilla terkekekh lagi
“loe janjian ketemuan dimana sih?”
“emm, di J.Co galaxy mall. Deket sama rumah loe kan kak?
Ntar gue nginep rumah loe aja deh”
“yah yah yah terserah loe deh. jadi kita langsung kesana aja
nih?”
“yoa kak”
Rio memacu motornya. Jam menunjukkan pukul 8, tapi kawasan
Surabaya sudah sepi. Entah mengapa, hari ini tak banyak kendaraan yang
berkeliaran dijalanan.
Sesampainya mereka di galaxy mall..
“yang mana sih yang loe suka?”
“itu kak” tunjuk sivia pada sosok cowok berbaju polo abu-abu
duduk membelakangi mereka.
“gue penasaran. Gue liat dia ya ya ya?” bujuk rio
“dih ogah males ntar loe malu-maluin gue lagi yang ada?”
shilla langsung neloyor menghampiri pujaan hatinya.
“dasar kesemeeek!: umpat rio. Rio pun memesan iced
moccachino saja dan duduk tak jauh dari shilla dan cowok misteriusnya itu.
“maaf ya gue lama”
“iya, gapapa”
‘kayanya gue kenal suara dia nih’ batin rio/ ‘familier
banget. Tapi siapa ya?’
“loe kesini sama siapa shill?”
“gue? Emm sama sepupu gue iel. Emang kenapa?”
“oh, gapapa. Ajak aja kesini, ajak gabung sama kita. Gue kan
ga enak masa nyuruh loe kesini, tapi sepupu loe, loe telantarin”
Shilla meringis. “oke deh” ia lalu menghampiri rio.
“heh kak, ayo gabung sama gue. Dia sendiri loh yang minta.
Kali aja dia minta persetujuan dari loe hahaha”
“pede banget idup loe” cibir rio. Rio pun berjalan mengikuti shilla.
“ini kakak sepupu gue. Yo kenalin dia Gabriel. Gabriel,
kenalin dia rio..”
Gabriel dan rio saling pandang……….
“ELOOO??!!!” pekik mereka bersamaan.
“kenapa loe bisa……” ucap rio tak menyangka
Gabriel yang tengsin, mukanya memerah dan menunduk malu.
“loe berdua saling kenal?”
“iya, dia adek kelas gue dulu sebelum gue pindah”
“pantes aja” shilla manggut-manggut.
“kaayanya kita jodoh banget ya iel hari ini, bisa ketemu di
2 tempat berbeda selama sehari” ujar rio sambil nyengir dan duduk disebelah
shilla
“ngarep banget sih loe jodoh sama gue? Sorry gue masih doyan
cewek bro” Gabriel terkekeh, disambut manyunan dari rio.
Mereka pun berbincang hingga larut disana…
-__-__--__-___-___-__-_-____-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar