Rabu, 15 Agustus 2012

Kiss Me Again (Part 14)

Rio dan shilla melesat menuju KFC yang tak jauh dari rumah shilla. shilla mengangguk-angguk. “gue tau deh maksud loe ngajak gue ke kuburan mereka”

“apa coba?”

“biar loe gak dikira orang gila ngomong sendiri. iya kan?” shilla menjitak kepala sepupunya itu
Rio terkekeh. “ternyata loe pinter juga”

“aish, awas aja loe kak”

“yang penting gue udah beliin loe twisty n moccafloat kesukaan loe kan? Gak usah banyak cingcong deh shill”

“hehe, iya deh kak. Thanks” shilla memakan twistynya dengan lahap. “btw kenapa loe minta izin gitu ke kak dea sama kak vero? Loe mau move on? Minta persetujuan mereka gitu?” goda shilla.

“loe apaan deh shill. Move on move on. Mending urusin tuh hati loe yang sepi nggak pernah ada yang ngunjungin. Pada nggak mau kali ya sama loe” rio terbahak-bahak

“anjir loe dalem  banget omongannya -_- gue sih gak butuh pacaran ya. Lagi pula, yang antre jadi cwook gue banyak banget. Cuma gue aja yang masih males milihnya. Gue gak minat pacaran” shilla memeletkan lidahnya

“gak usah ngeles deh shil. Bilang aja loe nggak laku. Gausah ditutup-tutupin gitu”

“sialan loe” shilla menghabiskan makanannya dan beralih pada moccafloatnya. “siapa ya yang berhasil mengambil hati Mario haling? Hmmm” shilla bergumam

“apaan sih loe shil”

“apa yaaa hmmm”

“loe kalo gatau gausah sok tau shill”

“gue ga soktau. Gue pernah ngerasain jatuh cinta ya, walopun gue gapernah pacaran. Dan loe tau, tanda-tanda loe itu kaya orang y ang lagi berusaha move on dari mantannya tau gk” shilla terkikik

“apabanget bahasa loe. Loe jatuh cinta? Emang bisa? Wakakak sama siapa? Gue gapernah loe ceritain nih” rio berusaha mengalihkab topic.

“itu rahasia gue sama tuhan kak. Loe gaperlu tau. Yang ada, gue loe cengin abis-abisan. Ogah gue”

“ayolah shill. Loe jahat banget sih sama sepupu loe sendiri”

“bodo ah”

“cluenya aja deh gausah namanya”

“dia sekelas sama gue kak. Dia murid pindahan. Udah itu aja cluenya nggak usah banyak-banyak”

“idih pelit amat. Awas aja kalo loe minta tolong ke gue. Gabakal gue bantuin”

“yaudah sih, lagian gue juga gaperlu bantuan loe” shilla melet lagi

“dasar kesemek!” umpat rio.

“apasih peseeeek”

“udah udah jangan ngomongin soal idung” rio akhirnya mengibarkan bendera putih. Shilla tertawa puas


-___--_-__-__-_-__-__-_-_-_-___-


Sivia yang sebenarnya sudah berada dikamarnya, hendak tidur pun hanya bisa gelisah.  Kekanan, kekiri, telungkup dll. Tapi matanya tak bisa terpejam. Padahal, sedari sore saat mencari rio dia merasa ngantuk. Entah kenapa, kalimat Alvin yang singkat itu sukses membuat dirinya tak karuan seperti ini. Alvin membuatnya cemburu!!

“vi loe yg bner aja masa loe cemburu sama Alvin plis deh via, dia kan bukan type cowok loe banget. Dia juga gak selevel sama loe kenapa loe jadi gini sih asdfghjkl;” sivia uring-uringan sendiri di kamarnya.

“Jangan diangkat” calling…

Sivia melirik ke iphonenya. Alvin menelfon. “gue angkat gak ya?” bingung sivia.

Akhirnya sivia mengangkatnya setelah Alvin 3 kali menelfon.

“dari mana aja sih? Lama banget angkat telfonnya” gerutu Alvin disebrang sana

“terus masalah buat loe?” sinis sivia

“ya masalah lah via. Gue itu kangen banget sama loe.”

“lebay. Baru tadi ketemu”

“biarin. Gue ga ngeliat loe semenit tuh kaya sejam. Dan itung aja kalo gue ga liat loe sejam kaya berapa tahun”

Sivia merengut. “dasar playboy. Loe kasih ke siapa aja tuh rayuan kamseupay loe itu?”

“hah? Maksud loe vi?” tanya Alvin bingung

“fikir aja sendiri”

“via, loe kenapa? Gue ada salah yah sama loe?”

“menurut loe?”

“gue gak tau. Makanya gue tanya”

“oh”

“via, jangan gini dong”

“jangan gini? Terus gimana? Gitu?”

“yah maksud gue loe jangan jutek ke gue. Gue tersiksa tau nggak”

“tersiksa?” sivia tertawa sinis. “stock cewek loe kan banyak vin. Kenapa harus tersiksa?”

“VIA! Loe ngomongin apaan sih ga ngerti gue”

“apa aja boleh”

Alvin di ujung sana sudah mulai emosi. Ia berdecak. “terserah loe deh via”

“emang terserah gue.”

Tuuut…tuuut,..tuuut…

Alvin mematikan telfon mereka.

“loh kok dimatiin?” tanya sivia pada dirinya sendiri. “dasar cowok aneh. Berhasil banget loe bikin gue cemburu asdfghjkl” sivia membanting iphonenya diatas kasur dan ia menutupi seluruh badannya dengan selimut.

Sementar Alvin…

“tuh anak kenapa sih? Heran deh gue” Alvin mencoba berfikir. “emang gue ngapain dia sih? Perasaan gue ga ngapa-ngapain.”

“kok via ga nelfon gue balik ya?” nanar Alvin menatap layar ponselnya. “ah kenapa gue matiin coba tadi.asdfghjk” Alvin memilih untuk langsung kerumah sivia. Karena besok libur, ia merasa harus menyelesaikan masalahnya dengan sivia mala mini juga


-_--_--___--___--_-__-__-


‘tadi siapa ya? Pacarnya rio? Masa sih?’ ify duduk di pinggir kolam renang samping rumahnya. Ia masih memikirkan kejadian tadi yang sedikit membuatnya…nyesek.

‘pantes aja dia nyuruh gue buat jaga jarak sama dia. pantes aja dia marah, gue kan bukan siapa-siapanya. Seenak gue sendiri udah narik tangan dia, udah jatuh ke tubuh dia. gue kan emang dari awal gak diharapin masuk kekehidupannya dia’ renung ify

‘gue kurang apaan sih? Apa gue kurang cantik? Perasaan gue udah cantik, banget malah. Apa gue gak selevel sama dia? gamungkin. Gue bahkan lebih kaya daripada dia.’

Ify geleng-geleng kepala. ‘kenapa gue bandingin gue sama cewek itu sih? Arrggghhhh bisa gila gue lama-lama’

Jreng… jreng…

“suara apaan tuh?” ify celingukan mencari asal suaara gitar tersebut.

You'll never enjoy your life,
Living inside the box
You're so afraid of taking chances,
How you gonna reach the top?

sivia tiba-tiba mendengar suara Alvin. ‘ah, mungkin ini halusinasi gue aja’ fikirnya. Namun semakin lama, suara itu semakin nyata. Sivia yang penasaran dari mana asal suara Alvin, melongok dari balkon kamarnya. Dan ia melihat Alvin membawa gitar di bawah kamarnya.

Rules and regulations,
Force you to play it safe
Get rid of all the hesitation,
It's time for you to seize the daaay

“Alvin?” lirih sivia pelan.

Instead of just sitting around
And looking down on tomorrow
You gotta let your feet off the ground,
The time is now

Ify mengintip dibalik gorden ruang tamu. Benar saja. Itu Alvin sedang membawa gitar. Sepertinya untuk sivia. Betapa beruntungnya sivia, memiliki Alvin yang sangat romantis. Berbeda 360 derajat dengan ify. Dari dulu ia selalu tak punya siapa-siapa.


I'm waiting, waiting, just waiting,
I'm waiting, waiting outside the lines
Waiting outside the lines
Waiting outside the lines

Try to have no regrets
Even if it's just tonight
How you gonnna walk ahead
If you keep living blind

Sivia turun perlahan sambil terus melihat Alvin dari balik kaca besar di sebelah tangga. Alvin masih bernyanyi. Keadaan rumah yang sunyi membuat suara Alvin sangat nyaring dan terdengar hingga penjuru rumah, walaupun rumah sivia sangat besar. Ia pun tiba tak jauh dari Alvin.

Stuck in the same position,
You deserve so much more
There's a whole world around us,
Just waiting to be explored

Instead of just sitting around
And looking down on tomorrow
You gotta let your feet off the ground,
The time is now, just let it go

The world will force you to smile
I'm here to help you notice the rainbow
Cause I know,
What's in you is out there

‘gue harap loe dengerin lagu ini, via’ batin Alvin. Walaupun ia tak tau apa salahnya, ia tetap merasa sangat bersalah pada sivia karena membuat sivia jadi jutek padanya. ‘itu sivia! Sivia liat gue!’ girangnya dalam hati. Ia terus mengamati sivia sambil terus bernyanyi dan memetik gitarnya.

I'm waiting, waiting, just waiting,
I'm waiting, waiting outside the lines
Waiting outside the lines
Waiting outside the lines

I'm trying to be patient (I'm trying to be patient)
The first step is the hardest (the hardest)
I know you can make it,
Go ahead and take it

I'm Waiting, waiting, just waiting I'm waiting
I'm waiting, waiting, just waiting
I'm waiting, waiting outside the lines
Waiting outside the lines
Waiting outside the lines

You'll never enjoy your life
Living inside the box
You're so afraid of taking chances,
How you gonna reach the top?


“vin, loe ngapain disini?” tanya sivia polos.

Alvin yang baru saja menyelesaikan lagunya langsung berlari kea rah sivia. “gue nyanyi, buat loe” cengirnya

“sory. Ngamen gratis” sinis sivia lalu berbalik dan berjalan kembali. Namun belum jauh, Alvin menarik tangan sivia. Entah sejak kapan gitar itu telah lepas dari cengkraman Alvin. Alvin memeluk sivia.

“gue sayang loe via” bisiknya lembut.

Deg..deg..deg..

Jantung sivia berdetak tak berirama. Semakin kencang dan keras.

“gak ada cewek lain selain loe vi. Gue berani sumpah”  Alvin makin mendekap sivia erat.

“via, would you be my first and my last girl in my life?”

Deg,,deg,.deg..

“a..aa.alvin…” kaget sivia. Sekarang ia speechless bingung menjawab apa.

Alvin menatapnya dalam-dalam. Seakan terhipnotis oleh pandangan Alvin, sivia pun menganggukkan kepalanya.

“loe…beneran nerima gue via?”

Sivia kembali mengangguk.

Punya keberanian darimana, Alvin mendekatkan wajahnya kea rah sivia. Nafas Alvin yang memburu karena senang semakin dekat dekat dekat dan…

CHU ~

Alvin menautkan bibirnya pada bibir sivia. Sivia yang sedikit kaget, namun ia membalasya (?)

“Wanjer gue liaat apaan nih ah parah tuh anak dua gue ke kamar lagi aja deh” sungut ify sambil geleng-geleng kepala melihat ulah kembarannya dan ‘pacar baru’ kembarannya itu.

Bibir itu hanya bertaut sebentar, lalu Alvin kembali menarik sivia dalam pelukannya. “gue sayang loe vi. Gue cinta loe. Sampe kapanpun, Cuma loe yang bakal ada didalam hidup gue”

Sivia hanya diam dalam pelukan Alvin. Mencium aroma parfum Alvin dalam dekapan Alvin. Sivia benar-benar tak akan melupakan mala mini. Akhirnya, dia bisa bertaruh dengan gengsi dan ketidak pastian dari dirinya sendiri.


-_-__-__-___--__-_-_-_-_-


“bantuin gue lah kak ya ya ya please?” rengek shilla di sepanjang jalan

“tadi siapa yang bilang gak butuh bantuan gue?” cibir rio

Shilla terkekeh “kan Cuma bercanda. Ayo dong please pleaseeeeee”

“iyadeh iya gue bakal bantuin loe” sungut rio kesal

“asikkk loe kakak terbaik gue deh” puji shilla sambil mencubit pinggang rio

Seketika rio langsung oleng dari motornya “Heh kesemek! Jangan gini dong. Loe jatuh dari motor, gue gatanggng jawab~!”

“peace kak” shilla terkekekh lagi

“loe janjian ketemuan dimana sih?”

“emm, di J.Co galaxy mall. Deket sama rumah loe kan kak? Ntar gue nginep rumah loe aja deh”

“yah yah yah terserah loe deh. jadi kita langsung kesana aja nih?”

“yoa kak”

Rio memacu motornya. Jam menunjukkan pukul 8, tapi kawasan Surabaya sudah sepi. Entah mengapa, hari ini tak banyak kendaraan yang berkeliaran dijalanan.

Sesampainya mereka di galaxy mall..

“yang mana sih yang loe suka?”

“itu kak” tunjuk sivia pada sosok cowok berbaju polo abu-abu duduk membelakangi mereka.

“gue penasaran. Gue liat dia ya ya ya?” bujuk rio

“dih ogah males ntar loe malu-maluin gue lagi yang ada?” shilla langsung neloyor menghampiri pujaan hatinya.

“dasar kesemeeek!: umpat rio. Rio pun memesan iced moccachino saja dan duduk tak jauh dari shilla dan cowok misteriusnya itu.

“maaf ya gue lama”

“iya, gapapa”

‘kayanya gue kenal suara dia nih’ batin rio/ ‘familier banget. Tapi siapa ya?’

“loe kesini sama siapa shill?”

“gue? Emm sama sepupu gue iel. Emang kenapa?”

“oh, gapapa. Ajak aja kesini, ajak gabung sama kita. Gue kan ga enak masa nyuruh loe kesini, tapi sepupu loe, loe telantarin”

Shilla meringis. “oke deh” ia lalu menghampiri rio.

“heh kak, ayo gabung sama gue. Dia sendiri loh yang minta. Kali aja dia minta persetujuan dari loe hahaha”

“pede banget idup loe” cibir rio. Rio pun  berjalan mengikuti shilla.

“ini kakak sepupu gue. Yo kenalin dia Gabriel. Gabriel, kenalin dia rio..”

Gabriel dan rio saling pandang……….


“ELOOO??!!!” pekik mereka bersamaan.

“kenapa loe bisa……” ucap rio tak menyangka

Gabriel yang tengsin, mukanya memerah dan menunduk malu.

“loe berdua saling kenal?”

“iya, dia adek kelas gue dulu sebelum gue pindah”

“pantes aja” shilla manggut-manggut.

“kaayanya kita jodoh banget ya iel hari ini, bisa ketemu di 2 tempat berbeda selama sehari” ujar rio sambil nyengir dan duduk disebelah shilla

“ngarep banget sih loe jodoh sama gue? Sorry gue masih doyan cewek bro” Gabriel terkekeh, disambut manyunan dari rio.

Mereka pun berbincang hingga larut disana…


-__-__--__-___-___-__-_-____-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar