Rabu, 15 Agustus 2012
Kiss Me Again (Part 15)
hay hay ini part 15 nya
maaf jelek ya :)
pendek juga huhu
soalnya besok gabisa post makanya hari ini post banyak
selamat membaca ^^;;
****
Ify berdecak kesal. Sekarang dia ada dirumah sendirian. Para pembantu sedang pulang kampung. Sivia lagi jalan-jalan minggu sama Alvin. Ify malah tidur-tiduran di kamar dan bingung mau melakukan apa.
“kayanya gue butuh iqbal sekarang” ify pun memencet nomor yang tertera di ponselnya dengan nama “PAPA”
Tuttt…tuuut…
“halo?” suara baritone itu menyapa ify lembut.
“pa,” panggil ify pelan
“iya, ada apa sa?”
“dirumah nggak?”
“iya, papa dirumah. Sama iqbal. Kenapa? Mau main kesini?”
“iya pa, ify kesana. Mungkin setengah jam lagi nyampe.”
“yaudah, hati-hati sa.”
Klik.. telfon dimatikan.
Ify memang broken home. Dia anak pertama dari 3 bersaudara. Lebih tua 8 menit daripada sivia. Lalu adiknya, iqbal, memilih tinggal bersama papanya karena dari awal iqbal memang dekat dengan papanya.
Hari minggu ini, keadaan jalanan sepi karena beberapa jalan di tutup karena ada car free day. Ify memilih naik fixienya yang sudah lama tak dipakai. Ia berkeliling Surabaya hingga jam 9 pagi, lalu melanjutkan bersepeda kea rah Pakuwon City. Karena rumah papanya ada disekitar sana.
Langit mulai mendung. Ify makin mempercepat kayuhan sepedanya. Gang-gang kecilpun ia lewati. Hingga tiba-tiba di sebuah pom bensin, ify bertemu rio lagi. dan lagi lagi bersama gadis yang kemarin. Sebenarnya, siapa sih dia? ify terus memperhatikan rio dan gadis itu hingga…
Braaakkk…!!!
“AUUUUHHHHH…..” rintih ify kesakitan ketika menabrak pot bunga yang entah sejak kapan ada disana
“loh, ify?” lirih rio ketika lewat disebelah ify
“aduh, sakit anjir darah lagi uhh ahh tenangin diri loe fy huh loe gaboleh takut darah. Loe lagi sendirian gak ada sivia mana ada yang bantuin loe. Uhh sabar fy” ify sebenarnya takut dengan darah mencoba mengobati luka di lututnya sendiri.
“aaaaaaa mamaaa papa ague takut hiks hiks” tangis ify pecah akhirnya
“fy, loe gapaapa fy?” rio segera menghampiri ify ketika melihat ify menangis.
Ify yang belum sadar disebelahnya sekarang rio masih menangis. “huaaa papaaa..mamaa.. ini darah.. huaa ify takut hiks hiks”
“aduh kak, kita bawa kerumah sakit aja kayanya itu lukanya parah deh kak” usul shilla
“terus sepedanya gimana?”
“biar gue aja yang bawa kak. Lagian, gue kan bisa tunggu di PC, Shanin udah ada disana kok. Barusan dia bbm gue”
“beneran loe gapapa naek sepeda kesana?”
Shilla mengangguk. “dari pada liat anak orang nangis gini kak, mending gue ngalah kan ehehe”
“gimana fy? Loe mau ke rumah sakit?” tanya rio.
Ify mendongak, kaget setengah mati ketika melihat rio dengan jarak yang cukup dekat seperti ini
“ri..rio?”
“iya fy. Ini gue. Loe mau gak gue bawa ke rumah sakit?”
“r..rumah sa..sakit? HUAAA GUE GAK MAUUU DEMI APA SAMPE MATI GUE GABAKAL MAU KERUMAH SAKIT LAGIIII” teriak ify makin kencang.
“hayo loe kak, dia makin kenceng aja nangisnya mending kita jangan disini deh gak enak diliatin orang lain”
Rio menganggguk. “loe mau kemana sih fy? Kenapa maen sepeda sampe sini?”
“gue..gue mau kerumah bokap gue disebelah PC situ yo” ify meredakan tangisnya ketika rio membantunya berjalan.
“wah. Lumayan deket lah. Yaudah, loe gue bonceng aja ya. Shill, loe ikutin motor gue dari belakang ya”
“siap bos”
“loe pegangan gue ya fy. Gue gak ngebut kok. Cuma jaga-jaga aja takut loe jatuh”
“i..iya” dengan takut takut ify naik ke atas motor rio. Ia mulai memegang jaket kulit rio
“fy, pegang pinggang sampe keperut gue aja. Gapaapa kok. Daripada kaya gini, ntar guenya yang gak seimbang”
Dengan ragu, ia melingkarkan tangannya ke perut rio.
“nah gitu kan enak. Ntar loe tunjukin ya dimana rumah bokap loe”
Ify mengangguk patuh. Untuk sesaat, ify berharap waktu berhenti agar dia bisa selalu bersama rio seperti ini
Sesampainya dirumah papa ify..
“ini rumahnya?” tanya rio sambil berhenti didepan rumah bercat abu-abu bergaya eropa
“iya yo” ify berusaha turun dari motor rio namun ngeri setelah melihat lukanya yang semakin membengkak.
“sini, gue bantuin kak” shilla memarkirkan fixie ify, lalu membantu ify turun.
“thanks ya yo, …” ify melirik kea rah shilla
“gue shilla kak” shilla tersenyum
“iya, thanks ya yo, shill,” ify memaksakan senyumnya.
“sama-sama lagi fy. Lain kali kalo pake sepeda pelan-pelan aja jangan sambil ngelamun. Jadi gini kan?”
Ify meringis. Diam-diam dia senang karena rio memperhatikannya
“loe mau masuk dulu?” tawar ify
“mmm.. boleh deh kak. Sekalian numpang minum,” shilla menjawab. Seketika dapet pelototan dari rio. Shilla nyengir kuda.
Ify terkekeh, “yuk masuk dulu gue ambilin minum”
Shilla dan rio membantu ify berjalan. Bel rumah dibunyikan, keluarlah iqbal dari balik pintu
“Kak if… lho , kakak kenapa?” tanya iqbal kaget
“abis jatuh, bal” ify meringis kesakitan karena lukanya makin perih
“masuk masuk kak” iqbal membbuka pintu lebar-lebar. Rio dan shilla langsung membantu ify berjalan kedalam.
“bal, ambilin mereka minum gih”
Iqbal mengangguk. “kakak kakak ini mau minum apa?”
“gue terserah aja deh” shilla nyengir lagi karena mendapat pelototan sadis dari rio.
“kakak cowok mau apa?”
“sama aja deh terserah” riotersenyum.
Iqbal pun beranjak menuju dapur.
Duk..dukk.dukk.. ayah ify turuh menuruni tangga.
“Papa!” seru ify
Pak Umari menuruni tangga dengan cepat. Perasaan bahagia menerpanya ketika melihat anak yang ia tunggu sudah datang.
“alyssa” panggilnya lalu memeluk ify.
“aw” rintih ify
“loh kenapa fy?”
“anu pa, ini, lutut ify berdarah”
“astaga ify. Iya iya papa ngerti bentar papa obtain dulu” pak umari pun mengambil kotak p3knya
“itu bokap loe fy? Persis deh, kaya loe. Itu juga adek kandung loe kan?” tanya rio
Ify mengangguk. “iya, gue sama iqbal emang lebih mirip bokap gue daripada nyokap” ify teringat sesuatu. “eh sorry ya yo, gue jadi ngerepotin pacar loe ini. sampe dibikin haus garagara bawa sepeda gue”
“hah? Pacar?” seru shilla dan rio bersamaan
“emang bukan?”
“bukan fy!” seru rio terkekeh. “dia sepupu gue. Namanya Ashilla haling. Shill, kenalin dia Ify temen sekelas gue”
“gue shilla kak. Cuma SEPUPUnya kak rio aja. Bukan pacar. Dih, amit-amit deh jadi pacarnya” shilla begidik ngeri
Rio pun menjitak shilla. “kurang ajar”
Ify diam-diam merasa lega. Untung, bukan pacar rio. Batinnya.
“oh gue kirain kalian pacaran.” Jawab ify sambil tersenyum seadanya.
“bukan kok kak. Ini si pesek mah masih jomblo, ngenes lagi. dia kan gak ada yang mau hahahaha” shilla tertawa ngakak
“heh, loe kurang ajar banget sih. Ngelunjak banget jadi sepupu” rio manyun 5 cm(?)
Ify ikut tertawa. Dalam hati, ia ingin sekali bilang kalau dia mulai menyukai rio.
Pak umari datang membawa kotak p3k dan iqbal dengan minumannya. Karena pak umari dokter, ia segera bisa langsung mengetahui mana yang membengkak, infeksi dll. Luka ify sudah dibalut rapi dengan kain kasa dan kapas.
“terimakasih ya, sudah mau membantu anak saya. Jadi merepotkan kalian” ujar pak umari pada rio dan shilla
“oh iya om sama-sama. Sama sekali gak merepotkan kok” jawab rio sambil tersenyum.
“tapi kalau nggak ada kalian mungkin alyssa udah diangkut petugas menur gara-gara nangis ditengah jalan gitu.”
“ih papa apaan sih” pipi ify bersemu merah
“kan beneran, kamu kalo udah nangis bisa bikin surabaya tenggelam. Beeeh, mengerikan” ujar pak umari dramatis
Shilla ify iqbal dan rio tertawa.
“papa lebay deh” gerutu ify
“tapi kata papa bener kok kak. Emang kalo udah nangis nakutin orang sekampung” iqbal menambahi
“iqbal udah deh gak usah sok tau”
“siapa yang sok tau? Kan emang bener” ejek iqbal
“dasar, cowok-cowok ini sukanya ngebully ify mulu” sungut ify
“tapi gue enggak kan fy?” rio tertawa diikuti pak umari dan iqbal serta shilla.
Ify hanya cengo karena rio tiba-tiba menjadi manis dan tak galak padanya. Benar-benar berbeda dari kemarin
Ify merasa hari ini adalah hari terindahnya karena ia merasa, hubungannya dengan rio dimasa depan akan lebih indah daripada hari ini
-_--_-_-__--_--____----__-
“kita mau kemana sih vin?” tanya sivia penasaran.
“kemana ya? Mau tau aja apa mau tau banget?”
“ih Alvin! Gue turun nih kalo loe gamau kasih tau gue” ancam sivia
“eh jangan dong cantik. Iya iya, Alvin mau ngenalin via sama omanya Alvin”
“hah? Ngenalin gue ke oma loe? Loe gila ya vin.” Kaget sivia
“kok gila? Nggak dong. Soalnya Alvin udah pernah janji sama oma Alvin, kalo Alvin bisa dapetin sivia, Alvin bakal ngajak sivia ke rumah Alvin. Tapi, sivia jangan ilfeel sama Alvin abis liat rumah Alvin ya”
“liat aja nanti” sivia menerawang keluar jendela. Bukan, bukan status atau bentuk rumah yang jelek yang sivia takutkan. Ia lebih takut bagaimana penilaian oma Alvin padanya. Hari ini dia hanya memakai terusan selutut berwarna putih dan biru untuk roknya. Apa dia pantas berkenalan dengan oma Alvin?
‘sejak kapan gue peduli soal beginian?’ batin sivia. Ia mulai menyadari, semenjak bertemu Alvin , ia berubah. Dunianya lebih berwarna. Tak ada siksaan, hanya ada kebahagiaan. Mungkin kali ini, sivia tak akan melepaskan cowok yang sedang berada disampingnya itu.
“oma, Alvin pulang.” bangga Alvin ketika membuka pintu rumahnya.
“aduh aduh aduh, cucu oma pulang-pulang bawa cewek. Siapa nih? Kok gak dikenalin k eoma?” goda oma Alvin
“saya sivia, oma” sivia menyalami tangan oma Alvin.
“oh jadi ini tohh sivia, yang disukai Alvin dari kelas 1? Wah, akhirnya pacaran juga ya” oma Alvin terkekeh
“oma apaan deh, buka buka aib Alvin sembarangan”
“kan beneran itu. Haha yaudah kalian duduk dulu, oma buatin minum ya”
“iya oma, makasih” sopan sivia. Ia lalu duduk di depan Alvin.
“kayanya loe sama oma gue bakalan klop nih vi”
“maksud loe?”
“loe sama oma gue sama sama suka korea kan? Udah deh, klop banget”
“hah? Oma loe suka korea? Demi apa vin?”
“dih, gapercaya. Coba aja loe entar bahas suju ato dbsk, pasti oma gue tau”
“wah seru dong vin. Gue punya temen kpopers hahahaha”
“minuman dataaaang.” Oma menghampiri Alvin dan sivia.
“wah, oma tau banget sivia suka es jeruk hehe” sivia tersenyum. Oma Alvin duduk disebelah sivia.
“iyadong, oma gitu. Jangan dikira oma gatau selera anak muda jaman sekarang”
“kata Alvin, oma kpopers yah? Beneran oma?”
“wah iya dong, oma udah jadi kpopers sejak film winter sonata diluncurin. Wah itu film keren banget. Sejak itu om ajadi kpopers. Berapa tahun ya? Udah belasan kali hahaha”
Sivia dan oma Alvin pun larut dalam pembicaraan. Kesadaran Alvin berangsur-angsur menghilang mendengarkan mereka berdua berceloteh(?)
-_-__-__--_-__-____-_--_____-
“vin vin bangun vin. Wah parah nih anak masa iya bisa ketiduran gak diajak ngomong setengah jam wah parah parah” omel sivia.
“vin bangun vin” sivia menggoyang2kan badan Alvin. Hanya ada Alvin dan sivia berdua dirumah oma Alvin. Oma Alvin tadi pamit karena harus kerumah sakit bersama ibu ibu pkk yang lain. Dan tinggal lah mereka berdua dirumah Alvin hingga nanti malam
“Alvin. Bangun…”
“vin bangun vin..”
Kesabaran sivia pun habis. “ALVIIIIN BANGUUUUUUNN!!!: tereak sivia sekenceng toaa(?)
Alvin sama sekali tak bangun.
“yasalam salah apa gue nerima dia” gerutu sivia. Saat sivia hendak berbalik tiba-tiba tangannya ditarik kuat oleh Alvin.
“sivia.. jangan pernah ninggalin gue, hmm?” ujar Alvin masih dengan mata trtutup
“al..vin..” tubuh sivia menimpa Alvin begitu saja.
“gue cinta banget sama loe vi” ujar Alvin lagi.
“v..vin”
Chu~
Alvin mencium pipi sivia, lama. Sivia merasakan debaran jantungnya tak beraturan saat ini. sepertinya ia benar-benar jatuh cinta pada Alvin.
Sekiranya Alvin kembali kea lam mimpinya(?) sivia melepaskan pelukan Alvin lalu mengambil selimut dan menyelimuti Alvin.
“good afternoon, kodok” bisiknya tepat di telinga Alvin. Dengan sedikit ragu, ia mencium dahi Alvin dan ikut tidur disebelahnya.
-_-__--_-____-__-_--___-__-_-
“Alyssa, mau papa antar pulangnya?”
“gak usah pa, ify bisa naik taksi kok. Ify gamau ngerepotin papa”
“sama gue aja fy” tawar rio
“tapi, shilla?”
“tenang kak, gue udah dijemput adek gue di PC kok. Loe bareng kak rio aja, kaatanya rumah kalian deket”
“iya juga sih,”
“udah gakpapa, bareng gue aja. Selamet kok sampe rumah. Gue jamin” rio tersenyum manis. Seketika menghentikan aliran darah di tubuh ify lagi.
“ya..yaudah deh. ify pulang sama rio aja. Ify pulang dulu ya pa” ify mencium tangan sang papa. “kakak pulang dulu ya bal” iqbal mencium tangan sang kakak.
“hati hati ya kak. Minggu depan kesini lagi. jangan lupa!”
“iya iya bal, kakak gak lupa kok.”
“om, iqbal, rio sama shilla juga pulang ya”
“iya, rio. Bawa ify pulang dengan selamat ya. Awas aja sampe kenapa-kenapa” canda sang papa
“ya engga dong om kan rio udah professional bawa motornya ehehe” rio terkekeh.
“mari om, iqbal” sapa shilla.
Ify dan rio melambaikan tangan dari atas motor. Sedangkan shilla sudah duluan menuju PC.
“masih sakit fy?” tanya rio setelah keduanya sampai dirumah ify
“emmh dikit sih yo. Perih aja”
“beneran? Ini orang semua pada kemana sih fy’? kok rumah loe sepi banget”
“sivia sama Alvin keluar. Pembantu gue pada pulang kampung”
“hah? Sivia Alvin?” cengo rio yang memang tak tau apa apa
“iya. Blablabla’ ify mencceritakan kejadian semalam. Tapi tak termasuk adegan dimana Alvin dan sivia berciuman
HUAAA ccapeknya
cukup segini dulu ya XD
geje ? banget
tapi terimakasih udah mau baca :)
keep like and comment ya :D
Kiss Me Again (Part 14)
Rio
dan shilla melesat menuju KFC yang tak jauh dari rumah shilla. shilla
mengangguk-angguk. “gue tau deh maksud loe ngajak gue ke kuburan mereka”
“apa
coba?”
“biar
loe gak dikira orang gila ngomong sendiri. iya kan?” shilla menjitak kepala
sepupunya itu
Rio
terkekeh. “ternyata loe pinter juga”
“aish,
awas aja loe kak”
“yang
penting gue udah beliin loe twisty n moccafloat kesukaan loe kan? Gak usah
banyak cingcong deh shill”
“hehe,
iya deh kak. Thanks” shilla memakan twistynya dengan lahap. “btw kenapa loe
minta izin gitu ke kak dea sama kak vero? Loe mau move on? Minta persetujuan
mereka gitu?” goda shilla.
“loe
apaan deh shill. Move on move on. Mending urusin tuh hati loe yang sepi nggak
pernah ada yang ngunjungin. Pada nggak mau kali ya sama loe” rio terbahak-bahak
“anjir
loe dalem banget omongannya -_- gue sih
gak butuh pacaran ya. Lagi pula, yang antre jadi cwook gue banyak banget. Cuma
gue aja yang masih males milihnya. Gue gak minat pacaran” shilla memeletkan
lidahnya
“gak
usah ngeles deh shil. Bilang aja loe nggak laku. Gausah ditutup-tutupin gitu”
“sialan
loe” shilla menghabiskan makanannya dan beralih pada moccafloatnya. “siapa ya
yang berhasil mengambil hati Mario haling? Hmmm” shilla bergumam
“apaan
sih loe shil”
“apa
yaaa hmmm”
“loe kalo
gatau gausah sok tau shill”
“gue
ga soktau. Gue pernah ngerasain jatuh cinta ya, walopun gue gapernah pacaran.
Dan loe tau, tanda-tanda loe itu kaya orang y ang lagi berusaha move on dari
mantannya tau gk” shilla terkikik
“apabanget
bahasa loe. Loe jatuh cinta? Emang bisa? Wakakak sama siapa? Gue gapernah loe
ceritain nih” rio berusaha mengalihkab topic.
“itu
rahasia gue sama tuhan kak. Loe gaperlu tau. Yang ada, gue loe cengin
abis-abisan. Ogah gue”
“ayolah
shill. Loe jahat banget sih sama sepupu loe sendiri”
“bodo
ah”
“cluenya
aja deh gausah namanya”
“dia
sekelas sama gue kak. Dia murid pindahan. Udah itu aja cluenya nggak usah
banyak-banyak”
“idih
pelit amat. Awas aja kalo loe minta tolong ke gue. Gabakal gue bantuin”
“yaudah
sih, lagian gue juga gaperlu bantuan loe” shilla melet lagi
“dasar
kesemek!” umpat rio.
“apasih
peseeeek”
“udah
udah jangan ngomongin soal idung” rio akhirnya mengibarkan bendera putih.
Shilla tertawa puas
-___--_-__-__-_-__-__-_-_-_-___-
Sivia
yang sebenarnya sudah berada dikamarnya, hendak tidur pun hanya bisa
gelisah. Kekanan, kekiri, telungkup dll.
Tapi matanya tak bisa terpejam. Padahal, sedari sore saat mencari rio dia
merasa ngantuk. Entah kenapa, kalimat Alvin yang singkat itu sukses membuat
dirinya tak karuan seperti ini. Alvin membuatnya cemburu!!
“vi
loe yg bner aja masa loe cemburu sama Alvin plis deh via, dia kan bukan type
cowok loe banget. Dia juga gak selevel sama loe kenapa loe jadi gini sih
asdfghjkl;” sivia uring-uringan sendiri di kamarnya.
“Jangan
diangkat” calling…
Sivia
melirik ke iphonenya. Alvin menelfon. “gue angkat gak ya?” bingung sivia.
Akhirnya
sivia mengangkatnya setelah Alvin 3 kali menelfon.
“dari
mana aja sih? Lama banget angkat telfonnya” gerutu Alvin disebrang sana
“terus
masalah buat loe?” sinis sivia
“ya
masalah lah via. Gue itu kangen banget sama loe.”
“lebay.
Baru tadi ketemu”
“biarin.
Gue ga ngeliat loe semenit tuh kaya sejam. Dan itung aja kalo gue ga liat loe
sejam kaya berapa tahun”
Sivia
merengut. “dasar playboy. Loe kasih ke siapa aja tuh rayuan kamseupay loe itu?”
“hah?
Maksud loe vi?” tanya Alvin bingung
“fikir
aja sendiri”
“via,
loe kenapa? Gue ada salah yah sama loe?”
“menurut
loe?”
“gue
gak tau. Makanya gue tanya”
“oh”
“via,
jangan gini dong”
“jangan
gini? Terus gimana? Gitu?”
“yah
maksud gue loe jangan jutek ke gue. Gue tersiksa tau nggak”
“tersiksa?”
sivia tertawa sinis. “stock cewek loe kan banyak vin. Kenapa harus tersiksa?”
“VIA!
Loe ngomongin apaan sih ga ngerti gue”
“apa
aja boleh”
Alvin
di ujung sana sudah mulai emosi. Ia berdecak. “terserah loe deh via”
“emang
terserah gue.”
Tuuut…tuuut,..tuuut…
Alvin
mematikan telfon mereka.
“loh
kok dimatiin?” tanya sivia pada dirinya sendiri. “dasar cowok aneh. Berhasil
banget loe bikin gue cemburu asdfghjkl” sivia membanting iphonenya diatas kasur
dan ia menutupi seluruh badannya dengan selimut.
Sementar
Alvin…
“tuh
anak kenapa sih? Heran deh gue” Alvin mencoba berfikir. “emang gue ngapain dia
sih? Perasaan gue ga ngapa-ngapain.”
“kok
via ga nelfon gue balik ya?” nanar Alvin menatap layar ponselnya. “ah kenapa
gue matiin coba tadi.asdfghjk” Alvin memilih untuk langsung kerumah sivia.
Karena besok libur, ia merasa harus menyelesaikan masalahnya dengan sivia mala
mini juga
-_--_--___--___--_-__-__-
‘tadi
siapa ya? Pacarnya rio? Masa sih?’ ify duduk di pinggir kolam renang samping
rumahnya. Ia masih memikirkan kejadian tadi yang sedikit membuatnya…nyesek.
‘pantes
aja dia nyuruh gue buat jaga jarak sama dia. pantes aja dia marah, gue kan
bukan siapa-siapanya. Seenak gue sendiri udah narik tangan dia, udah jatuh ke
tubuh dia. gue kan emang dari awal gak diharapin masuk kekehidupannya dia’
renung ify
‘gue
kurang apaan sih? Apa gue kurang cantik? Perasaan gue udah cantik, banget
malah. Apa gue gak selevel sama dia? gamungkin. Gue bahkan lebih kaya daripada
dia.’
Ify
geleng-geleng kepala. ‘kenapa gue bandingin gue sama cewek itu sih? Arrggghhhh
bisa gila gue lama-lama’
Jreng…
jreng…
“suara
apaan tuh?” ify celingukan mencari asal suaara gitar tersebut.
You'll never enjoy
your life,
Living inside the box
You're so afraid of taking chances,
How you gonna reach the top?
Living inside the box
You're so afraid of taking chances,
How you gonna reach the top?
sivia tiba-tiba mendengar suara Alvin. ‘ah, mungkin ini
halusinasi gue aja’ fikirnya. Namun semakin lama, suara itu semakin nyata.
Sivia yang penasaran dari mana asal suara Alvin, melongok dari balkon kamarnya.
Dan ia melihat Alvin membawa gitar di bawah kamarnya.
Rules and regulations,
Force you to play it safe
Get rid of all the hesitation,
It's time for you to seize the daaay
“Alvin?” lirih sivia pelan.
Instead of just sitting around
And looking down on tomorrow
You gotta let your feet off the ground,
The time is now
Ify mengintip dibalik gorden ruang tamu. Benar saja. Itu
Alvin sedang membawa gitar. Sepertinya untuk sivia. Betapa beruntungnya sivia,
memiliki Alvin yang sangat romantis. Berbeda 360 derajat dengan ify. Dari dulu
ia selalu tak punya siapa-siapa.
I'm waiting, waiting, just waiting,
I'm waiting, waiting outside the lines
Waiting outside the lines
Waiting outside the lines
Try to have no regrets
Even if it's just tonight
How you gonnna walk ahead
If you keep living blind
Sivia turun perlahan sambil terus melihat Alvin dari balik
kaca besar di sebelah tangga. Alvin masih bernyanyi. Keadaan rumah yang sunyi membuat
suara Alvin sangat nyaring dan terdengar hingga penjuru rumah, walaupun rumah
sivia sangat besar. Ia pun tiba tak jauh dari Alvin.
Stuck in the same position,
You deserve so much more
There's a whole world around us,
Just waiting to be explored
Instead of just sitting around
And looking down on tomorrow
You gotta let your feet off the ground,
The time is now, just let it go
The world will force you to smile
I'm here to help you notice the rainbow
Cause I know,
What's in you is out there
‘gue harap loe dengerin lagu ini, via’ batin Alvin. Walaupun
ia tak tau apa salahnya, ia tetap merasa sangat bersalah pada sivia karena
membuat sivia jadi jutek padanya. ‘itu sivia! Sivia liat gue!’ girangnya dalam
hati. Ia terus mengamati sivia sambil terus bernyanyi dan memetik gitarnya.
I'm waiting, waiting, just waiting,
I'm waiting, waiting outside the lines
Waiting outside the lines
Waiting outside the lines
I'm trying to be patient (I'm trying to be patient)
The first step is the hardest (the hardest)
I know you can make it,
Go ahead and take it
I'm Waiting, waiting, just waiting I'm waiting
I'm waiting, waiting, just waiting
I'm waiting, waiting outside the lines
Waiting outside the lines
Waiting outside the lines
You'll never enjoy your life
Living inside the box
You're so afraid of taking chances,
How you gonna reach the top?
“vin, loe ngapain disini?” tanya sivia polos.
Alvin yang baru saja menyelesaikan lagunya langsung berlari
kea rah sivia. “gue nyanyi, buat loe” cengirnya
“sory. Ngamen gratis” sinis sivia lalu berbalik dan berjalan
kembali. Namun belum jauh, Alvin menarik tangan sivia. Entah sejak kapan gitar
itu telah lepas dari cengkraman Alvin. Alvin memeluk sivia.
“gue sayang loe via” bisiknya lembut.
Deg..deg..deg..
Jantung sivia berdetak tak berirama. Semakin kencang dan
keras.
“gak ada cewek lain selain loe vi. Gue berani sumpah” Alvin makin mendekap sivia erat.
“via, would you be my first and my last girl in my life?”
Deg,,deg,.deg..
“a..aa.alvin…” kaget sivia. Sekarang ia speechless bingung
menjawab apa.
Alvin menatapnya dalam-dalam. Seakan terhipnotis oleh
pandangan Alvin, sivia pun menganggukkan kepalanya.
“loe…beneran nerima gue via?”
Sivia kembali mengangguk.
Punya keberanian darimana, Alvin mendekatkan wajahnya kea
rah sivia. Nafas Alvin yang memburu karena senang semakin dekat dekat dekat
dan…
CHU ~
Alvin menautkan bibirnya pada bibir sivia. Sivia yang
sedikit kaget, namun ia membalasya (?)
“Wanjer gue liaat apaan nih ah parah tuh anak dua gue ke
kamar lagi aja deh” sungut ify sambil geleng-geleng kepala melihat ulah
kembarannya dan ‘pacar baru’ kembarannya itu.
Bibir itu hanya bertaut sebentar, lalu Alvin kembali menarik
sivia dalam pelukannya. “gue sayang loe vi. Gue cinta loe. Sampe kapanpun, Cuma
loe yang bakal ada didalam hidup gue”
Sivia hanya diam dalam pelukan Alvin. Mencium aroma parfum
Alvin dalam dekapan Alvin. Sivia benar-benar tak akan melupakan mala mini.
Akhirnya, dia bisa bertaruh dengan gengsi dan ketidak pastian dari dirinya
sendiri.
-_-__-__-___--__-_-_-_-_-
“bantuin gue lah kak ya ya ya please?” rengek shilla di
sepanjang jalan
“tadi siapa yang bilang gak butuh bantuan gue?” cibir rio
Shilla terkekeh “kan Cuma bercanda. Ayo dong please
pleaseeeeee”
“iyadeh iya gue bakal bantuin loe” sungut rio kesal
“asikkk loe kakak terbaik gue deh” puji shilla sambil
mencubit pinggang rio
Seketika rio langsung oleng dari motornya “Heh kesemek!
Jangan gini dong. Loe jatuh dari motor, gue gatanggng jawab~!”
“peace kak” shilla terkekekh lagi
“loe janjian ketemuan dimana sih?”
“emm, di J.Co galaxy mall. Deket sama rumah loe kan kak?
Ntar gue nginep rumah loe aja deh”
“yah yah yah terserah loe deh. jadi kita langsung kesana aja
nih?”
“yoa kak”
Rio memacu motornya. Jam menunjukkan pukul 8, tapi kawasan
Surabaya sudah sepi. Entah mengapa, hari ini tak banyak kendaraan yang
berkeliaran dijalanan.
Sesampainya mereka di galaxy mall..
“yang mana sih yang loe suka?”
“itu kak” tunjuk sivia pada sosok cowok berbaju polo abu-abu
duduk membelakangi mereka.
“gue penasaran. Gue liat dia ya ya ya?” bujuk rio
“dih ogah males ntar loe malu-maluin gue lagi yang ada?”
shilla langsung neloyor menghampiri pujaan hatinya.
“dasar kesemeeek!: umpat rio. Rio pun memesan iced
moccachino saja dan duduk tak jauh dari shilla dan cowok misteriusnya itu.
“maaf ya gue lama”
“iya, gapapa”
‘kayanya gue kenal suara dia nih’ batin rio/ ‘familier
banget. Tapi siapa ya?’
“loe kesini sama siapa shill?”
“gue? Emm sama sepupu gue iel. Emang kenapa?”
“oh, gapapa. Ajak aja kesini, ajak gabung sama kita. Gue kan
ga enak masa nyuruh loe kesini, tapi sepupu loe, loe telantarin”
Shilla meringis. “oke deh” ia lalu menghampiri rio.
“heh kak, ayo gabung sama gue. Dia sendiri loh yang minta.
Kali aja dia minta persetujuan dari loe hahaha”
“pede banget idup loe” cibir rio. Rio pun berjalan mengikuti shilla.
“ini kakak sepupu gue. Yo kenalin dia Gabriel. Gabriel,
kenalin dia rio..”
Gabriel dan rio saling pandang……….
“ELOOO??!!!” pekik mereka bersamaan.
“kenapa loe bisa……” ucap rio tak menyangka
Gabriel yang tengsin, mukanya memerah dan menunduk malu.
“loe berdua saling kenal?”
“iya, dia adek kelas gue dulu sebelum gue pindah”
“pantes aja” shilla manggut-manggut.
“kaayanya kita jodoh banget ya iel hari ini, bisa ketemu di
2 tempat berbeda selama sehari” ujar rio sambil nyengir dan duduk disebelah
shilla
“ngarep banget sih loe jodoh sama gue? Sorry gue masih doyan
cewek bro” Gabriel terkekeh, disambut manyunan dari rio.
Mereka pun berbincang hingga larut disana…
-__-__--__-___-___-__-_-____-
cabb ::
cerbung,
Idola Cilik,
Ify,
Rio
Kiss Me Again (Part 13)
“kalian saling kenal?” tanya
cakka lagi
“iya” jawab Gabriel akhirnya.
Matanya memandang rio tajam. Rio hanya menyerngit tak mengerti.
“wah, kalo gitu kenapa ndak
di ajak mampir dulu ke rumah kita?”
“Nggak perlu.” Sengit Gabriel.
“cakka, ayo balik. Bunda udah nungguin di rumah”
Cakka meliahat kedua orang
itu secara bergantian, dan tak mengerti. Suasana diantara mereka jadi sangat
aneh.
“Ehm, tapi kan mas”
“Nggak ada tapi-tapian!”
Cakka hanya mengangguk lemah,
lalu melambaikan tangannya pada Rio.
Rio tersenyum tipis melihat
kepergian cakka. tak lama kemudian, dia pun bangkit dari sana. Tapi, Gabriel menghadangnya.
“Jangan coba-coba loe deketin
adek gue”
Rio melongo. “Gue? Deketin adek
loe? Loe kira gue maho-_-“ rio yang malas meladeni Gabriel pun menjawab asal.
“gue serius. Jangan coba-coba
loe bilang semua yang udah gue perbuat ke adek gue. Termasuk keluarnya gue dari
sayga. Gue gak segan-segan bikin
perhitungan sama loe”
Rio mengangguk paham.
“Dan, gue minta maaf buat
kejadian beberapa hari yang lalu” ujar Gabriel sambil menerawang. Nada suaranya
melunak.
“eh?” rio agak kaget.
“sebenernya gue Cuma pengen
sivia balik sama gue. Gue Cuma pengen sivia nggak ngerendahin gue. Gue mau
kasih dia pelajaran” iel duduk dikursi yang tak jauh dari rio. “gue nggak tau
kalo dampaknya sampe kaya gitu. Mungkin, gue emang keterlaluan, ya?”
Rio duduk disamping iel. “Cara
loe salah, iel”
“ya, gue tau. Makanya, gue
gak ngasih protes waktu gue di DO.”
“terus sekarang, loe sekolah
dimana?”
“di sma trimurti”
“oh” rio mengangguk-angguk.
“gue titip sivia ya yo”
“eh?” rio menoleh kea rah iel,
kaget
Iel mengangguk. “jagain sivia
buat gue. Gue masih sayang banget sama dia. gabakal bisa gue lupain dia secepet
dia lupain gue. Gue tau, dia punya perasaan sama si Alvin kok. Dari cara dia
perlakuin Alvin udah keliatan banget. Kalo Alvin nyakitin via, loe kasih tau
gue ya yo?”
Rio bingung menjawab apa. Ia hanya
mengangguk lagi dan lagi, “Alvin anaknya baik kok. Lagi pula, dia udah
trgila-gila sama sivia dari kelas 10. Nggak mungkin lah, dia nyakitin sivia.”
“suatu saat nanti, mungkin” Gabriel
terkekeh. “sampe dia nyakitin sivia, gue gak segan-segan bikin sivia balik ke
pelukan gue” Gabriel berdiri dari sana. “yaudah, gue balik dulu. Udah siang,panas.
Gue juga musti sekolah. sekolah gue gak asik sih, masuk siang”
Rio ikut berdiri. “Yaudah
lah, gue juga mau balik. Keburu macet jalannya”
“eh, btw loe bolos ya?”
“ya, seperti yang loe liat
iel” rio meringis
“ck, gue kira loe rajin
ternyata hobi bolos juga”
“gue baru pertama kali bolos,
kok” ingatan rio pun kembali pada kejadian tadi pagi.
Gabriel geleng-geleng. “yaudah
ah, gue balik dulu ya. Jangan lupa, jagain via. Oke”
Rio mengacungkan jempolnya. Gabriel
perlahan berjalan menjauhi rio. Rio pun kembali ke motornya dan membelah lalu
lintas Surabaya lagi.
-_-_-___-_-_-_-_-_-
Tak terhitung berapa puluh
sms yang Alvin bombardirkan pada rio, si empunya ponsel belum juga mengaktifkan
ponselnya. Ify dan sivia yang melihat Alvin gelisah jadi ikut gelisah. Dimana rio?
“belom aktif ya nomornya?”
Alvin mengangguk. jam
menunjukkan pukul 12 siang tapi rio tak kunjung mengaktifkan ponselnya.
“kayanya masalah rio serius” gumam
alvin
“emang loe ngapain rio sih
fy?” tanya sivia tanpa dosa
Ify mendelik. “ya nggak gue
apa-apain lah siv! Mau gue apain coba. Gue Cuma jatuh diatas badan dia. tapi
nggak seharusnya juga kan, dia semarah itu ke gue?”
Alvin agak kaget dengan pernyataan
ify. Dia sama sekali tidak tau kalau ify sampai berbuat seperti itu ke rio. Walau
Alvin tau itu nggak sengaja.
“kayanya kita harus segera
nyari rio nih pulang sekolah nanti” usul ify
“boleh. Gue ikut kalian ya”Alvin
mensmbahi
Mereka bertiga sepakat
mencari rio sepulang sekolah nanti.
----_-_-_-_-_--_-_-___--_-_-
“rio?!” pekik gadis itu
tertahan.
Rio menoleh. “eh? Hai”
sapanya tanpa dosa
“loe itu kelas berapa sih
yooo kenapa loe gak diajarin gimana cara bertamu yang baik sih?” gadis itu
memukul bahu rio menggunakan bantal berkali-kali
“aduh shill, sorry-sorry. Loe
sih, pintu gak dikunci. Gue kan males nunggu di ruang tamu. Mending ke kamar loe aja”
“heh, gila loe. Kalo gue lagi
mandi gimana?” gadis itu menjitak rio.
“Shilla, shilla. loe tuh gak
berubah ya.” Rio mengacak-acak rambut saudara sepupunya itu
“maksud loe?” shilla melirik
sinis pada rio
Rio terkekeh. “pantes aja
sampe sekarang masih single. Mana ada yang mau sama loe? Hahaha”
“Heh kurang ajar loe! Ngaca dong,
kaya loe nggak single aja.”
Sepupu rio yang satu itu
emang judesnya nggak ketulungan. Dari lahir sampe sekarang, belum pernah yang
namanya pacaran. Ashilla Haling namanya. Dia sekarang kelas XII. Dia terlalu focus
sekolah, sehingga berbagai penghargaan ia raih. Ia juga mengikuti kelas
akselerasi. Sebenarnya, umurnya 2 tahun dibawah rio, tapi kepintarannya bisa 2
tahun diatas Rio. Shilla adalah kebanggaan keluarga Haling. Hanya dengan
shilla, phobia rio itu tak kambuh.
“eh, loe bolos kak?”
Rio hanya mengangguk sambil
menyambar chitato yang tergeletak di atas meja shilla.
“tumben. Kok bisa ? bukan gaya
loe banget sih kak”
“lagi pengen aja. Emang gaboleh
ya kalo bukan gaya gue?”
“ya.. gapapa sih” shilla
memutar kedua bola matanya. “btw, bau matahari banget. Loe abis darimana sih
kak? Iuhh”
Rio menjitak kepala sepupunya
itu. “gue abis dari kebun bibit. Loe tau aja sih gue bau matahari?” rio menekuk
wajahnya. “gue numpang mandi ya” rio langsung neloyor ke kamar mandi.
“dasar pesek! Gapernah dewasa!”
cibir shilla.
-_--_-_-_-_-_-_-_-_---_-
“rio kemana sih? Sampe jam 3
sore hapenya kok ngga aktif-aktif: gerutu Alvin, kesal sekaligus khawatir
“jangan-jangan tuh anak
kenapa-napa lagi vin” ceplos via
“heh, vi, kalo ngomong jangan
ngasal deh” sewot ify
“nah loh, ngapain loe sewot? Loe
kan tau, gue itu ceplas ceplos. Loe khawatir ya sama rio? Uhuk”
“via, init uh genting! Gawat!
Darurat! Mana bisa loe berfikir sampe sejauh itu?” ify membanting setirnya ke
kiri mengikuti jalan yang ada didepannya.
“kalo khawatir juga gapapa
kali fy, lebih dari itu juga gaapapa” Alvin nyengir.
Ify begidik ngeri. “jangan
masang tampang kaya gitu deh vin. Tuh mat aloe ilang semua”
Alvin langsung manyun,
sedangkan sivia ngakak-ngakak.
“loe juga vi, mat aloe kan
juga sipit”
Gini ganti sivia yang manyun
dan Alvin ngakak.
“sekarang kita harus focus cari
rio! Jangan Cuma ketawa ngakak gajelas gini” ify kembali focus ke jalanan.
Seketika, jantungnya seakan
berhenti berdetak ketika melihat rio. Ada perasaan senang menyelimutinya, tapi
ketika ify lihat siapa yang ada dibelakang rio, hatinya terasa tersobek-sobek.
“eh itu rio!” tunjuk Alvin kemudian
Sivia mengikuti arah telinjuk
Alvin. “Eh iya itu rio. Rrr, sama siapa dia?”
“gue juga gatau” Alvin pun
melihat gadis itu dari atas sampai bawah. Walaupun tampak samping, gadis itu
terlihat cantik sekali. Rambutnya panjang, kulitnya putih dengan celana selutut
dan jaket kulit se siku. Tangannya melingkar ke perut rio. Sepertinya ada yang
aneh, batin Alvin. “tuh cewek cakep banget” gumam Alvin tanpa sadar.
Sivia langsung menoleh kea
rah Alvin. Sedangkan ify berusaha menulikan telinganya. Terbesit rasa cemburu,
ketika Alvin mengatakan itu. ‘vi, loe kenapa gini sih’ batin sivia sambil
menggeleng-gelengkan kepalanya.
“rio udah ketemu. Dan kayanya
kita nggak perlu khawatir sama dia. toh, yang di khawatirin juga lagi asyik
sama cewek kan? Yaudah lah, kita balik aja”
“loe cemburu fy?” goda Alvin melihat
ify yang sepertinya tak focus menyetir.
“hah? Engga” ify tak
mempedulikan godaan Alvin. Ia terus melajukan mobilnya membelah lautan
kendaraan di Surabaya
-_-_-___--_-_-_-____--_-
“kita mau kemana sih kak?”
tanya shilla bingung
“udah deh shill, loe ikut gue
aja.”
Mereka pun sampai. Ditempat sepi,
dimana banyak batu nisan di sana.
“loe ngajak gue ke kuburan? Anjir
serem amat sih. Loe niat mau ngapain gue sih kak?”
Rio yang tak tahan dengan
celoteh sepupunya ini hanya diam sambil menarik pergelangan tangan shilla. dia
berjalan hingga nisan Vero dan Dea, yang kebetulan bersebelahan.
“gue minta maaf de, ver.” Buka
rio. Shilla melihat rio dengan tatapan bingung , walaupun ia tau maksud rio.
“Gue bakal lupain kenangan kita. Gue sama
vero, gue sama dea. gue gabakal inget-inget kalian lagi. bagi gue, kalian Cuma sepihan
masalalu yang seharusnya nggak pernah muncul di masadepan gue. Gue tau,gue
penyebab kalian meninggal.
I really thought you
were the one
It was over before it begun
It’s so hard for me to walk away
But I know I can’t stay
It was over before it begun
It’s so hard for me to walk away
But I know I can’t stay
“Tapi nggak seharusnya kalian ngutuk gue kaya
gini. Gak seharusnya kalian ngelarang gue deketin cewek selain kalian. Cukup di
masalalu aja, kenangan kita bertiga. Jangan ganggu gue lagi. gue udah cukup
tertekan karena loe berdua tau nggak?
You’re beautiful and
crazy too
Baby, that’s why I fell into you
Even though you would pretend to be
You were never with me
Baby, that’s why I fell into you
Even though you would pretend to be
You were never with me
“Sekarang, saatnya loe
lepasin gue dari belenggu masalalu itu. Gue janji, gabakal ulangin masalalu gue
lagi. gue bakal perbaiki itu semua. Terimakasih buat 3 tahun yang penuh teroran
buat gue.
So it’s over, yeah
we’re through, so I’mma unfriend you
You’re the best I ever knew, so I will nfriend you
‘Cause I should have known, right from the start
I’m deleting you right from my heart
Now it’s over, my last move is to unfriend you
You’re the best I ever knew, so I will nfriend you
‘Cause I should have known, right from the start
I’m deleting you right from my heart
Now it’s over, my last move is to unfriend you
“Waktu itu gue emang masih
kecil. Tapi, sekarang gue udah dewasa dan gue harus melangkah kedepan. Gak buat
mencintai 2 orang yang udah meninggal kaya kalian.”
I thought in time that
you could change
Time and love would heal the pain
I didn’t want this day to come
Now all I feel is numb
Time and love would heal the pain
I didn’t want this day to come
Now all I feel is numb
Rio mengeluarkan bunga melati
dari dalam tasnya yang ia beli sebelum sampai dirumah shilla. ia menaburkannya
diatas nisan dea dan vero.
“yang tenang di atas sana ya
de, ver. Kenangan sama kalian itu nggak tergantikan.”
So it’s over, yeah
we’re through, so I’mma unfriend you
You’re the best I ever knew, so I will unfriend you
‘Cause I should have known, right from the start
I’m deleting you right from my heart
Now it’s over, my last move is to unfriend you
You come on to anybody
Everybody all the time
You give up to anybody
What I thought was only mine
So it’s over, yeah we’re through, so I’mma unfriend you
You’re the best I ever knew, so I will unfriend you
‘Cause I should have known, right from the start
That you didn’t have a human heart
Now it’s over, my last move is to unfriend you
So I’mma unfriend you
So I’mma unfriend you
You’re the best I ever knew, so I will unfriend you
‘Cause I should have known, right from the start
I’m deleting you right from my heart
Now it’s over, my last move is to unfriend you
You come on to anybody
Everybody all the time
You give up to anybody
What I thought was only mine
So it’s over, yeah we’re through, so I’mma unfriend you
You’re the best I ever knew, so I will unfriend you
‘Cause I should have known, right from the start
That you didn’t have a human heart
Now it’s over, my last move is to unfriend you
So I’mma unfriend you
So I’mma unfriend you
-_-_-__-_-_-____---____--_-
cabb ::
cerbung,
Idola Cilik,
Ify,
Rio
Selasa, 14 Agustus 2012
Kiss Me Again (Part 12)
“Rio, loe tega hianatin gue..”
“Rio, loe suka cewek laen selain gue?”
“Rio, gue kecewa sama loe. Loe udah berubah yo. Gue bukan satu-satunya cewek di dalam hati loe.”
“Inget yo! Tiap ada cewek yg deket sama loe, dia selalu meninggal. Kaya gue. Dea. Mending loe gak usah jatuh cinta segala”
“Loe pembawa sial yo”
“Rio..Rio..Rio..”
“AAARRRGGGGHHHHHHHH” jerit Rio frustasi. Mimpi itu kembali datang. Bayangan Vero maupun dea saling berkelebat disetiap malam di mimpinya akhir-akhir ini. mereka selalu menyudutkan Rio. Rio terjebak dalam ketakutan mimpinya sendiri. inilah, yang membuat rio tak berani untuk jatuh cinta. Sebenarnya, phobia itu hanya karangan Rio semata. Yang sebenarnya terjadi adalah ini. terror-an dari Dea dan Vero yang tak pernah setuju jika Rio dekat dengan cewek manapun. Mereka tak bosan-bosannya menghantui setiap malam Rio.
“Kapan hidup gue bisa tenang?” rio memijat tengkuknya. Peluh membasahi wajahnya. Sudah, cukup. Ini yang terakhir. Rio tak ingin berurusan dengan wanita di masalalunya. Sudah cukup ia dihantui oleh masalalunya. Kini, saat nya dia berurusan dengan masadepannya.
-_-_-_-____-_-____--___-_-_-_-_-_-
Degh..degh..degh..
“Hai yo”
Degh..degh,,degh..
“Mana Alvin?” tanya sivia
“Nggak tau. Gu..gue gak bareng Alvin” gugup Rio
Ify dan sivia membulatkan mulutnya.
“eh? Kalian ngapain ngumpul didepan koridor gini? Nungguin gue ya?” celetuk Alvin yang tiba-tiba datang
“pede banget idup loe. Udah ah fy, ayo kita masuk” pipi sivia terlihat memerah. Ia segera menggandeng ify menuju kelas. Tapi belum ada 2 langkah, agni and the genk sudah berdehem dan berdiri didepan mereka.
“Jadi gini nih, pemilik sayga, sama anak koki, terus anak yatim bersatu? Ckckc..” agni geleng-geleng
“mau jadi apa sekolah kita ini? masa iya, pemilik sayga pacaran sama anak yatim piatu? Hahaha” oik tertawa sinis.
Alvin dan rio mengepalkan tangannya. Sedangkah ify dan sivia melongo, cengo.
“duh via via. Otak loe dimana sih? Loe nolak balikan sama sepupu gue. Terus, sekarang loe ngeluarin sepupu gue demi si anak yatim piatu itu?!!” ujar angel sok dramatis
“HEH! ALVIN BUKAN ANAK YATIM PIATU YA! Dijaga dong kalo ngomong!!” Rio mulai maju selangkah, tak terima sahabatnya di hina seperti itu.
“duh duh duh, loe sirik sama kita?” sivia menyeringai. “please deh. gak level banget loe sama kita.”
“hahahahaha” triur allain tertawa keras. “loe berempat itu gak pantes di sirikin. Kita juga gak sudi kok sirik sama kalian. Berasa kalian orang paling dipandang disini, terus di pantes disirikin? Ngaca dong.” Agni geleng-geleng.
“Loe ya!” ify mulai maju dan menarik rambut agni. “mulut loe bener-bener harus di lakban!”
Agni meringis kesakitan. “HEH lepasin!”
“fy fy fy udah fy udah” Alvin dan sivia melerai.
“heh,kalian beraninya maen keroyokan aja !” angel dan oik pun menarik rambut sivia ganti.
“heh apa-apaan loe semua!!” teriak sivia emosi
“aduh aduh kenapa jadi gini” Alvin masih mencoba menolong sivia dan ify “yo bantuin gue donk!!”
Rio tersadar dari lamunannya. Apa yang harus gue bantu? Loe kan tau sendiri vin kalo gue….
“YOOO!!! BANTUIN GUEEEE!!!”
Tanpa berfikir lagi, rio melerai ify dan agni. Rio menarik bahu ify hingga ify terhuyung kebelakang. Rio yang tak siap menerima tubuh ify pun ikut terjatuh. Dan…bruk.. ify jatuh menimpa rio.
Tanpa mereka sadari, sudah banyak mata yang melihat adegan mereka ini.
Alvin pun mendorong tubuh oik dan angel dengan paksa lalu membawa sivia pergi dari sana. Angel dan oik pun terjatuh.
“heh vin, udah deh loe gausah ikut campur!! Gue belom bisa ngehajar mereka berdua. Iiasdfghjkl” sivia dibekep Alvin. Alvin pun melarikan sivia ke ruangan Sayga.
Ify yang sadar dengan posisinya langsung bangun dan melirik sinis ke arah triur allain yang sibuk bahu membahu(?) untuk bangun.
Badan rio bergetar. Tiba-tiba kepalanya berat. Tapi tangan seseorang menariknya. Samar-samar ia lihat ify sudah mengajaknya untuk menyingkir dari sana. Ia menurut, walaupun ia tau badannya semakin melemah.
Di ruang sayga ..
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhh” teriak sivia frustasi. Alvin yang ada disebelahnya hanya mampu mempukpuk sivia saja.
“pokoknya gue harus bales mereka!” ujar sivia penuh emosi
“bales dendam gak akan nyelesaiin masalah, siv.” Alvin menenangkan sivia
Sivia melirik sadis kearah Alvin. “terus, loe mau dihina terus kaya gitu? Loe mau dibilang anak yatim piatu? Loe mau?” nada sivia meninggi
Dan jleb…kata-kata sivia berhasil menusuk relung hati Alvin yang terdalam.
“vi, loe gapapa?” ify yang masih menggandeng tangan rio langsung berlari kearah sivia
Sivia menggeleng. “gue gapapa. Kita harus bikin perhitungan sama alien-alien itu. Kita harus cari tau latar belakang mereka. Kita harus bisa ngehina balik mereka. Kalo perlu kita keluarin mereka dari sini, gue enek kalo sekolah kit apunya murid-murid kaya mereka. Bikin nama sekolah kita jelek aja”
“vi, loe gila vi. Udah deh, jangan mempersulit masalah” Alvin angkat bicara. Alvin melirik kearah rio. Dan…ia melongo melihat tangan ify dan rio masih saling bertaut
“ehem ehem” dehem Alvin. Ify dan rio yang sadar pun melepaskan genggaman tangan mereka dengan salting. Alvin yang tau kondisi rio sekarang pun mendekati rio dan menyuruh rio duduk dengan gerakan kepalanya.
Sivia pun masih ngomel-ngomel gak jelas. Tapi untung nya ify berhasil meredakan emosi sivia.
“yo loe kenapa deh?” tanya sivia yg melihat perubahan rio.
Rio menggeleng. “gapapa kok”
“tapi, badan loe pucet yo” ify mendekat dan menyentuhkan telapak tangannya ke dahi rio.
Seperti di sengat listrik, jatung rio berdebar makin kencang. Alvin hanya menggigit bibirnya. Sedangkan rasanya, di sekitar rio, mkin banyak bayangan vero dan dea.
“nggak..nggak..nggakk..” rio menggeleng-geleng
Sivia dan ify menyerngit. “loe kenapa yo??” ify makin mendekat
“JANGAN DEKETIN GUE!” bentak rio kalap. Ify tersentak hingga mundur selangkah
“yo?!” panggil sivia saat rio mulai bangkit dari duduknya dan meninggalkan mereka bertiga.
“udah udah, kalian tenang aja. Rio biar gue yang atasin. Sementara kalian disini aja dulu. Biar gak ada emosi yg tersulut kalo liat 3 alien itu. Yaudah ya, gue nyusulin rio dulu bye” Alvin pun ikut ngibrit mengejar rio yang sudah berlari jauh itu.
“Rio kenapa sih?” celetuk sivia, lebih pada dirinya sendiri.
Ify hanya menatap pintu nanar. Harusnya, dia nggak memasuki kehidupan rio. Dia udah terlalu jauh…
-__-_-_-___-_-_-_-_-_-
Rio mempercepat langkahnya. Ia tak mempeduliakan Alvin yang sibuk menyerukan namanya. Fikirannya kacau. Dari kemarin ia merasa kalau dia sedang diikuti oleh vero dan dea. ia sama sekali tak bisa tenang. Sekarang saatnya ia menenangkan fikirannya. Tapi, dimana?
Rio mengambil motornya dan mengegasnya cepat, terkesan seperti pembalap motoGP. Ia mengarungi setiap jalan di Surabaya ini. lalulintas yang tak seperti biasanya membuat rio makin mengegas motornya ugal-ugalan. Dia juga pasrah, kalaupun ada sesuatu yang terjadi sebelum dia sampai ditempat yg ingin dia tuju.
Namun takdir berkata lain. Ia selamat walaupun beberapa kali hampir menabrak mobil maupun motor lainnya. Kini ia sudah sampai di daerah timur Surabaya, tepatnya di hutan mangrove. Masih sepi, karena buka masih jam 8 sedangkan ini masih jam 7.15. ia pun memilih ke kebun bibit 2. Dimana ia bisa berada ditepi danau yang tenang, dan sejuk.
Rio duduk dekat danau. Ia termenung. Tiba-tiba vero dan dea sudah berada disampingnya.
“Loe udah ngelanggar batas yang kita kasih yo”
“Loe bener-bener bukan rio yang dulu lagi.”
“Loe gak boleh jatuh cinta sama dia! Ato dia bakal kita celakain”
Rio makin frustasi. Ternyata keindahan danau ini makin membuat otaknya tak bisa berfikir.
“KALIAN BISA DIEM NGGAK SIH?!!!” teriak rio.
“kita gak bakal diem sebelum loe jauhin cewek itu. Dia gak pantes buat loe yo. Dan loe juga gapantes buat dia. Loe Cuma milik kita!”
“KALO CUMA KALIAN BUAT GUE, KENAPA KALIAN NINGGALIN GUE?!!!”
“Ini semua salah loe! Kalo loe mau jemput kita, gabakal kita mati konyol kaya gini. Ini semua salah loe Rio!!!”
“Harusnya kan kalian benci sama gue! Kalian celakain gue! Kalian bikin gue mati bareng kalian! Bukan kaya gini caranya! Kalian nyiksa gue! Mending gue mati sekarang juga!” rio makin frustasi. Ia berniat melompat ke dalam danau. Ia tak bisa berenang.
“Rio jangan!!” teriak vero dan dea.
Rio sudah mengambil ancang-ancang. Saat kakinya hampir terlepas dari daratan, tiba-tiba ada seseorang yang menarik tubuhnya.
Bruk.,. tubuh rio jatuh ke tanah. Seseorang yang membantu rio berdecak.
“kamu tuh punya otak atau endak sih? Kenapa kamu ngelakuin hal bodoh kayak gitu?” suara cowok, medok lagi. rio mengerjap-ngerjap matanya, melihat cowok yang nekat menolongnya itu.
“loe siapa?” tanya rio, sedikit kesal.
“aku cakka.” cowok bernama cakka itu membantu rio duduk. “kamu kenapa toh, kok sampek berbuat nekat kayak gitu? Kalo kamu memang lagi banyak fikiran, jangan sampek berbuat kayak gitu. Itu namanya bunuh diri. Dan allah benci sama umatnya yang suka putus asa menjalani hidup.”
“loe gak usah soktau deh sama hidup gue” cibir rio, kasar. Sama sekali bukan seperti rio yang biasanya.
“bukannya aku sok tau, aku Cuma ngasih tau apa yang aku tau aja kok. Mas lagi ada masalah ya? Kenapa sampek mau bunuh diri segala. Tadi, pas aku lewat, mas jerit-jerit sendiri lagi. ada apa sih?”
Rio mendelik. “loe nguping?”
“eh? Endak kok mas. Aku Cuma kebetulan lewat aja. Maaf kalo aku lancang. Beneran, aku ndak ada niat buat nguping.”
Rio menghembuskan nafasnya, berat. “jangan pernah ceritain hal ini, sama siapapun. Loe ngerti?”
Cakka mengangguk patuh.
“oke, thanks” Rio terdiam sesaat. “btw, gue rio. Dan masalah gue, gak sesimple yang loe bayangin.”
“m..maksud mas apa?”
“ya… gue gak Cuma stress karena ada masalah. Bahkan yang lebih buruk dari itu. Dan loe, pasti nggak bakal bisa bayangin gimana masalah gue.”
“lebih buruk? Jangan-jangan..”
“jangan-jangan apa?” rio melirik cakka
“mas hamilin anak orang ya?”
Rio melotot, hampir saja menjitak kepala cowok medok disebelahnya ini.
“Ya enggak lah! Ngaco loe. Punya pacar aja belom!”
Cakka tertawa kecil. “Woalah, mosok toh, mas yang ganteng kayak gini ndak punya pacar? Terus tadi pengen bunuh diri kenapa? Ada masalah keluarga ya?”
“udah, loe gak usah ungkit-ungkit kejadian tadi. Anggep aja gak pernah kejadian”
“siap mas bro”
“Kka.. cakka” panggil seseorang.
Cakka menoleh, “Apa mas Iel?”
Darah rio berhenti mengalir. Iel? Apa jangan-jangan..
Rio menoleh. Glek.. dia menelan ludah.
Sosok didepannya tiba-tiba mematung. Terdiam, tak dapat berkata-kata.
“mas rio, mas iel, saling kenal?”
Tak ada satupun yang menjawab.
***
cabb ::
cerbung,
Idola Cilik,
Ify,
Rio
Kiss Me Again (Part 11)
Setelah 3 hari berlalu, sivia menjadi lebih pendiam. Mungkin ia masih shock dengan kejadian yang ia alami. Gabriel pun langsung di DO dari Sayga. Demi keamanan siswa-siswi Sayga. Ify yang melihat ke’diam’an sivia kadang merasa bersalah, karena ia merasa tidak becus untukmengurus sivia yang tidak lain adalah adik kembarnya.
Alvin juga sedih melihat sivia seperti ini. walaupun ia sering di omeli oleh sivia, paling tidak ia lebih suka sivia yang ceria dan cerewet padanya. Bukan sivia yang sering melamun dan diam seperti ini. Rio yang dari awal tidak ingin ikut campur hanya diam dan memahami situasi yang sedang terjadi. Ia tidak ingin terseret lebih jauh kedalam hidup sivia maupun ify.
Dan tiba-tiba saja, seluruh penghuni diam-diam senang dengan perubahan sikap sivia. Itu berarti, orang paling mereka benci nggak bakal berulah. Apalagi sivia, dia kan ratu –nya tega di Sayga. Ify sih, masih punya rasa kemanusiaan sedikit.
“Gimana kalo ntar pulang sekolah kita nongkrong ke starbucks? Gue lama nih gak kesana” ujar ify pada sivia.
“emh, enggak deh fy. Gue dirumah aja. Males kemana-mana.” Jawabnya datar
“eh eh mau kemana? Ikutan dong” Alvin yang ada dibelakang mereka jbjb gak jelas.
Ify tersenyum. “nah, Alvin mau ikutan. Ayo via, gue pengen geje-gejean sama lo lagi nih. Masa iya sih sivia yang ceria jadi kaya gini. Please kali ini aja. Gue bakalan bikin loe kaya dulu lagi. Kalo misalnya cara gue ntar nggak berhasil, loe boleh deh ngambek sama gue. Ato bahkan gak mau bareng gue lagi. Terserah loe. Tapi kali ini aja, jangan nolak. Please please?” rengek ify
Rio melirik lewat ekor matanya. Cewek ini kalo lagi ngerengek gini, 360 derajat berbeda dengan kehidupannya yang biasa. Dan rio sangat bisa melihat kesungguhan yang ify harapkan.
“iya siv, gue juga pengen jalan bareng loe. Gue sedih deh liat loe yang udah 3 hari kaya gini mulu. Gue kangen sama omelan loe vi. Gue pengen loe ejek lagi. Gue pengen liat loe senyum dan ketawa.” Alvin memandang sivia memelas.
Sivia yang jauh dari lubuk hatinya merasa kasihan dengan ify dan Alvin, akhirnya hanya mengangguk tanpa ekspresi.
“beneran mau?”
Sivia mengangguk lagi.
“Nah gitu dong vi” ify memeluk via. Oke ayok kita cusss ke starbucks!” ujarnya dengan semangat.
“loe nggak ikutan io?” tanya sivia pada rio yang seingatnya tak bicara sepatah katapun.
“eng..”
“rio pasti ikut kok. Ya kan yo?” Alvin nyengir hingga kedua bola matanya menghilang(?)
‘sial nih kutu kupret. Gue kan bisa kumat lebih parah dari kemaren-kemaren kalo gini caranya. Mana gue juga gak enak nolaknya kalo udah gini mah’ rutuk rio dalam hati.
“yaudah, ayo berangkat sekarang.sebelum gue berubah fikiran” celetuk sivia yang seketika membuat ify dan Alvin reflek berdiri. Sedangkan rio masih sibuk membereskan barang-barangnya.
-_-_--_--_-__-__-_--_--_-_-_-
“yasalam, macet banget” gerutu ify sambil membunyikan klaksonnya berkali-kali. Sivia sedang asyik mendengarkan lagu. Sepertinya ia bersenandung tanpa suara. Alvin tersenyum senang. Paling tidak, ia bisa duduk disebelah sivia sambil memperhatikan perkembangan sivia. Ya walaupun hal itu ia harus adu bacot dengan rio dulu, karena rio ngotot nggak pengen duduk didepan bareng ify.
“udah jam 4 nih. Loe balik maleman gitu nggak papa kan vin? Gue agak sungkan sama oma loe” ujar ify khawatir
“tenang, gue udah sms oma gue kok.” Alvin melirik sekilas kearah rio yang ekspresi wajahnya langsung berubah, walaupun tidak kentara.
“oh yaudah deh, gue kira entar oma loe bakal ngomel kaya oma-oma biasanya” ify mulai mencari parkiran di dalam mall.
Rio masih terdiam sambil sesekali melihat-lihat mobil-mobil yang sudah berjejer rapi di depan dan sampingnya. Mobil mulai terparkir. Tak lama kemudian mobil berhenti. Alvin menyenggol bahu sivia pelan. Sivia mendongak dan membuka pintu di sebelah kirinya masih dengan aura dingin dan juga cuek. Alvin mengekor dibelakangnya. Rio dan ify juga keluar bersamaan.
Dan tibalah mereka di starbucks. Sivia langsung menempati kursi paling ujung yang menghadap ke jalanan. Alvin duduk di depannya dan rio duduk disebelah Alvin. Ify yang baru saja memesan pun terpaksa duduk di depan rio.
Keadaan hening. Sivia sibuk memandangi jalanan yang makin lama semakin ramai. Sedangkan Alvin sedang senyum-senyum GR karena ia fikir sivia melihat dia. Rio sibuk dengan ipadnya, dan ify salahtingkah sendiri.
Sebenarnya, saat ini detak jantung ify tak aturan. Sejak beberapa hari yang lalu, ia sering memperhatikan rio. Entah mengapa, ia berasumsi bahwa ia tak menyukainya. Ia hanya kagum dengan kesederhanaan rio. Tapi, makin lama perasaannya jadi aneh. Tak menentu. Apalagi jika sedang dekat dengan rio. Meskipun begitu, ia masih bisa menjaga jarak dari rio karena phobia rio itu.
Namanya Heterophobia. Ketakutan terhadap lawan jenis. Mungkin, rio belum parah. Karena ia lihat rio masih bisa menahan phobianya itu selama tidak ada kontak fisik.
“heh sipit, loe ngapain liatin gue sambil senyum-senyum gitu?” sivia membuka pembicaraan.
Alvin nyengir. “lah, bukannya loe duluan yah yg liatin gue?”
Sivia menyerngit. Sedetik kemudian ia mengerti maksud Alvin. “pede banget idup loe. Gue kan ngeliatin mobil-mobil disono. Bukan ngeliatin elu. GR banget sih”
Alvin manyun. “yah paling nggak, walopun loe gak liatin gue, loe kan bisa boong dikit kalo loe liatin gue”
“najis”
Ify tersenyum. Sepertinya, Alvin emang moodboosternya sivia. Lagi lagi ia melirik rio. Melihat rio yang sedang diam sambil menoleh kea rah lain. Damai sekali. Ify tersenyum lagi. Tapi, tiba-tiba rio kembali menghadap kearah semula. Mata mereka bertemu. Ify yg salting langsung pura-pura mengambil minumnya dan menyenggol sivia. Sedangkan rio susah payah menetralkan debaran jantungnya.
“gimana kalo abis ini kita maen truth or dare” usul ify
“ide bagus” sahut Alvin. “gimana cara maennya?”
Ify tampak berfikir. Mau tak mau, rio yang penasaran pun memperhatikannya.
“gue bakalan muter nih sedotan.” Ify mengambil sedotan dari minumannya yang kebetulan sudah habis. “terus diputer gini” ify memasukkan sedikit tissue ke salah satu ujungnya. “yang kena tanda ini. harus milih truth or dare. Gimana?”
“mau mau mau” semangat Alvin.
“boleh dicoba” kata rio lirih.
Sivia hanya mengangguk-ngangguk. “oke, siapa yg muter?”
“loe aja” usul ify.
Sivia pun memutar sedotan tersebut. Dan tanda itu mengarah kea rah Alvin.
“loh kok gue?” Alvin cengo
“lah? Terus loe maunya ke siapa? Udah deh loe milih truth or dare?”
“gue milih….” Setelah beberapa saat berfikir, Alvin menjawab. “DARE” dengan mantap.
Sivia tersenyum sinis. “oke, karena loe milih dare, loe harus turutin apa yang gue pengen”
Alvin menelan ludah. ‘kalo dilihat dari mukanya, kayanya gue bakal dikerjain abis-abisan nih. Wah, harusnya gue tadi milih truth aja’ batinnya
“ntar, sepulang dari sini, loe harus foto sefeminim mungkin. Kalo perlu pake baju cewek kek, ato jepit rambut loe kek, ato pake make up kek, gue ga peduli. Dan jadiin tuh foto di ava twitter loe”
Rio langsung ngakak. “MAMPUS loe vin. Gue bakalan ngecek TL terus kalo gitu. Gue bakal liat loe dandan kaya gitu. Wakakkkak”
Ify terpana sesaat melihat rio yang tertawa lepas seperti itu. Berbeda dengan rio yang biasanya.
“oke giliran gue yang muter” ujar Alvin kesal.
Dan ternyata tanda itu mengarah ke Ify. “yah, padahal gue harap sivia yang kena” Alvin menunduk.
“belom waktunya gue kena vin hahahhaa” sivia tertawa senang. Diam diam Alvin senang. Sivianya yang dulu telah kembali.
“firasat gue ga enak nih” lirih ify
“loe pilih truth or dare?”
Sejenak ify berfikir. “truth aja kali, ya? Hmm”:
“yakin?”
Ify mengangguk, sebenarnya tak yakin.
“cowok yang loe suka sekarang siapa?” tanya Alvin to the point
“hah?” ify cengo.
“harus jujur loh” sivia mengerling nakal kearah ify, sambil melirik rio.
Rio yang tak mengerti pun memasang tampang sama cengonya seperti ify.
“gue gak suka siapa-siapa kok” jawab ify mantap agar sivia rio dan Alvin tak curiga padanya
“ah yang bener? Gue gak yakin tuh” Alvin menggoda
Sivia berdecak. “sampe kapan loe boongin perasaan loe gini fy?” sindir sivia
“boongin perasaan ? maksud loe apaan ?”
“apa ya? Mau tau aja ato mau tau banget? Mmm…”
Ify cemberut. Kepekaan sivia emang tak perlu diragukan lagi.
“loe yakin gak ada feel sama someone gitu? Jangan boong. Ini kan truth or dare” sivia memancing
“gue kan udah bilang, gue gak suka siapa-siapa” eyel ify
“terus rio gimana?”
Deg deg deg
Jatung ify berpacu lebih cepat. Matanya melotot, tanpa sadar. Rio yang merasa dibicarakan pun menoleh kaget kearah ify. Apa iya cewek didepannya ini menyukainya?
“rio? Jadi loe suka rio, fy?” Alvin makin mengompori
“hah? Kalian apaan sih?” rio yang risih mulai protes namun sivia dan Alvin makin menjadi.
“bener yah, cinta itu kaya kentut” Alvin mulai ngaco
Sivia tertawa. “jangan ditahan. Lama-lama juga bakal kerasa kok. Kaya bau kentut wahahaha”
“udah udah ganti topic aja” ify mulai memutar sedotan itu namun ditahan oleh Alvin.
“loe pengecut fy, masa mau sembunyi dari kenyataan? Udah deh akuin aja kalo emang loe suka sama rio”
Rio mulai tak karuan. Ia bingung, mengapa detakan jantungnya begitu keras? Bahkan kalau semua orang diam, ia mungkin bisa mendengar detakan jantungnya. Apa penyakitnya akan kumat? Ah, nggak mungkin. Gue ga sedeket itu sama dia kok. Gue kan gak suka sama dia. Tenang yo. Penyakit loe gabakal kumat. Batin rio menyemangati dirinya sendiri.
“loe gak asik ah vin. Sportif dong. Gue kan udah jawab. Apa jawaban itu belom puas? Loe gabisa dong maksain gue buat suka rio. Gue..gue udah suka sama orang lain. Dan orang itu bukan rio” ify menggigit bibir bawahnya.
“hah? Serius? Kenapa loe gak cerita ke gue?” sivia kaget bukan main
“a..abis loenya sih..hm” gugup ify
“ya maap gue kan masih shock. Sekarang, gue bakal jadi sivia yang dulu kok. Gue gak bakal inget-inget kejadian kemaren.” Sivia tersenyum.
“oke sekarang giliran gue” ify kembali memutar sedotan itu. Dan tanda itu mengarah pada rio.
“wah emang jodoh nggak kemana. “ gumam Alvin. Jujur saja, Alvin pernah punya plan dengan sivia, kalau akan mencomblangkan ify dan rio.
“gak usah mulai” rio sinis menatap Alvin. “gue pilih truth”
Ify berfikir sejenak. “apa ya?”
“loe udah move on dari mantan loe belum?” Alvin memandang rio penuh arti.
“Hah? Kok loe tanyanya gitu sih?”
“terus gue harus tanya gimana?”
“heh, itu kan bagian gue kodok!” ify menjitak Alvin
“abis loe kelamaan sih. Ayo jawab. Loe udah move on dari dia belom? Loe udah ngebuka hati loe buat cewek laen?”
‘tuhkan , nih kodok gelagatnya bisa dibaca banget.’ Rio menekuk mukanya. Suram.
“gue udah move on ato belom itu bukan urusan loe. Dan loe gak perlu tau gue udah ngebuka hati gue buat cewek laen apa belom. Itu juga privacy gue. Gak semua privacy bisa gue ceritaain ke loe kan?”
Alvin mengangguk-angguk.
Ponsel rio berdering/ “iya ma? Ada apa?” matanya melotot. “hah?” sedetik kemudian, ia menutup sambungan telfonnya dan bangikit dari duduknya. “gue balik duluan ya” katanya acuh tak acuh
“yah, kan sivia belom ikutan maen. Gak seru loe yo”
“ini mendesak. Gue harus segera pulang. Sorry. Lain kali aja kita lanjutin” rio pun beranjak dari sana.
Dalam hati ify mulai negthink. Ada apa dengan rio? Mamanya? Papanya?
-___-_-_-_-_--_-_-_-
Hari ini hari minggu. Tak seperti biasanya, ify jogging pagi di sekitar rumahnya. Ia melihat rio sedang duduk melamun di bawah pohon sambil mendengarkan music dari headphonenya. Rumah sify dengan yovin hanya berjarak 8 blok. Dan masih dalam 1 perumahan yang sama.
Samar-samar terdengar rio bersenandung. “I linger, I linger. The memories of love are playing with me. One more time, one more time.. I cant believe it has ended like this. With just this, all those promises.. how, how..?”
Ify duduk disebelah rio. Sepertinya rio belum sadar kalau ify ada disebelahnya.
“I’ve come to an end. Ever since the day you left me, I’m falling little by little. I block my ears, and listen to you. I close my eyes, and draw out you. But you have flowed away, you have passed by. In my memories, so I can’t even catch you..”
rio menoleh dan sedikit terbelalak melihat ify disebelahnya. “loe ngapain disini? Udah dari tadi?”
ify berdehem. “sorry, gue mau nyapa loe tapi loe terlalu asyik sama musik loe itu” ify nyengir. “ssendirian aja?”
rio mengangguk. “ya, seperti yang loe liat”
“Alvin kemana?”
“Alvin sakit, badannya panas. Kayanya dia demam”
“hah? Kok bisa? Perasaan kemaren dia nggak kenapa-kenapa deh”
“kan kemaren. Beda sama sekarang”
“iya juga sih” ify tiba tib a teringat sesuatu “btw, kemaren loe pulang cepet. Ada apa?”
“oh, itu?” rio tersenyum getir. “gak ada apaa-apa”
Ify menyerngit. “jujur aja. Gue gak ember kok. Lagi pula, gue bisa jaga rahasia. Gak usah takut lah kalo gue sampe bocorin rahasia loe.”
“nyokap gue nabrak orang”
Ify melongo “HAH?!!”
“nyokap gue gak konsen nyetir. Dan dia nabrak orang. Gak sengaja. Tapi orangnya gapapa kok Cuma luka ringan. Tapi, pas nyokap gue liat muka tuh cewek…mukanya kaya vero”
“ve,,,ro?”
Rio mengangguk. “cewek yang bikin gue punya phobia jatuh cinta dan phobia sama cewek”
Ify terdiam. Menunggu kelanjutan cerita rio.
“setelah gue cek, namanya prissy. Dia anak SMAK Stella Maris. Tapi yg gak abis fikir, kenapa muka dia sama vero persis banget? Apa itu yang namanya reinkarnasi?” rio menerawang.
“loe masih percaya tahayul aja sih? Mana ada reinkarnasi jaman sekarang. Loe aneh-aneh aja”
“awalnya gue emang gak yakin.tapi setelah gue browsing, gue jadi makin yakin kalo reinkarnasi itu ada. Nggak ada kan orang bisa semirip itu?”
“yo, walopun gue bodoh, tapi gue update kok ttg yang begituan. Loe tau nggak sih, ada 7 kembaran kita di dunia. Dan gue juga pernah ketemu orang yang persis banget sama sivia. Hampir 100% tanpa cacat. Cuma cara dandannya mereka aja beda. Dan kembaran sivia itu tinggal di rembang. Waktu itu, gue liburan kesana bareng sivia. Sivia aja nggak nyangka bisa ketemu kembaran kaya dia”
“kenapa jadi loe yang curhat?” rio terkekeh
“ish, dasar. gue kan Cuma mau kasih tau. Intinya, kita punya 7 kembaran di dunia ini. bukan berarti adanya reinkarnasi. Jangan percaya gtu, itu namanya musyrikk”
Rio mengangguk-angguk. “iya iya.”
“oke, kalo gitu intinya loe sekarang lagi galau? Dua kali loh, gue denger loe nyanyi lagu Day Dream itu. Dan selama itu, loe nggak sadar kalo gue ada disini?”
“hehe sory. Gue bener-bener gak tau”
“susah emang, kalo ketemu orang galau. Masih pagi lagi. Makin susah aja hahah”
Rio nyengir. Diam-diam, ia sedang mengontrol perasaannya lagi dan lagi. Sepertinya, ketakutan rio mulai terlihat.
----------------------------------
cabb ::
cerbung,
Idola Cilik,
Ify,
Rio
Kiss Me Again (Part 10)
“berani banget loe bolos?” tanya sivia pada chriss
“berani aja, gue gitu. Nah loe?”
Belum sempat sivia menjawab, chriss sudah menyela
“ooo iya sih, anak pemilik sayga gitu loh. Hihihi”
“apadeh loe chriss. Kita mau kemana nih?”
“ada deh, mau tau aja”
Chriss melajukan mobilnya menuju skate park yg berada di Surabaya pusat. Masih pagi, belum banyak orang berlalu lalang. Hanya ada beberapa pegawai yg sibuk disana sini karena nanti malam aka nada konser di lapangan plaza Surabaya *jiahh-_-*
“mau minum, vi?” tawar chriss sambil membawa dua kaleng sprite.
“thanks ya”
Chris mengangguk. “hmm, vi. Gue mau ngomong boleh?”
“bukannya ini udah ngomong ya? Hehe”
“beda hal kalo inii”
“iya deh,mau ngomong apaan?”
“sory, mungkin terlalu cepet gue ngomongnya. Tapi…” chriss menghembuskan nafasnya berat. “…gue takut, kesempatan gak dateng dua kali. Dan lebih cepet, mungkin lebih baik.”
Jantung sivia mulai dag dig dug gak karuan.
“gue suka sama loe vi, dari dulu. Dan perasaan suka gue semakin hari berkembang,sampe jadi sayang. terussss berkembang dan akhirnya….gue cinta sama loe. “ chriss berlutut di depan sivia. “via, would you be my girl?”
Sivia melongo,tidak dapat bicara apa-apa. Mereka disaksikan belasan pasang mata. ‘terima gak ya… terima gak ya… kalo gak diterima, aduh,,, plis deh. ini di tempat umum! Kasian chris. Kalo di terima…kenapa hati gue bilang gak ya. Aaaaaa bingung~~’ batin sivia
“gimana vi? Loe mau terima gue?”
Sivia melihat di sekelilingnya. Banyak yg sudah menyoraki mereka berdua.
“terima..terima…terimaa..”
“aduh.. gmana ya” gumam sivia. Ia memandang chriss, mata chriss memohon agar sivia menerimanya.
“iya, gue mau” ujar sivia sambil tersipu malu.
“loe beneran vi?”
Sivia mengangguk.
Chriss bangkit lalu memeluk sivia. Sorakan terdengar dimana-mana
“eee chriss pindah tempat yuk? Diliatin orang banyak nih..”
Chriss mengangguk. Lalu mereka beranjak darisana dengan jemari sivia yg bertaut pada chriss.
**##**##**##
H-4…
Ify menyadari perubahan saudara kembarnya itu selama 2 hari belakangan. Yg selalu tersenyum saat menerima sms, atau kedapatan sedang menerima telfon pada waktu2 tertentu. Gelagat sivia mencurigakan. Dia lebih sering berangkat dengan ‘seseorang yg ia bilang teman’, dan pulang dengan orang itu juga.
“vi, yg biasa anter jemput loe siapa sih?”
“temen”
“yg bener?”
“iye. Udah deh, balik sono ke kamar loe! Awas loe, kalo sampe nguping. Gue mau otpan” sivia mendorong tubuh ify sampai keluar kamarnya.
“bener bener gak beres tuh anak” ify memilih untuk menguping.
“iya chriss sayang, hihi. Si ify tadi di kamar aku sih, jadi gak bisa otpan. Oh, besok? Nonton? Ayooo!”
“hee? Sayang? Chriss?” ify menajamkan pendengarannya.
“..nonton apa yah? Hmm yang lagi in apa sih? Aku gak update soal film. Apa? My kingdom? Aah,gak deh. pasti film action. Gak. HAH? SERIUSAN? Loh kamu tau darimana aku suka….hihi sosweet deh. ”
Ify menggeleng. “gue harus kasih tau Alvin”
**##**##**##
“APA LOE BILANG?!! SIVIA UDAH PUNYA COWOK?!” teriak Alvin gak nyante_-_
Ify mengangguk, “gue baru tau. Sebenernya gue udah curiga dari kemaren kemaren sih. Soalnya sivia jadi menyendiri gtu. Gue kemaren ngupingin dia pas otpan sama cowoknya”
“sabar bro, cobaan” hibur rio tapi sama sekali tak mengalihkan pandangannya dari buku yg sedang di bacanya.
“loe jahat banget deh sama sahabat sendiri,inget yoooo! Waktu loe dilanda kegalauan garagara cewek sialan itu,gak kurang kurang gue ngehibur loe. Tapi loe sekarang? Apaan?” Alvin dramatis
Ify mengamati perubahan ekspresi wajah rio. Awalnya tenang,agak sedikit tersentak ketika Alvin menyinggung tentang dea. Tapi sedetik kemudian,dia bisa merubah ekspresinya lagi. ‘rio bener bener poker face banget’
“terus? Gue mau gimana? Masa gue harus bilang, ‘alvin, yg tabah ya, gue bakal selalu di samping loe ngedukung apa yg loe lakuin. Semangat Alvin. Go Alvin go go go!!’” cibir Rio tanpa merubah ekspresi wajahnya
“yah…gak selebai itu juga yo, tapi… arghhssss gue galaaauu!!!” teriak Alvin lagi
“udah deh, kita cari jalan keluarnya aja sekarang” kata ify
“gue jadi penasaran,siapa sih cowok yg jadi pacarnya sivia” celetuk alvin
“ikutin aja mereka. Beres kan” usul Rio
Alvin berhambur memeluk Rio. “kadang otak loe jenius banget yo! Gue kalah jenius sama loe!”
Pletakk!! Jitakan mendarat di kepala Alvin.
“gak usah peluk2 gue!” rio menggelinjang(?) akibat di peluk Alvin #oke abaikan#
“yah Rio jahat deh.”
“gue kenapa jadi obat nyamuk ya disini?” gumam ify. “vin, kenapa loe gak pacaran sama Rio aja sih?”
“HAH?!! PACARAN SAMA DIA??! HOEKKK” seru keduanya bersamaan.
“kaya ga ada cewek aja di dunia ini” jeplak Alvin
“kalo pun udah gak ada gue milih mati daripada pacaran sama kodok yg 1 ini” balas rio
Ify terkekeh. “udah deh udah. Ntar pulng sekolah, kita susul mereka ke grand city”
“emang mereka mau kesana?”
“gue denger sih gitu. Kita susulin?”
Mereka berdua mengangguk.
**##**##**##
"Sayang udah lama ya? Maaf ya, tadi si ify gak bisa lepas dari aku sih" ujar sivia setelah duduk disamping Chris
"Iya, gapapa kok. Baru juga 10 menitan disini. Yaudah, berangkat sekarang ya?"
Sivia mengangguk.
Dari kejauhan, ify dan alvin bersembunyi di semak-semak. Sedangkan rio dgn santainya meelenggang(?) Tanpa dosa di area parkir
"Heh dodol banget sih loe yo! Kalo ketauan gimana?!"
"Kalian sadar ga sih,kalo tingkah kalian diliatin anak-anak 1 sekolah, he?"
Jlebbb...
Ify dan alvin menoleh memandang sekeliling mereka yg menatap mereka dengan aneh.
Mereka langsung ngibrit kedalam mobil rio.
"Cowoknya cakep banget ya" ujar ify
"Masa? Cakepan gue ah!"
Rio berdecak. "Vin loe ga pernah ngaca ya?"
"Njir dalem loe"
Ify terkekeh. "Yaudah,cakepan loe kok vin. Eh tapi traktir gue di zangrandi dulu,baru deh loe cakeeeeep!"
"Woy itu namanya pemerasan!"
"Gak kok, cuma minta traktir doang sih"
"Heh kenapa kalian berdua ribut soal traktiran sih? Fokus dong! Tujuan awal kita apa-_-" kata rio
"Oh iya lupa gue ehehe"
"Dasar!" Cibir rio.
Mereka bertiga melajukan mobil dengan cepat karena ketinggalan mobil chris jauh .
*skip*
Sesampainya di GC ..
"Mereka mana ya?" Tanya alvin sambil mencari-cari batang hidung sivia & chris
"Eh itu tuh!" Tunjuk rio pada restoran italia yg tak jauh dari tempatnya berdiri.
Alvin & ify langsung melihat kearah yg rio tunjuk. Terlihat kebahagiaan di wajah kedua insan itu.
"Envy banget" lirih ify
"Panas woy panasss !! Anjiiinnngggg" rutuk alvin kesal sambil menghentak2kan kakinya ketanah
"Biasa aja deh," komen rio
"Loe ga ngerasain jadi gue yo. Ngenes gila tau gak" wajah alvin mulai murung
"Sabar vin, sabar. Hmm gimanaa kalo kita jalan2 sendiri aja sekarang? hibur alvin gitu deh. Gue traktir deh" ujar ify
"Beneran? Yaudah deh.. Dengan berat hati gue mau" alvin meringis
Rio menjitak alvin, "kalo masalah gratisan aja, langsung semangat" cibirnya
"Haha, kapan lagi? Yaudah ayo kita pergi!" Alvin berada di tengah rio & ify lalu merangkul mereka berdua.
Sementara sivia & chris ...
"Abis ini jadi nonton?" Tanya sivia
Chris mengangguk. "Nonton my kingdom aja, katanya ada artis kesukaan kamu?"
Sivia menepuk dahinya. "Oh iya! Yaudah, kita kesana yuk?"
Chriss mengangguk lagi, lalu mereka berdua beranjak menuju XXI.
"Gila lo semua!! Ogah ogahhh..." Tolak rio
"Seru tau yo. Ayolah, masa dari smp gue cuma pernah foto 2x sama loe? Jahat banget! Ayolahhh.."
"Heh, malu goblok! Loe kira gue cewek? Fotobox segala!! Loe aja deh, males guenya!"
"Ayolah yo, plisss" melas ify
"Gak!!"
"Yo...." Rengek alvin sambil memegangi lengan rio persis anak kecil
"Arrrgggssss iya iya!! Puas loe!!!"
"Yeeeeey ! Gitu dong daritadi hihi" pekik alvin&ify sambil terkekeh
Setelah puas fotobox, mereka tertawa2 sepanjang jalan
"Hihi muke loe ajib bener deh yo! Hahaa". Ngakak alvin sambil melihat foto hsil fotobox tadi
Rio dgn muka bete hanya menanggapinya dgn gumaman tak jelas
"Abis ini kemana ya?" Tanya ify
"Makan yuk laper banget!" Usul alvin
"Hayu, gue juga laper banget2an nih" timpal ify
"Mau makan juga ga yo?" Tanya alvin pada rio
"Hm" jawab rio tak acuh
"Juteknya anak ini ya tuhan" dercak alvin. "Makan di foodcourt yuk?"
Ify mengangguk. Sedangkan rio hanya mengikuti mereka berdua saja.
"Masih ada 10 menit nih, beli minum sama popcorn dulu kali ya?" Kata sivia pada chris
"Ayuk, kamu disini aja ya. Biar aku yg beli"
"Gak ah,aku ikut aja. Di depan foodcourt itu kan?"
Chris mengangguk. Mereka pun berjalan kearah foodcourt.
"Hahaha gak tau kenapa yo,gue masih pengen ngakak liat foto loe wkwk" ujar alvin
Ify ikut tertawa. "Makanya kalo pose gini nihhh" katanya sambil mempergakan sebuah pose lucu bersama alvin. Lalu ngakak sesudahnya
"Norak banget loe berdua"
"Wkwk biarin"
Rio berjalan mendahului mereka. Sedangkan ify alvin dibelakang dengan masih tertawa sambil berangkulan.
"I...fy.. Sama al..vin?" Gumam sivia melihat mereka berdua tertawa riang sambil berangkulan.
"Kenapa, vi??" Tanya chris
"Ngg...gak.. Gak papa.."
'Sial! Kenapa perasaan aneh ini muncul lagi sih?! Gue jadi gak mood kan-_-' batin sivia kesal.
Sepanjang film diputar, sivia sama sekali tak fokus pada film. Ia hanya memikirkan alvin, ify . Begitu terus, sampai chris pun ia cueki. Chris yg bete pun akhirnya memutuskan untuk pulang.
**##**##**##
H-2 ...
Sikap sivia berubah total kepada ify. Dia sangat menjaga jarak. Ketika pelajaran,dia lebih suka diam atau bersms ria dgn chris. Sedangkan ketika istirahat,dia langsung melejat pergi dr kelas tanpa memedulikan pertanyaan ify.
Dirumahpun begitu. Sepulangnya ify dari GC, sivia tak bicara apapun. Menyapanya pun tidak. Ify heran, ia bertanya, tapi tak pernah ada 1 katapun keluar dari bibir sivia.
"Fy, loe kenapa sih?" Tanya ify begitu sampai dirumah.
"Gak papa" jawab sivia singkat
"Gak percaya, loe gak bakal cuekin gue kalo gak ada apa-apa. Ayolah, jujur sama gue. Gue bikin salah sama loe?!" Tanya ify bingung
"Gak"
"Kenapa sikap loe gini?"
"Ini hidup gue. Mau gue ngapain kek, ya itu hak gue. Bukan urusan loe" jutek sivia lalu segera masuk dalam kamarnya & menguncinya sampai makan malam.
"Bener-bener gak beres tuh anak" gumam ify
**##**##**##
H-1 ...
Alvin ternyata menyadari berubahnya sikap sivia padanya & ify. Sivia selalu menatapnya sinis, sedangkan alvin yg ditatapi sivia seperti itu pun nelangsa perasaannya.
Rio juga heran dgn perubahan sikap sivia. Ada apa sih sebenernya? Kenapa gak jelas banget sifat tuh anak?
"Vi, besok kan bday loe sama ify tuh. Gimana kalo kita rayain di starbucks sutos ? Kita beremopat aja. Gimana?" Tawar alvin
"Ide bagus vin! Wah tumben otak loe bener?" Jawab ify sambil terkekeh
Tiba tiba ponsel sivia berbunyi
"Halo? Emm..." Sivia melirik alvin ify dan rio. "Iya, besok? He eh. Gak ada kok, okeoke. Bye"
"Sori nih, gue gak bisa. Ada acara sendiri besok" jawabnya jutek.
Raut kekecewaan muncul dari wajah ify dan alvin
"Yaudah,tapi kalo misalnya loe berubah fikiran,loe bisa ngabarin gue" kata alvin tegar
"Iya" jawabnya singkat
**##**##**##
Hari H ...
“aku mau ngajak kamu suatu tempat, aku harap kamu gak bakal kecewa yah”
“kemana yang?”
“ada deh.. mau tau aja”
“yah, jahat deh. Ke TA ?"
Chris mengangguk “sabar aja princess si.vi.a..” desis chriss dengan nada yg beda dari biasanya
Mata sivia langsung membelalak dan menoleh kea rah chriss. Dilihatnya chriss dengan senyuman tak seperti biasanya. Perasaan buruk menyelimutinya. Diam-diam, dia mengSMS Alvin. Entah, kenapa otaknya bisa langsung memikirkan Alvin.
-vin,perasaan gue kok gak enak ya. Temen gue beda,ga kaya biasanya. Gue jadi takut. Loe bisa nyusul gue gak? Gue kea rah TA nih. Ajak ify rio juga ya-
Send!
Dilain tempat..
“happy birthdayyy!! Ayo bisa di mulai kan makan-makannya?” ujar Alvin semangat
“dasar loe! Kalo masalah makan makan aja, semangat banget” cibir Ify
“hehe iya dong… ayo kita mau kemana nih?”
Tba tiba handphone Alvin berbunyi.
“eh sivia sms gue..”
“tumben tuh anak sms loe, bacain coba”
“vin,perasaan gue kok gak enak ya. Temen gue beda,ga kaya biasanya. Gue jadi takut. Loe bisa nyusul gue gak? Gue kea rah TA nih. Ajak ify rio juga ya. Wah, perasaan gue jadi gak enak juga nih. Ayo kita ke TA aja.”
“makan-makannya gimana?” tanya Rio
“itu ntaran aaja! Princess lagi butuhin gue nih”
"Jadi kita gak jadi makan-makan?" Tanya rio
"Makan-makan bisa nyusul lah yo! Tumben banget sih,loe semangat urusan beginian?!"
Rio menyeringai. "Loe ga suka gue kaya gini?! Ha!? Ndeso!!" Ujarnya
"Cihhh, korban iklan" cibir ify
Rio terkekeh.
Ify menyadari perubahan sikap rio. Akhir2 ini,rio makin ramah dan sering tersenyum. Entah kenapa ify merasa senang dgn perubahan itu.
Tapi sedetik kemudian perasaan ify jadi tak karuan. Sedih, gelisah, takut dan emosi. Dia merasakan sesuatu yg tak enak. 'Sivia!' Pekiknya dalam hati
"Yo,loe bisa cepetin mobil loe gak? Ayo kita susul sivia cepet! Perasaan gue gak enak banget"
"Sama,gue juga fy" tambah alvin
Rio mengangguk patuh dan meningkatkan kejepatan laju mobilnya.
"Sialan loe chris!! Persetan sama loe yel!!" Teriak ify
"Hahahahaha. Salah sendiri,siapa suruh loe gak mau balikan sama gue?!" Picik iyel
"Dasar cowo biadab!!" Maki sivia. "Dan loe..." Tunjuknya pada chris. "Gue sumpahin hidup loe gak bakal tenang! Cowo sialan!!" Emosinya
Chris hanya terdiam sambil tertunduk lesu. Bibirnya berucap tanpa suara. 'Maaf'
"Mau apa loe sekarang? Panggil pahlawan loe itu? Siapaa? Alvin?! Hahaha gak bisa!!"
"Gue yakin dia bakalan dateng!"
"Mimpi loe! Heh, ambil handphonenya!!" Perintah iyel pd chris. Chris pun menurutinya dan mengambil paksa ponsel sivia di tas nya.
"Jangann..." Teriak sivia
Iyel menyeringai ke arahnya
"Cowok bajingan loe! Pengecut!!!" Maki sivia
"Ha ha .. Teriak aja sesuka loe. Gak bakal ada yg denger!" Ejek iyel
'Arggghhsss. Vin, fy, yo.. Gue butuh kalian. Plis dateng' gelisah sivia
"mana? Gak ada!!" Pekik alvin sesampainya di TA (taman apsari)
"Mencar deh. Loe kesAna, gue kesana, dan loe yo.. Loe tunggu disini aja oke" usul ify
Rio&alvin mengangguk.patuh. Mereka mulai berpencar mencari sivia.
Alvin seperti org kesetanan. Ia berlarian kesna kemari. Hingga akhirnya matanya menemukan mobil ford everest yg dikendarai oleh chris kemarin lusa.
"Hey, loe kesini cepetan ajak rio! Gue di depan kantor pos " ujarnya via telefon pada ify.
Tak lama kemudian ify dan rio sudah berada di samping alvin.
"Dimana?" Tanya ify
Alvin menunjuk salah satu rumah disamping kantor pos
"Hah? Itu ada motonya iyel!" Pekik ify sambil menunjuk cagiva merah di teras
"Berarti via dalem bahaya. Ayo cepet kesana!!" Komando alvin yg di ikuti rio&ify
"Jauh jauh loe dari gue, bajingan!!" Teriak sivia ketakutan karena iyel yg semakin dekat dgnnya
"Haha.. Mau apa loe?! Hm.. Loe gak bisa ngapa2in kan? Hahahaahaha. Makanya jangan sok jagoan. Jangan sok jaim deh jadi cewek! Gue pengen cicipin elo nih.." Bisik iyel
Sivia tak bisa berkutik. Semakin dekat iyel,semakin mulutnya terbungkam juga. Lidahnya kelu,dia juga kehabisan energi.
Iyel semakin dekat .. Dekat sekali ..
Sivia hanya bs menggigit bibirnya. Dekat... Hembusan nafasnya pun terasa.. dan...
Brakkkk!!!
Pintu di dobrak dgn paksa. Muncul lah alvin rio dan ify
"Hey! Jangan coba2 loe sentuh cewek gue!!" Pekik alvin
Iyel dan chris menoleh. "Wow! Ada yg sok pahlawan disini..." Ujar iyel meremehkan
"Gue bilang, jangan coba2 loe sentuh sivia!!"
"Ha ha ha ... " Tawa jayus iyel. Ia makin mendekat pada sivia
"Bangsat!!"
Alvin menerjang iyel. Lalu memukulnya habis2an.
Iyel jatuh trsungkur. Ia mencoba membalas smua pukulan alvin,tapi ia tidak bisa karena alvin memukulnya penuh kemarahan.
Chris,yg melihat itupun akan lari. Tapi dia tersungkur krena rio memukul tengkuknya. Ia pun langsung tak sadarkan diri.
Iyel terkulai lemas di tempatnya. Alvin yg cukup puas meninju rahang iyel untuk mengalhiri perkelahian.
Alvin lalu menghampiri sivia.
"Vi, loe gak papa kan?"
Sivia menggeleng. Ia langsung memeluk alvin.
"Gue takut vin.. Gue.. Gue.."
"Udah, gak papa. Ada gue kok sekarang loe gak perlu takut. Gue janji bakal jagain loe mulai hari ini. Gue bakal selalu ada disamping loe" alvin memeluk sivia kuat. Lalu mencium kening sivia.
Sivia pun menangis setelah menahan tangisnya lama.
"Ayo balik sekarang!" Ujar ify sambil menghampiri alvin sivia
"Loe bisa jalan?" Tanya alvin
Sivia menggeleng. Alvin pun membopong sivia tanpa berfikir panjang.
"Vin.. Makasih ya" lirih sivia saat berada di pelukan alvin
Alvin tersenyum lalu mengangguk.
"Maaf juga.. Sikap gue ke loe sedingin itu" ucapnya terbata
"Sssst. Loe gak perlu minta maaf kok" alvin tersenyum
Ify membukakan pintu mobil. Rio sudah bersiap di kemudi, ify duduk disampingnya
Alvin & sivia berada dibelakang. Sivia tertidur pulas dengan peluh yg membasahi tubuhnya.
"Gue gak akan pernah ninggalin loe. Gue janji. Gue gak pengen liat loe kaya gini" lirih alvin sambil mengusap lembut puncak kepala sivia yg terlelap.
***
“berani aja, gue gitu. Nah loe?”
Belum sempat sivia menjawab, chriss sudah menyela
“ooo iya sih, anak pemilik sayga gitu loh. Hihihi”
“apadeh loe chriss. Kita mau kemana nih?”
“ada deh, mau tau aja”
Chriss melajukan mobilnya menuju skate park yg berada di Surabaya pusat. Masih pagi, belum banyak orang berlalu lalang. Hanya ada beberapa pegawai yg sibuk disana sini karena nanti malam aka nada konser di lapangan plaza Surabaya *jiahh-_-*
“mau minum, vi?” tawar chriss sambil membawa dua kaleng sprite.
“thanks ya”
Chris mengangguk. “hmm, vi. Gue mau ngomong boleh?”
“bukannya ini udah ngomong ya? Hehe”
“beda hal kalo inii”
“iya deh,mau ngomong apaan?”
“sory, mungkin terlalu cepet gue ngomongnya. Tapi…” chriss menghembuskan nafasnya berat. “…gue takut, kesempatan gak dateng dua kali. Dan lebih cepet, mungkin lebih baik.”
Jantung sivia mulai dag dig dug gak karuan.
“gue suka sama loe vi, dari dulu. Dan perasaan suka gue semakin hari berkembang,sampe jadi sayang. terussss berkembang dan akhirnya….gue cinta sama loe. “ chriss berlutut di depan sivia. “via, would you be my girl?”
Sivia melongo,tidak dapat bicara apa-apa. Mereka disaksikan belasan pasang mata. ‘terima gak ya… terima gak ya… kalo gak diterima, aduh,,, plis deh. ini di tempat umum! Kasian chris. Kalo di terima…kenapa hati gue bilang gak ya. Aaaaaa bingung~~’ batin sivia
“gimana vi? Loe mau terima gue?”
Sivia melihat di sekelilingnya. Banyak yg sudah menyoraki mereka berdua.
“terima..terima…terimaa..”
“aduh.. gmana ya” gumam sivia. Ia memandang chriss, mata chriss memohon agar sivia menerimanya.
“iya, gue mau” ujar sivia sambil tersipu malu.
“loe beneran vi?”
Sivia mengangguk.
Chriss bangkit lalu memeluk sivia. Sorakan terdengar dimana-mana
“eee chriss pindah tempat yuk? Diliatin orang banyak nih..”
Chriss mengangguk. Lalu mereka beranjak darisana dengan jemari sivia yg bertaut pada chriss.
**##**##**##
H-4…
Ify menyadari perubahan saudara kembarnya itu selama 2 hari belakangan. Yg selalu tersenyum saat menerima sms, atau kedapatan sedang menerima telfon pada waktu2 tertentu. Gelagat sivia mencurigakan. Dia lebih sering berangkat dengan ‘seseorang yg ia bilang teman’, dan pulang dengan orang itu juga.
“vi, yg biasa anter jemput loe siapa sih?”
“temen”
“yg bener?”
“iye. Udah deh, balik sono ke kamar loe! Awas loe, kalo sampe nguping. Gue mau otpan” sivia mendorong tubuh ify sampai keluar kamarnya.
“bener bener gak beres tuh anak” ify memilih untuk menguping.
“iya chriss sayang, hihi. Si ify tadi di kamar aku sih, jadi gak bisa otpan. Oh, besok? Nonton? Ayooo!”
“hee? Sayang? Chriss?” ify menajamkan pendengarannya.
“..nonton apa yah? Hmm yang lagi in apa sih? Aku gak update soal film. Apa? My kingdom? Aah,gak deh. pasti film action. Gak. HAH? SERIUSAN? Loh kamu tau darimana aku suka….hihi sosweet deh. ”
Ify menggeleng. “gue harus kasih tau Alvin”
**##**##**##
“APA LOE BILANG?!! SIVIA UDAH PUNYA COWOK?!” teriak Alvin gak nyante_-_
Ify mengangguk, “gue baru tau. Sebenernya gue udah curiga dari kemaren kemaren sih. Soalnya sivia jadi menyendiri gtu. Gue kemaren ngupingin dia pas otpan sama cowoknya”
“sabar bro, cobaan” hibur rio tapi sama sekali tak mengalihkan pandangannya dari buku yg sedang di bacanya.
“loe jahat banget deh sama sahabat sendiri,inget yoooo! Waktu loe dilanda kegalauan garagara cewek sialan itu,gak kurang kurang gue ngehibur loe. Tapi loe sekarang? Apaan?” Alvin dramatis
Ify mengamati perubahan ekspresi wajah rio. Awalnya tenang,agak sedikit tersentak ketika Alvin menyinggung tentang dea. Tapi sedetik kemudian,dia bisa merubah ekspresinya lagi. ‘rio bener bener poker face banget’
“terus? Gue mau gimana? Masa gue harus bilang, ‘alvin, yg tabah ya, gue bakal selalu di samping loe ngedukung apa yg loe lakuin. Semangat Alvin. Go Alvin go go go!!’” cibir Rio tanpa merubah ekspresi wajahnya
“yah…gak selebai itu juga yo, tapi… arghhssss gue galaaauu!!!” teriak Alvin lagi
“udah deh, kita cari jalan keluarnya aja sekarang” kata ify
“gue jadi penasaran,siapa sih cowok yg jadi pacarnya sivia” celetuk alvin
“ikutin aja mereka. Beres kan” usul Rio
Alvin berhambur memeluk Rio. “kadang otak loe jenius banget yo! Gue kalah jenius sama loe!”
Pletakk!! Jitakan mendarat di kepala Alvin.
“gak usah peluk2 gue!” rio menggelinjang(?) akibat di peluk Alvin #oke abaikan#
“yah Rio jahat deh.”
“gue kenapa jadi obat nyamuk ya disini?” gumam ify. “vin, kenapa loe gak pacaran sama Rio aja sih?”
“HAH?!! PACARAN SAMA DIA??! HOEKKK” seru keduanya bersamaan.
“kaya ga ada cewek aja di dunia ini” jeplak Alvin
“kalo pun udah gak ada gue milih mati daripada pacaran sama kodok yg 1 ini” balas rio
Ify terkekeh. “udah deh udah. Ntar pulng sekolah, kita susul mereka ke grand city”
“emang mereka mau kesana?”
“gue denger sih gitu. Kita susulin?”
Mereka berdua mengangguk.
**##**##**##
"Sayang udah lama ya? Maaf ya, tadi si ify gak bisa lepas dari aku sih" ujar sivia setelah duduk disamping Chris
"Iya, gapapa kok. Baru juga 10 menitan disini. Yaudah, berangkat sekarang ya?"
Sivia mengangguk.
Dari kejauhan, ify dan alvin bersembunyi di semak-semak. Sedangkan rio dgn santainya meelenggang(?) Tanpa dosa di area parkir
"Heh dodol banget sih loe yo! Kalo ketauan gimana?!"
"Kalian sadar ga sih,kalo tingkah kalian diliatin anak-anak 1 sekolah, he?"
Jlebbb...
Ify dan alvin menoleh memandang sekeliling mereka yg menatap mereka dengan aneh.
Mereka langsung ngibrit kedalam mobil rio.
"Cowoknya cakep banget ya" ujar ify
"Masa? Cakepan gue ah!"
Rio berdecak. "Vin loe ga pernah ngaca ya?"
"Njir dalem loe"
Ify terkekeh. "Yaudah,cakepan loe kok vin. Eh tapi traktir gue di zangrandi dulu,baru deh loe cakeeeeep!"
"Woy itu namanya pemerasan!"
"Gak kok, cuma minta traktir doang sih"
"Heh kenapa kalian berdua ribut soal traktiran sih? Fokus dong! Tujuan awal kita apa-_-" kata rio
"Oh iya lupa gue ehehe"
"Dasar!" Cibir rio.
Mereka bertiga melajukan mobil dengan cepat karena ketinggalan mobil chris jauh .
*skip*
Sesampainya di GC ..
"Mereka mana ya?" Tanya alvin sambil mencari-cari batang hidung sivia & chris
"Eh itu tuh!" Tunjuk rio pada restoran italia yg tak jauh dari tempatnya berdiri.
Alvin & ify langsung melihat kearah yg rio tunjuk. Terlihat kebahagiaan di wajah kedua insan itu.
"Envy banget" lirih ify
"Panas woy panasss !! Anjiiinnngggg" rutuk alvin kesal sambil menghentak2kan kakinya ketanah
"Biasa aja deh," komen rio
"Loe ga ngerasain jadi gue yo. Ngenes gila tau gak" wajah alvin mulai murung
"Sabar vin, sabar. Hmm gimanaa kalo kita jalan2 sendiri aja sekarang? hibur alvin gitu deh. Gue traktir deh" ujar ify
"Beneran? Yaudah deh.. Dengan berat hati gue mau" alvin meringis
Rio menjitak alvin, "kalo masalah gratisan aja, langsung semangat" cibirnya
"Haha, kapan lagi? Yaudah ayo kita pergi!" Alvin berada di tengah rio & ify lalu merangkul mereka berdua.
Sementara sivia & chris ...
"Abis ini jadi nonton?" Tanya sivia
Chris mengangguk. "Nonton my kingdom aja, katanya ada artis kesukaan kamu?"
Sivia menepuk dahinya. "Oh iya! Yaudah, kita kesana yuk?"
Chriss mengangguk lagi, lalu mereka berdua beranjak menuju XXI.
"Gila lo semua!! Ogah ogahhh..." Tolak rio
"Seru tau yo. Ayolah, masa dari smp gue cuma pernah foto 2x sama loe? Jahat banget! Ayolahhh.."
"Heh, malu goblok! Loe kira gue cewek? Fotobox segala!! Loe aja deh, males guenya!"
"Ayolah yo, plisss" melas ify
"Gak!!"
"Yo...." Rengek alvin sambil memegangi lengan rio persis anak kecil
"Arrrgggssss iya iya!! Puas loe!!!"
"Yeeeeey ! Gitu dong daritadi hihi" pekik alvin&ify sambil terkekeh
Setelah puas fotobox, mereka tertawa2 sepanjang jalan
"Hihi muke loe ajib bener deh yo! Hahaa". Ngakak alvin sambil melihat foto hsil fotobox tadi
Rio dgn muka bete hanya menanggapinya dgn gumaman tak jelas
"Abis ini kemana ya?" Tanya ify
"Makan yuk laper banget!" Usul alvin
"Hayu, gue juga laper banget2an nih" timpal ify
"Mau makan juga ga yo?" Tanya alvin pada rio
"Hm" jawab rio tak acuh
"Juteknya anak ini ya tuhan" dercak alvin. "Makan di foodcourt yuk?"
Ify mengangguk. Sedangkan rio hanya mengikuti mereka berdua saja.
"Masih ada 10 menit nih, beli minum sama popcorn dulu kali ya?" Kata sivia pada chris
"Ayuk, kamu disini aja ya. Biar aku yg beli"
"Gak ah,aku ikut aja. Di depan foodcourt itu kan?"
Chris mengangguk. Mereka pun berjalan kearah foodcourt.
"Hahaha gak tau kenapa yo,gue masih pengen ngakak liat foto loe wkwk" ujar alvin
Ify ikut tertawa. "Makanya kalo pose gini nihhh" katanya sambil mempergakan sebuah pose lucu bersama alvin. Lalu ngakak sesudahnya
"Norak banget loe berdua"
"Wkwk biarin"
Rio berjalan mendahului mereka. Sedangkan ify alvin dibelakang dengan masih tertawa sambil berangkulan.
"I...fy.. Sama al..vin?" Gumam sivia melihat mereka berdua tertawa riang sambil berangkulan.
"Kenapa, vi??" Tanya chris
"Ngg...gak.. Gak papa.."
'Sial! Kenapa perasaan aneh ini muncul lagi sih?! Gue jadi gak mood kan-_-' batin sivia kesal.
Sepanjang film diputar, sivia sama sekali tak fokus pada film. Ia hanya memikirkan alvin, ify . Begitu terus, sampai chris pun ia cueki. Chris yg bete pun akhirnya memutuskan untuk pulang.
**##**##**##
H-2 ...
Sikap sivia berubah total kepada ify. Dia sangat menjaga jarak. Ketika pelajaran,dia lebih suka diam atau bersms ria dgn chris. Sedangkan ketika istirahat,dia langsung melejat pergi dr kelas tanpa memedulikan pertanyaan ify.
Dirumahpun begitu. Sepulangnya ify dari GC, sivia tak bicara apapun. Menyapanya pun tidak. Ify heran, ia bertanya, tapi tak pernah ada 1 katapun keluar dari bibir sivia.
"Fy, loe kenapa sih?" Tanya ify begitu sampai dirumah.
"Gak papa" jawab sivia singkat
"Gak percaya, loe gak bakal cuekin gue kalo gak ada apa-apa. Ayolah, jujur sama gue. Gue bikin salah sama loe?!" Tanya ify bingung
"Gak"
"Kenapa sikap loe gini?"
"Ini hidup gue. Mau gue ngapain kek, ya itu hak gue. Bukan urusan loe" jutek sivia lalu segera masuk dalam kamarnya & menguncinya sampai makan malam.
"Bener-bener gak beres tuh anak" gumam ify
**##**##**##
H-1 ...
Alvin ternyata menyadari berubahnya sikap sivia padanya & ify. Sivia selalu menatapnya sinis, sedangkan alvin yg ditatapi sivia seperti itu pun nelangsa perasaannya.
Rio juga heran dgn perubahan sikap sivia. Ada apa sih sebenernya? Kenapa gak jelas banget sifat tuh anak?
"Vi, besok kan bday loe sama ify tuh. Gimana kalo kita rayain di starbucks sutos ? Kita beremopat aja. Gimana?" Tawar alvin
"Ide bagus vin! Wah tumben otak loe bener?" Jawab ify sambil terkekeh
Tiba tiba ponsel sivia berbunyi
"Halo? Emm..." Sivia melirik alvin ify dan rio. "Iya, besok? He eh. Gak ada kok, okeoke. Bye"
"Sori nih, gue gak bisa. Ada acara sendiri besok" jawabnya jutek.
Raut kekecewaan muncul dari wajah ify dan alvin
"Yaudah,tapi kalo misalnya loe berubah fikiran,loe bisa ngabarin gue" kata alvin tegar
"Iya" jawabnya singkat
**##**##**##
Hari H ...
“aku mau ngajak kamu suatu tempat, aku harap kamu gak bakal kecewa yah”
“kemana yang?”
“ada deh.. mau tau aja”
“yah, jahat deh. Ke TA ?"
Chris mengangguk “sabar aja princess si.vi.a..” desis chriss dengan nada yg beda dari biasanya
Mata sivia langsung membelalak dan menoleh kea rah chriss. Dilihatnya chriss dengan senyuman tak seperti biasanya. Perasaan buruk menyelimutinya. Diam-diam, dia mengSMS Alvin. Entah, kenapa otaknya bisa langsung memikirkan Alvin.
-vin,perasaan gue kok gak enak ya. Temen gue beda,ga kaya biasanya. Gue jadi takut. Loe bisa nyusul gue gak? Gue kea rah TA nih. Ajak ify rio juga ya-
Send!
Dilain tempat..
“happy birthdayyy!! Ayo bisa di mulai kan makan-makannya?” ujar Alvin semangat
“dasar loe! Kalo masalah makan makan aja, semangat banget” cibir Ify
“hehe iya dong… ayo kita mau kemana nih?”
Tba tiba handphone Alvin berbunyi.
“eh sivia sms gue..”
“tumben tuh anak sms loe, bacain coba”
“vin,perasaan gue kok gak enak ya. Temen gue beda,ga kaya biasanya. Gue jadi takut. Loe bisa nyusul gue gak? Gue kea rah TA nih. Ajak ify rio juga ya. Wah, perasaan gue jadi gak enak juga nih. Ayo kita ke TA aja.”
“makan-makannya gimana?” tanya Rio
“itu ntaran aaja! Princess lagi butuhin gue nih”
"Jadi kita gak jadi makan-makan?" Tanya rio
"Makan-makan bisa nyusul lah yo! Tumben banget sih,loe semangat urusan beginian?!"
Rio menyeringai. "Loe ga suka gue kaya gini?! Ha!? Ndeso!!" Ujarnya
"Cihhh, korban iklan" cibir ify
Rio terkekeh.
Ify menyadari perubahan sikap rio. Akhir2 ini,rio makin ramah dan sering tersenyum. Entah kenapa ify merasa senang dgn perubahan itu.
Tapi sedetik kemudian perasaan ify jadi tak karuan. Sedih, gelisah, takut dan emosi. Dia merasakan sesuatu yg tak enak. 'Sivia!' Pekiknya dalam hati
"Yo,loe bisa cepetin mobil loe gak? Ayo kita susul sivia cepet! Perasaan gue gak enak banget"
"Sama,gue juga fy" tambah alvin
Rio mengangguk patuh dan meningkatkan kejepatan laju mobilnya.
"Sialan loe chris!! Persetan sama loe yel!!" Teriak ify
"Hahahahaha. Salah sendiri,siapa suruh loe gak mau balikan sama gue?!" Picik iyel
"Dasar cowo biadab!!" Maki sivia. "Dan loe..." Tunjuknya pada chris. "Gue sumpahin hidup loe gak bakal tenang! Cowo sialan!!" Emosinya
Chris hanya terdiam sambil tertunduk lesu. Bibirnya berucap tanpa suara. 'Maaf'
"Mau apa loe sekarang? Panggil pahlawan loe itu? Siapaa? Alvin?! Hahaha gak bisa!!"
"Gue yakin dia bakalan dateng!"
"Mimpi loe! Heh, ambil handphonenya!!" Perintah iyel pd chris. Chris pun menurutinya dan mengambil paksa ponsel sivia di tas nya.
"Jangann..." Teriak sivia
Iyel menyeringai ke arahnya
"Cowok bajingan loe! Pengecut!!!" Maki sivia
"Ha ha .. Teriak aja sesuka loe. Gak bakal ada yg denger!" Ejek iyel
'Arggghhsss. Vin, fy, yo.. Gue butuh kalian. Plis dateng' gelisah sivia
"mana? Gak ada!!" Pekik alvin sesampainya di TA (taman apsari)
"Mencar deh. Loe kesAna, gue kesana, dan loe yo.. Loe tunggu disini aja oke" usul ify
Rio&alvin mengangguk.patuh. Mereka mulai berpencar mencari sivia.
Alvin seperti org kesetanan. Ia berlarian kesna kemari. Hingga akhirnya matanya menemukan mobil ford everest yg dikendarai oleh chris kemarin lusa.
"Hey, loe kesini cepetan ajak rio! Gue di depan kantor pos " ujarnya via telefon pada ify.
Tak lama kemudian ify dan rio sudah berada di samping alvin.
"Dimana?" Tanya ify
Alvin menunjuk salah satu rumah disamping kantor pos
"Hah? Itu ada motonya iyel!" Pekik ify sambil menunjuk cagiva merah di teras
"Berarti via dalem bahaya. Ayo cepet kesana!!" Komando alvin yg di ikuti rio&ify
"Jauh jauh loe dari gue, bajingan!!" Teriak sivia ketakutan karena iyel yg semakin dekat dgnnya
"Haha.. Mau apa loe?! Hm.. Loe gak bisa ngapa2in kan? Hahahaahaha. Makanya jangan sok jagoan. Jangan sok jaim deh jadi cewek! Gue pengen cicipin elo nih.." Bisik iyel
Sivia tak bisa berkutik. Semakin dekat iyel,semakin mulutnya terbungkam juga. Lidahnya kelu,dia juga kehabisan energi.
Iyel semakin dekat .. Dekat sekali ..
Sivia hanya bs menggigit bibirnya. Dekat... Hembusan nafasnya pun terasa.. dan...
Brakkkk!!!
Pintu di dobrak dgn paksa. Muncul lah alvin rio dan ify
"Hey! Jangan coba2 loe sentuh cewek gue!!" Pekik alvin
Iyel dan chris menoleh. "Wow! Ada yg sok pahlawan disini..." Ujar iyel meremehkan
"Gue bilang, jangan coba2 loe sentuh sivia!!"
"Ha ha ha ... " Tawa jayus iyel. Ia makin mendekat pada sivia
"Bangsat!!"
Alvin menerjang iyel. Lalu memukulnya habis2an.
Iyel jatuh trsungkur. Ia mencoba membalas smua pukulan alvin,tapi ia tidak bisa karena alvin memukulnya penuh kemarahan.
Chris,yg melihat itupun akan lari. Tapi dia tersungkur krena rio memukul tengkuknya. Ia pun langsung tak sadarkan diri.
Iyel terkulai lemas di tempatnya. Alvin yg cukup puas meninju rahang iyel untuk mengalhiri perkelahian.
Alvin lalu menghampiri sivia.
"Vi, loe gak papa kan?"
Sivia menggeleng. Ia langsung memeluk alvin.
"Gue takut vin.. Gue.. Gue.."
"Udah, gak papa. Ada gue kok sekarang loe gak perlu takut. Gue janji bakal jagain loe mulai hari ini. Gue bakal selalu ada disamping loe" alvin memeluk sivia kuat. Lalu mencium kening sivia.
Sivia pun menangis setelah menahan tangisnya lama.
"Ayo balik sekarang!" Ujar ify sambil menghampiri alvin sivia
"Loe bisa jalan?" Tanya alvin
Sivia menggeleng. Alvin pun membopong sivia tanpa berfikir panjang.
"Vin.. Makasih ya" lirih sivia saat berada di pelukan alvin
Alvin tersenyum lalu mengangguk.
"Maaf juga.. Sikap gue ke loe sedingin itu" ucapnya terbata
"Sssst. Loe gak perlu minta maaf kok" alvin tersenyum
Ify membukakan pintu mobil. Rio sudah bersiap di kemudi, ify duduk disampingnya
Alvin & sivia berada dibelakang. Sivia tertidur pulas dengan peluh yg membasahi tubuhnya.
"Gue gak akan pernah ninggalin loe. Gue janji. Gue gak pengen liat loe kaya gini" lirih alvin sambil mengusap lembut puncak kepala sivia yg terlelap.
***
cabb ::
cerbung,
Idola Cilik,
Ify,
Rio
Langganan:
Postingan (Atom)