Selasa, 28 Juni 2011

VS jadi CS part 1

ini cuma hayalan saya saja dan temen22 yaa ;)

cuma ada 3 part, soalnya kalo di muat 1 part kepanjangan, maybe... wkwkwk

enjoy it guys !! :D selamat membaca ;)

cast :

siwon mahardika : siwon suju

dicky mahardika : dicky sm*sh

rifky gutomo : rifky ballwell

vidi gutomo : vidi aldiano

tasya praditya : saya :D

ivone praditya : kak ponz

baiq praditya : kak baiq

ditha praditya : dithoooong

*****

“Dickyyyy!!!” teriak Siwon Mahardika, cowok berwajah oriental si luar kamar mandi.

“Senyumanku tak akan pernah luntur lagi singing all day long.. Semangatku tak akan pernah patah lagi dancing all nite long” Dicky Mahardika, masih sibuk bernyanyi di dalam kamar mandi dan tak menghiraukan teriakan Siwon di luar kamar mandi.

Siwon menggedor-gedor kamar mandi “Woy! Cepetan kalo mandi! Gue telat bego!!!” makinya.

Tak berapa lama Dicky keluar dengan santainya, melewati Siwon yang sedang memandangnya dengan tatapan membunuh.

“Tak peduli ku di bully omongan lo gw beli..

Cacian lo gw cuci dengan senyuman prestasi..

Tak pernah ku malu karna cibiranmu.. Ku jadikan motivasi untuk maju”

Dicky masih bernyanyi tanpa sadar bahwa Siwon ada di belakangnya.

“Woy, Dick..” panggil Siwon dingin.

“uhm?” Dicky berganti baju, dengan seragam kebanggaan sekolah mereka, San Cassovha School, sekolah bertaraf internasional yang ketua yayasannya adalah keluarga Mahardika, keluarga Dicky dan Siwon.

“argh! Tau deh..” Siwon mengacak-acak rambutnya, frustasi menghadapi saudaranya yang memang agak ‘lola’ dan watados banget.

*

“Lo udah siap Ky? Kalo udah, gue ambil mobil dulu,” Kata Vidi Gutomo.

Sambil membenahi sepatunya, Rifky Gutomo, dia menggeleng. “bentar bentar, gue belom nata buku. Lupa.” Celetuknya.

Vidi menggeleng, “ampun deh, penyakit pikun lo parah banget,” ujarnya.

Rifky kembali ke dalam kamarnya, mengambil beberapa buku di dalam dan kembali lagi keluar. Dengan tali sepatu yang belum diikat.

“Gue ke mobil, gue tunggu disana,” ucap Vidi cuek lalu pergi.

Rifky menepuk dahinya untuk yang kedua kalinya dalam pagi ini, “ya ampun, gue lupa, makalah gueee!!!” Dia lalu berlari ke kamarnya dan mencari makalahnya.

Vidi mengunggunya dengan tidak sabar. Sambil memandangi jam tangan buatan Itali yang telah bertengger di tangan kirinya setiap hati, dia menggerutu kesal.

“haduh, mana makalah gue? Manaaa…??” teriak Rifky kebingungan di kamar. Sedangkan Vidi menghamppirinya dengan wajah kesal.

“woyyy!!! Lama banget sih lo? Cari apaan??” tanyanya kesal.

Rifky melongok ke kolong tempat tidurnya. “Makalah penelitian biologi gue!! Bisa mampus gue kalo kagak ketemu!!” pekiknya setengah berteriak.

Vidi menepuk dahinya, “ampun deh Rifky!! Itu tugas dari kapan tau!!! Udah elo kumpulin kemaren lusa kali. Ahhh, dasar pikun!!”

Rifky langsung berdiri, “oh ya? Kok gue ga inget ya? Yah, yaudah deh. Yuk capcosssss.” Kata Rifky semangat.

“RIFKY!!!!!!” geram Vidi sambil mengekor di belakang Rifky.

Rifky dan Vidi Gutomo, dua kakak beradik yang bermuka serupa tapi tak sama(?). Rifky dengan sifat pelupanya, yang membuat Vidi pengen banget mukul Rifky pake helm(?). vidi, cowok metropolitan yang perfect, ‘serba bersih dan wangi’. Mereka adalah sahabat dekat Siwon dan Dicky. Mereka berempat di juluki prince of SCS, di sekolah mereka.

*

“njirr sial gue telat!!” pekik keempat cewek yg hampir bebarengan, sambil turun dari mobil mereka.

“pak!! Bukain dong, ini baru hari pertama kita masuk nih!!” ujar Ivone sambil memelas2 pada satpam.

“salah sendiri telat,” jawab satpam itu cuek

“yah, pak. Kan kita baru pertama kali. Ya ya ya? Bukain dong pak. Pleaseeee,” rengek Tasya.

Satpam itu menggeleng, “ini sekolah bertaraf internasional, bukan sekolah sembarangan. Kalau mbak2 ini sekolah disini, harus bisa menaati peraturan dong.”

“arrgggh, ayolah pak, please. Kami janji ngga akan ulangin lagi.” Baiq dan Ditha buka suara.

“ooo,, tidak bisa.. sudah sudah, kalian disini dulu, sampe bel pelajaran pertama selesai,” kata satpam itu lalu kembali ke post jaga.

“shit! Baru hari pertama sekolah, udah telat aja,” umpat Ditha yang di angguki oleh yang lain.

Tak lama kemudian, BMW sport warta silver melaju di sebelah mereka. Mobil itu berhenti tepat di sebelah mereka. Satpam pun langsung membuka pagar dengan tergopoh. Dari balik kaca, Tasya melihat jelas siapa yang duduk didalam sana.

“Mahardika,, Gutomo,,” gumam Tasya tanpa sadar.

“hah? Apaan sya?” Tanya Ivone bingung sambil memandang Tasya.

“itu, anak keluarga Mahardika sama Gutomo, u know??” ucap Tasya sok gahol :3

Ditha mengangguk. “gue tau lah, siapa gitu yang ngga tau mereka.”

“mereka sekolah disini??” kata Baiq antusias yang di angguki oleh Tasya.

“bentar bentar. Mereka dateng setelah kita, dan mereka murid disini… jadi….. WOY NGGA ADIL!! PAK BUKAINN!! MASA MEREKA AJA YANG BOLEH MASUK!! NGGA ADIL!!” teriak Ivone sambil menggoyang2kan gerbang dengan kencang.

“maaf, mbak ngga bisa, udah peraturan”

“kalo peraturan kenapa mereka boleh masuk?? Ngga adil dong pak!!” ivone semakin emosi.

“mereka anak pemilik yayasan mbak, saya nggak berani menghukum mereka,” kta satpam itu.

Ivone berdesis, “ohhh, karena bapak takut sama mereka?? Bapak takut dipecat?? Woy pak, pantes aja di Indonesia ini ngga maju2, orangnya dungu2, ternyata membela yang salah daripada yang benar, kami warga Indonesia menuntut keadilan bapak!!” ivone ngelantur kemana2, masih dengan emosi yang membara.

“bener pak, bener kata ivone, bapak ngga adil, Cuma karena takut dipecat?? Bayangin pak! Bayangin!! Gimana kalo anak bapak di perlakuin kaya kita?? HaA?? Apa bapak terima?? Ngga kan!!” Ucap Ditha dramatis.

“eee… iya deh mbak, tapi sekali ini aja ya,” satpam itu langsung membuka gerbang dan keempat cewek tersebut masuk ke dalam mobil dan memarkirkan mobil mereka tepat di sebelah mobil BMW sport tadi.

“huh, sumpah ya, kalo gue jadi pemilik yayasan. Gue bakalan nyuruh satpam buat bertindak adil!! Masa, Cuma gara2 anak pemilik yayasan aja di biarin masuk? Enak aja… kagak adil namanya!!” kata ivone berapi2 sepanjang koridor.

“udah vone, udah. Udah lewat juga, ga usah difikirin” Baiq menengahi, “betewe, mereka cakep2 ya?? Gue baca sih ya, mereka THE MOST HANDSOME BOY 2011 IN ASIA versi NGARANG MAGAZINE, keren kagak??”

Ditha mengangguk “keren, benerrr deh. Mereka juga aktif di acara social gitu, gue jadi salut sama mereka. Mereka ramah, dan ngga pilih2 temen kata media”

“ah, belum tentu. Cuma yang bagus2 doang yang di beritain, yang jelek2 pasti engga” tuduh Ivone.

Baiq mengangkat bahunya. Baiq menatap Tasya yang dari tadi tak berkata apa2. “sya, kok diem aja??”

Tasya tergagap dan menoleh kea rah Baiq, “kalian sadar ngga sih, kalo daritadi mereka ada di belakang kita??” ujar Tasya nyaris berbisik,

Sejurus kemudian, Baiq, Ivone dan Ditha membalikkan badan mereka. Tak jauh dari mereka, F’Guy, a.k.a Four Guy menatap mereka dengan tatapan sinis. Serempak mereka berempat menelan ludah.

Siwon, yang disebut2 leader disini, melangkah ke depan. “lo semua siapa?? Beraninya lo ngomongin kita!?” tanyanya, retoris

Ivone—entah berani atau oot—malah melangkah maju, dan berhenti tepat 2 meter dari Siwon. “ngga kenal kita??” balasnya sambil menyerngit. “kasian banget”

“eh, elo tuh ya!!” Vidi mulai nyolot di belakang Siwon.

“apaa??? Jangan mentang2 ya, kalian anak pemilik yayas—.”

Tasya, Ditha dan Baiq membekap mulut Ivone lalu menariknya menjauh. Sambil mencari celah untuk bicara, Ivone berkata, “AWAS LO SEMUA, URUSAN KITA BELUM SELESAI!!”

Siwon tersenyum remeh, “oke, gue tunggu ‘urusan’ kita yang selanjutnya” kata Siwon sambil mengutip kalimat urusan.

“maapin temen kita ya.. maap…maap…” ujar Tasya lalu mereka berempat menghilang di balik tembok.

“siapa sih mereka? Sok banget!!” kata Rifky jengkel.

Dicky mengangkat bahu, “manaketehe, kalo gue tau mah, udah gue kasih tau ke kalian kali,” ucapnya watados.

“gue perlu kasih pelajaran sama tuh cewek..” gumam Siwon. “guys, mari kita kemon,,” ujar Siwon.

“ngelawak, lo?” kata Vidi sambil terkekeh.

Siwon memutar bola matanya “terserahlah, gue badmood”

Mereka lalu berjalan menuju ruang kelas mereka dengan gaya coolnya.

“Anak2, kenalkan, mereka murid pindahan dari Inggris, silahkan perkenalkan diri kalian.” Kata bu Windi.

“kenalin, nama gue Ivone Praditya. Panggil aja ivone.”

“nama gue Tasya Praditya, call me Tasya,”

“gue Baiq Praditya, bisa di panggil Baiq.”

“gue Ditha Praditya, just Ditha.”

“SALAM KENAL” ujar mereka berempat bersamaan.

“baiklah, kalian boleh duduk dsana, dan jangan duduk bergerombol, disini system duduk cewek cowok. okey” kata bu windi sambil menunjuk bangku yang masih kosong. “anak2, kita buka halaman 107 tentang gerak pada tumbuhan,”

Mereka berempat duduk di tempat yang berbeda2. ivone di depan, Tasya di belakang Ivone, Ditha di bangku sebelah kanan Tasya, dan Baiq di pojok belakang sendiri.

“baiklah, gerak Nasti adalah—.”

“Maaf bu, kita telat” sahut seorang cowok berkacamata yang berada paling depan.

“oh, iya, silahkan duduk” kata bu windi lalu melanjutkan pelajarannya.

Ivone membelalak. Tasya melotot. Baiq melongo dan Ditha menelan ludah.. “WHAT?” pekik mereka pelan.

Dicky—cowok berkacamata tadi—menyerngit, “loh, ngapain disini?” tanyanya polos pada Tasya. “inikan bangku gue,”

“pertama. Gue duduk lah disini! Kedua, yeee mana gue tau!!” jawab Tasya.

“ooh,” Dicky duduk disebelah Tasya dengan cuek, seperti melupakan maslah yang baru saja 5 menit dia alami bersama teman2nya di koridor bawah

“LAH?? NGAPAIN DISINI??” pekik Siwon melihat Ivone. Bu windi sampai menghentikan proses belajar mengajar

“ada apa Siwon? Apa ada masalah?”

“ADA BU!!” jawab ivone dan siwon serempak

“ada apa?”

“kenapa saya harus duduk sama dia sih bu?? Kenapa ngga sama yang lain ajaa??” Tanya ivone sambil menunjuk siwon.

“heh! Yang harusnya Tanya gitu gue! Ini tuh bangku gue oon!”

“sudah sudah. karena system disini duduknya cewek cowok terima saja. Toh Cuma setahun. Kita lanjutkan lagi pelajaran kita, gerak hidronasti—.”

“ya ampun, mimpi apa gue sebangku sama siwon!!” jerit ivone dalam hati.

‘huh, terpaksa’ batin siwon

Vidi duduk di sebelah Ditha yang sedang melongo. “hei, lo ngga papa?” kata Vidi melambai2kan tngannya di depan ditha

Ditha terkesiap “eee, engg,, ngga kok. Ngga papa” jawabnya salting

Vidi duduk lalu meletakkan tasnya di bawah. “gue vidi, lo?” sambil mengulurkan tangannya.

Ditha menjabat tangan Vidi, “gue ditha.” Lalu melepaskan tangannya. “ternyata elo ngga se-sangar siwon, ya? Hehe” ditha terkekeh,

“yaa…. Gitu deh.. hehe”

Semntara di meja Baiq…

“eh? Ini meja gue bukan ya…” gumam Rifky sambil mondar mandir.

Baiq bertopang dagu, “lo,,,,ngga duduk??” tanyanya.

Rifky menoleh kea rah Baiq, “bentar, masalahnya gue bingung nih, perasaan, seinget gue, gue duduk disini, kok ada elo?? Gue kan duduk sendirian” katanya

“lah? Emang. Kan sekarang lo duduknya sama gue kali, oya kenalin gue Baiq”

Rifky menyerngit, “gue Rifky. Kenapa bisa sama elo?? Kok gue baru liat elo ya??” tanyanya lalu duduk

“gue kan anak baru,”

“oh pindahan dari mana?”

“inggris”

Rifky hanya membulatkan mulutnya lalu mengambil buku dan mencatat tugas yang diberi bu windi di papan tulis.

Pelajaran biologi di gantikan pelajaran bahasa Perancis. Pelajaran yang menurut F’Guy sangat membosankan. Monoton. Dan….sulit?

Ivone yang berada disebelah Siwon sangat bersemangat dengan pelajaran bahasa Perancis ini, sedangkan Siwon memperhatikannya dengan tatapan dingin.

“Bonjour à tous, comment allez-vous?” (hallo anak2, apa kabar?)

“bonne mère”

“travaille déjà sur une tâche que la mère a demandé la semaine dernière? ” (sudah mengerjakan tugas yang ibu minta minggu kemarin?)

“pas la mère” (belum bu)

“ah, Eh bien, maman a décidé de remplacer ses fonctions, avec la tâche de faire l'histoire dans les groupes. un groupe composé de deux personnes, et elle devrait plutôt la peine de déterminer le groupe, vous groupe avec des amis vous ne banc” (baiklah, ibu putuskan untuk mengganti tugasnya, dengan tugas membuat cerita secara berkelompok. satu kelompok terdiri dari dua orang, dan daripada ibu harus pusing menentukan kelompok, kalian sekelompok dengan teman sebangku kalian saja)

“HAH???” ivone dan siwon melotot bersamaan.

“ce qu'elle est, Siwon? Avez-vous l'esprit? ” (ada apa siwon? Kamu keberatan?)

Siwon mengangguk. “oui, je suis fermement opposé mère!” (sangat, saya sangat keberatan bu)

“pourquoi? mères donnent des raisons de bon sens, Siwon” (kenapa? Beri ibu alas an yang masuk akal, siwon)

“bu, kenapa ga pake bahasa Indonesia aja sih? Saya ngga ngerti” kata Siwon ketus.

Bu marina menghela nafas, “ini pelajaran bahasa perancis, siwon. Apa pada pelajaran bahasa Indonesia kalian menggunakan bahasa perancis? Ngga, kan?”

“pokoknya, saya ngga setuju satu kelompok sama dia!!” kata Siwon sambil menunjuk ivone tepat di hidungnya

“HEH! LO FIKIR GUE JUGA MAU SEKELOMPOK SAMA ELO, HAH?” balas ivone emosi sambil menyingkirkan tangan siwon.

“heh, vous deux! pourquoi tant de bruit? vous avez un problème? arrivée sur! ne perturbent pas les leçons...” (kalian berdua! kenapa ribut? kalian ada masalah? selesaikan diluar! jangan mengganggu pelajaran ibu!!)

“dia yang mulai!!” sengit ivone sambil berdiri dari duduknya.

Siwon berdiri juga dari duduknya, “ELO!! Kalo elo ngga bilang macem2 tentang gue sama temen2 gue, ga bakal kaya gini!!”

Ivone melotot “HEH! JANGAN BIKIN EMOSI GUE MAKIN NAIK YAH!!”

“SUDAH SUDAH! HEY KAMU, ANAK BARU! DAN SIWON, SILAHKAN KELUAR DARI PELAJARAN IBU!!” bentak bu marina.

“ini gara2 elo tau ngga!!” ivone mendorong badan siwon kebelakang. Terbentuk senyum tipis di bibirnya, walau tak ketara. Lalu ia meninggalkan kelas.

“ckckck, dahsyat temen elo,” gumam Vidi takjub.

Ditha menoleh, “ivone emang emosian, ya gitu deh orangnya”

Vidi terkekeh, “ga beda jauh sama siwon. Kalo mereka pacaran, gimana kaata dunia ya??”

Ditha tersenyum, “kiamat kali, wahahaha” Mereka berdua melanjutkan obrolan mereka.

“ya ampun, si ivone bener2 nyari musuh!” gumam Tasya sambil melepas kacamatanya.

“temen elo berani banget saama sodara gue, ck” dicky berdecak “menurut gue, siwon ngga bakal gitu aja ngampunin ivone, dan….mungkin akan ada perang dunia keempat” ujar dicky sambil menyendenkan tubuhnya ke kursi

“ck! Ivone pasti juga gitu, aaaaaah, dia sih, pake ngata2in kalian.” Ujar tasya sambil membuka permen frooz-nya.

“elo suka frozz? Bagi dong” pinta dicky Tasya mengangguk lalu berbagi dengan dicky(?)

“elo, udah temenan lama sama siwon?” Tanya baiq pada rifky

Rifky mengangkat bahu, “yaa gitu lah, kenapa?”

“gapapa, emangnya dia se-kejem itu ya? Serem ih”

Rifky terkekeh, “kalo dia udah kaya gitu, gue yakin ada yang ngga beres”

Baiq menyerngit, “ga beres?? Apaan??”

“liat beberapa hari kedepan aja, deh. Pamali kalo ngomong sekarang, hehe”

“yeee, elu mah. Eh betewe elo ngerti kagak sama pelajaran ini? Gue kok ga ngerti sama sekali, ya? Hehee” baiq meringis sambil mengaruk2 kepalanya

“yaaaelah, nih, kamus bahasa perancis, pake dulu gih” Rifky menyerahkan kamus bahasa perancis miliknya pada baiq

“thanks ya” Rifky hanya mengangguk dan kembali memperhatikan bu marina.

“AAARRRGH,, cowok gila!! Ga bosen2 nya ngebuat emosi gue muncul!! Udah 2 kali pagi ini, ya tuhan, gimana nasip gue kalo setahun sama dia??? Oh tidaaaakkkk…” kata ivone lebay sambil mencincang baksonya dengan sadis. Dia kini sudah berada di kantin.

“elo,,,,bakalan mampos” lirih cowok tepat di telinga nya.

Ivone menoleh, matanya terbelalak. Wajahnya dan wajah siwon begitu dekat. Hingga deru naafas siwon mampu ia rasakan. Siwon malah makin mendekati ivone.semakin dekat…dekat….dekat…dan………..

“HUAAA PANASSSS!! WOOYYY CEEWEK SARAP LO! KALO MUKA GUE MELEPUH GIMANA? MIKIR PAKE OTAK KEK!!” siwon berteriak2 sambil mengipas2 mukanya.

Ivone hanya tertawa “HAHAHA, KAYA ELO MIKIR PAKE OTAK AJA!!” sinisnnya lalu pergi meninggalkan siwon disana.

“ohhh njirrr, mimpi apaan sih gue semalem?? Aww…” siwon trus mengipasi wajahnya

*

“lo gapapa, won?” Tanya dicky sambil memandangi muka siwon yang merah

“ini gara2 cewek gila itu tau ngga! Kalo dia ngga nyiram gue pake kuah bakso, ga mungkin muka gue jadi gini, ngerusak kecakepan gue aja, ah!!” gerutunya.

Rifky tertawa, “ini kedua kalinya elo jadi gini, bro!!”

F’Guy yang lain menoleh, “maksud lo?”

Rifky berdehem pelan, “inget ngga, siwon yang kita kenal kan, dingin banget sama cewek? Dan dia akan jadi gini, kalo dia suka sama cewek”

“HAH?? MAKSUD LO GUE SUKA SAMA SI KLEPON???” teriak Siwon yang berhasil membuat seluruh siswa yang ada di taman menoleh ke arahnya.

“yes, I guess…”

“GILA LO!!” siwon menoyor kepala rifky dengan berapi2(?)

“gila di RSJ kaleeee” jawab Dicky watados

“mungkin gue pelupa, tapi gue ngga akan lupa sifat sahabat gue, dong” kata Rifky sambil menoyor balik siwon

“tapi bener juga kata rifky, lo kok ngikutin permainannya ivone sih? Lo aja ga peduli sama fans2 lo yang nekat mau bunuh diri demi dapetin elo, lah ini? Elo ladenin aja. Jangan2…..” Vidi menyeringai

Siwon bangkit dari duduknya “BERENTI! BERISIK KALIAN SEMUA! GUE MAU CABUT!!” ujarnya depresi(?) karena disudutkan dengan pernyataan2 teman2nya

“lah? Ntar gue pulang sama siapa??” Tanya dicky

“sama pohon, noh!!” tunjuk siwon jengkel lalu meninggalkan mereka bertiga

“emang bisa, ya??” Tanya dicky watados

Rifky dan vidi terkikik, “udah ah, yok ke kelas”

*

“hah? Elo siram? Gila lo! Bikin masalah aja, sih!!” sewot Baiq pada Ivone saat ivone bercerita pada mereka.

“elo kenapa nyari musuh sih? Gue pindah bukan buat cari musuh, vone!” kata Tasya sambil melipat tangannya di dada.

“bener kata Baiq n Tasya!! Gue ngga mau sampe keseret sama masalah elo!! Inget itu!!” kata Ditha

“yah,,, kan gue rflek.. abis, dia mau….. aaargghhhsss tau deh, bete gue. Baru sekali masuk sekolah udah kaya gini, bisa gila gue disini, hueeee mendingan gue kagak pindah ke indo deh daripada kayak gini!!”

“elo sih! Kalo ngomong jangan asal ceplos! Jadinya gini, kan? Padahal nih, kalo lo ga ngomong kaya tadi dan sok2an nantangin mereka, kita bisa jadi temen mereka. Bisa ikutan famous, bahkan, mungkin,…….bisa jadi pacar mereka. Ehehe” tasya terkekeh

“yeee elu mah!! Ee tapi mereka emang cocok dijadiin pacar kok. Si Vidi juga keren banget” kata Ditha sambil senyum2 geje

“kerenan rifky tau, pinter lagi, beehhh…idaman para wanita.. hueee”

“ah kalian apaan sih? Jijay banget tau, ihhhh” ivone begidik ngeri melihat ekpresi wajah saudara2nya

“khekhekhe, gue bilangin ya Von, jangan pernah benci berlebihan sama orang, benci sama cinta itu bedanya tipis, loh. Xixixixi” ditha terkikik

“apaan sih! Udah udah, males gue sama lo lo pada. Ga bantuin gue, malah ngomong yang engga2!! Itu semua ngga mungkin terjadi! Gue? Sama TAWON BLANGSAK? Oo tidak bisaaa… Udah ah, males gue sama elo semua” ivone beranjak dari tempat duduk dan meninggalkan kelas.

Tasya geleng2 kepala, “benci jadi cinta, apanya yang ga mungkin? cckckck”

Baiq terkikik “dia belom pernah nonton sinetron tuh, tontonannya suju mulu, mana dia tau soal begituan?”

“taruhan nyok!!” seru Ditha

“heh, cewek2! Ngomongin apa sih?” Dicky mendekat dan duduk di sebelah Tasya. Membuat Tasya sedikit salting

“eee engga ngomong apa2 kok hehe”

“boong!” sergah Rifky “gue tau kalian ngomongin siwon sama ivone kan?”

Ditha mengngguk, “gue mau bikkin taruhan nih, mereka berdua ntar pacaran ato kagak? Yang jawab kagak, siapa, yang jawab iya, siapa”

“gue kira, engga” jawab Baiq tak yakin

“bener, gue juga yakin engga” timpal Vidi

“elo? Elo? Elo?”

“gue rasa iya…” kata tasya yang di angguki oleh dicky dan rifky.

“kalo pendapat gue sih… iya!!” ujar ditha semangat “tunggu aja tanggal mainnya, di kelas kita.. wkwkwkwkw” ditha terkekeh

“yeee. Gakelas lo” kata baiq

Tak lama kemudian bel berbunyi. Tapi keberadaan ivone masih belum bisa ditemukan(?) maka Tasya, Ditha dan Baiq memilih mengikuti pelajaran daripada mencari ivone yang batang hidung nya tak kelihatan , pengaruh idungnya ivone juga sih, pesek, jadi ngga kelihatan #Plak

to be continued....

apakah yang akan terjadi selanjutnya?

jangan kemana mana, tetap di OPERA VAN JAVA!!

eee salah22, maksud saya, tetap di VS jadi CS!! okeokeokeoek wkwkwkwk

maaf kalo pendek. udah ngatoookk ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar