Salah satunya murid yang paling terkenal di sana adalah Alyssa Saufika Umari dan Sivia Azizah. Mereka berdua adalah anak pemilik yayasan. Yang mempunyai akses luas ke seluruh ruangan di Sayga. Gadis-gadis cantik yang di puja oleh kaum lelaki dari SMP sampai SMA, gadis-gadis kaya yg pulang pergi di jemput oleh mobil yg berbeda. Itulah mereka.
Pagi ini, upacara berlangsung di lapangan. Seperti biasa, untuk Ify dan Sivia di beri tempat yang special. Mereka saja melaksanakan upacara dengan duduk, juga tak perlu mengikuti jalannya upacara. Cukup hadir saja guru-guru Sayga udah bersyukur.
Mereka memang agak sombong dan egois, tapi itu tak mengurangi jumlah penggemar mereka di sekolah. seusai upacara, mereka berdua langsung melesat ke cafeteria yg berada di lantai 2.
“Duh, hari ini hari apaan sih? Upcaranya lama bener. Gerah banget gue” uajr sivia sambil mengipas-ngipas mukanya.
Ify membuka I-phone nya. “duh pantes aja lama! Orang upacara 17 agustus” sungutnya.
Sivia berdecak, “gue ogah deh ikutan upacara selama ini. bikin bedak luntur aja”
Tiba-tiba seorang cowok berkacamata berdiri di depan sivia. “siv..ia..” panggilnya.
Sivia melengos dan berjalan melewati cowok itu. Tapi cowok itu menghentikannya. “tunggu.. mmmhh, gue.. gue..”
“gagap loe?” ify tertawa.
Cowok itu memandang sivia bingung. “uhh, itu.. mm.. ini.. buat loe” ujarnya sambil menyerahkan bunga mawar merah pada sivia.
Sivia menerimanya, “oke, makasih ya. Yaudah, kalo gitu loe bisa balik lagi ke kelas loe.”
Cowok itu mengangguk. “i…iya.. thanks ya.. udah mau nerima bunga dari gue..”
Sivia tersenyum sok manis, lalu cowok itu tadi pun pergi. Ia mengambil sepucuk kertas yg ada di dalam buket bunga itu.
From : Alvin jonathan
To : my princess sivia azizah
Via, wajahmu seputih salju..
Kulitmu sehalus busa..
Harum rambutmu sewangi bunga melati..
Apa loe mau jadi cewek gue?
Sivia dan ify tertawa keras. “putih? Loe kira gue beruang? Busa? Loe kira gue sabun? Bunga melati? Loe kira gue jualan bunga?” sivia tertawa makin keras.
“jadi cowonya via? Duuh ga sadar banget sih dia! Liat coba, uugghh penampilannya ga level banget sama kita haha cupu abisss”
“udah ah, yuk balik ke kelas. Gue lagi semangat pengen ikut pelajaran bahasa korea nih, biar bisa ketemu sama ryeowook oppa”
Ify menjitak kepala sivia, “yaudah yuk”
##**##**##**##**
Istirahat tiba, jika semua orang berlomba-lomba mengisi makanan di perutnya, berbeda dengan kedua cowok ini. mereka malah sibuk menekuni buku-buku sejarah yg tebalnya hampir 10cm.
“vin, tolong ambilin buku sejarah terbitan 2006 yg ada di atas itu dong” pinta cowok berkacamata.
Alvin menggerutu, “ambil sendiri bisa kali Yo? Gue lagi sibuk juga”
“alah, loe palingan lagi baca buku sms buat ngerayu sivia itu kan?” rio bergidik ngeri. “ga usah sok sokan keren gitu deh” cibirnya.
Alvin meringis, “hehe, piss yo. Gue kan pengen jadian sama dia. Pokoknya, kalo gue di kasih 3 permintaan sama aladin, gue pengen 1. Ngebuat sivia jatuh cinta sama gue 2. Hidup selamanya sama sivia dan 3. Bahagiain sivia” bangga Alvin.
“cih, loe ga mikirin ortu loe?”
Alvin mendelik ketika Rio menyebutkan kata-kata paling di bencinya. “UDah deh ga usah mulai, gue ga suka loe bahas mereka”
Rio yg mengerti telah salah bicara pun menutup mulutnya. Sebagai sahabat Alvin dari kecil, ia merasa sudah sangat bersalah menyinggung masalaha ortu Alvin tersebut.
Tiba-tiba ada suara gaduh di balik rak buku. Alvin dan rio pun menoleh ke belakang. Tampak sivia dengan kapten basket yg terkenal di Sayga, Gabriel.
“apa lagi sih yel? Loe kenapa ga bosen-bosennnya sih gangguin gue? Capek tau gak gue ngeladenin loe.”
Gabriel menarik tangan sivia, “vi, maafin gue. Please, kemaren itu gue khilaf vi. Gue minta maaf bnaget. Sebenernya bukan maksud gue buat nyelingkuhin loe. Gue bener bener khilaf. Plase kasih gue satu kesempatan lagi”
Sivia melengos, “khilaf? Selingkuhan loe ada 4 gitu loe bilang khilaf? Loe kemanain otak loe? Bahkan sepupu gue aja loe embat! Dasar playboy..”
“sivia, dengerin gue dulu!”
“gak yel, gue udah ga mau dengerin penjelasan loe. Mulai hari ini, LOE, GUE, END!!” sivia beranjak dari sana. Gabriel mengejarnya. “via.. via!!” serunya.
Rio melongo, sedangkan Alvin melonjak girang.
“gila, selingkuhannya 4..” gumam rio.
“yess! Ada kesempatan buat deketin sivia!! Cihiuuu, siviaaaaa I love you full… ha ha ha ha” girang Alvin menirukan gaya mbah surip.
Bel tanda istirahat usai pun berkumandang, Rio dan Alvin langsung meringkasi buku buku yg selesai mereka baca dan kembali ke kelas.
##**##**##**##**
“eh denger-denger ada pengocokan kelas ya?” ujar oik.
Agni mengangguk, “iya! Katanya bakal ada yg pindah kelas. Tergantung prestasi masing-masing sih. Dan kalo loe pinter, loe bakalan masuk di special class, XI-A ! Gila, yg masuk XI-A beruntung banget ga pake aja!!!”
“emangnya kenapa?”
“bakalan sekelas sama ozy my prince charming dong” kata aagni sambil tersenyum sendiri.
Oik dan oliv menjitak kepala agni. “yeeee, kirain apaan”
“ehh ada Bu winda!!” teriak salah seorang murid. Semuanya pun langsung duduk rapi, karena takut dengan guru killer tersebut.
“anak-anak, pagi ini kita dari pihak sekolah akan membacakan nama-nama siswa yg akan pindah dari kelas ini. Zahra, Lintar, Deva, Ray, Ozy, Acha dan Bastian, selamat kalian masuk ke dalam XI-A”
Yang di sebut pun langsung melonjak girang. Tepuk tangan riuh berkumandang di dalam kelas.
“ify, sivia, dea, dan nyopon, maaf kalian harus masuk ke kelas XI-Bahasa. Dan yang akan masuk ke kelas ini menggantikan mere…”
Brakk…!!
Sivia menendang kursinya.
“apa apaan kamu?” bentak bu winda.
“kenapa saya masuk bahasa bu?!” tanya ify agak takut.
“ga beres! Ibu minta di pecat ya?! Hah??!!” bentak sivia galak.
Bu winda langsung terdiam. “Fy, ayo ikut gue ke kantor!” sivia menarik tangan ify. Ify hanya meringis karena sivia mencekal pergelangan tangannya terlalu kuaat.
##**##**##**
Rio dan Alvin melongo. “pak, beneran?” Tanya Alvin memastikan. “bapak ga salah sebut nama, kan?” tanyanya lagi
Pak duta berdecak, “memangnya nama Mario Stevano dan Alvin Jonathan di kelas ini ada ribuan?!”
Rio dan alivn menggeleng. “ya ga ada sih pak”
“yasudah, berarti kalian!”
1..
2..
3..
“Huaaa riooo kita masuk XI-A” jerit Alvin
“yesss! Akhirnya kelas impian guee..!! aaa makasih bapaakk!!” rio mencium pnggung tangan pak duta. “Alvin!!! Kita masuk XI-A! yeeeeyyy..”
Pak duta hanya geleng-geleng melihat tingkah kedua muridnya itu. “cepat kalian bereskan barang-barang kalian, dan berangkat ke kelas baru kalian.”
“iya pak! Sip” mereka berdua pun mengemasi buku buku mereka ke dalam tas lalu beranjak dari kelas.
“mau taroh mana muka kita? Anak pemilik yayasan, masuk ke kelas bahasa? Gila aja! Bu winda keterlaluan! Beneran, sampe rumah gue aduin ke mama” sungut sivia berapi api.
“iya tuh, maunya apa? Etapi sebelum di aduin ke maama, kita kerjain aja dulu” ify meringis.
“eh? Tumben otak loe encer! Biasanya ancur” cibir sivia
Ify melengos, “oke fine! Ga bakal gue ga bakal bantuin loe kabur dari rumah kalo mau clubbing. Oke sip gampang”
“eeeee jangan ngambek dong ifyku sayang, cintaku, honeyku, sweety ku, iyadeh ralat. Ify loe jenius banget! Kaya biasanya..”
“hahaha gitu kan. Kita ke kantor kepsek dulu, baru kita kerjain tuh guru sok killer itu”
“sip setuju!!” mereka pun berjalan kea rah kantor kepsek.
Rio dan Alvin yg tak sengaja mendengarkannya pun mendelik, “mau ngapain bu winda mereka?”
Rio mengangkat bahu, “ya mana gue tau! Emang gue siapanya mereka? Kenal aja kagak. Liat noh kelakuan princess loe itu. Ish, jadi makin benci gue sama mahluk yg namanya cewek”
“jangan gitu lah yo, gue sumpahin loe ntar sekali nemu cewek yg pas sama loe, loe ga bakal bisa lepasin dia.. jatuh cinta itu enak loh yo”
“enak? Enakan mana sama makan? Enak makan kan? Yaudah sih.” Rio langsung meninggalkan Alvin yang masih cemberut.
“uggh, Rioo …rio,. Kenapa gue punya sahbat cowok kaya loe ya? Autis gila kalo sama cewek hiiiih” Alvin pun akhirnya mengejar Rio. “yo tungguin gue..!!”
Di ruang kepsek…
“maaf, maaf nona.. saya tidak tau kalau ibu winda akan memasukkan kalian berduake kelas bahasa. Nanti akan saya tegur dia habis-habisan. Maaf ya maaf” ujar kepala sekolah sambil memohon pada sivia dan ify.
“jangan Cuma di tegur dong! Pecat kek” kesal sivia.
“mau taroh mana muka Sayga kalo anak pemilik yayasan aja masuk kelas bahasa? Plis deh pak,” kata ify yg di angguki sivia.
“iya saya mengerti, maka dari itu maafkan saya dan ibu winda ya. Nanti kalian akan saya pindah ke kelas XI-A. saya berjanji.”
“oke, saya pegang janji bapak. Yuk cabut fy”
Ify mengangguk dan mengikuti sivia keluar ruangan. “mmm, saat nya menjalan kan rencana” bisiknya pada sivia. Sivia terkekeh dan memandang sinis pada Bu Winda yg sedang berjalan mendekati mereka.
**##**##**##
“selamat pagi anak-anak” sapa pak nano.
“pagi pak..”
“selaamat pada kalian yg terpilih sebagai murid special di kelas XI-A ini. kalian yg terpilih ini harus bersyukur karena dari ratusan anak, terpilih 20 yg terbaik”
Plok.. plok.. plok.. plok..
“baik, saya perkenalkan, nama saya pak Nano sbastian. Panggil saja pak nano, saya wali kelas ka…”
“pak maaf terlambat,” ujar ify sambil tersenyum . sivia mengekor di belakangnya.
“iya, silahkan duduuk..”
Ify dan sivia pun duduk
“baik saya lanjutkan. Saya pak nano, saya adalah wali kelas kalian. Dan saya mengajar mata pelajaran sains. Mohon kerja samanya ya”
“baik pak…”
“oke, kenalkan nama kalian satu persatu. Mulai dari kamu, yg ada di pojok!” tunjuk pak nano pada rio.
Rio mengangguk dan berdiiri, “nama saya Mario stevano, dari kelas XI-3. Salam kenal”
Alvin yg ada di sebelahnya berdiri, “nama saya Alvin jonathan, dari kelas XI-3.”
“saya patton, dari kelas XI-1.”
“saya Zahra dari kelas XI-1”
“ahmad fauzy dari kelas XI-1, mohon bantuannyaa..”
“larissa safanah arif dari kelas XI-1, nice to meet you”
Dan seterusnya sampai pada Ify dan sivia.
“baik, kalian berdua, silah kan perkenalkan nama kalian”
“ gak perlu di kenalin, semuanya juga udah tau kok pak” kata ify.
“siapa gitu yg ga kenal kita” tambah sivia.
“tapi bapak tidak tau nama kalian”
“aduh bapaak, kemana aja sih?! Masa cewek secantik mereka bapak gak kenal??” ujar Alvin kaget.
Alvin pun langsung mendapat jitakan dari riO. “Diem loe! Ganggu aja”
“memangnya siapa nama kalian?”
“saya Alyssa saufika umari, cewek paling kece yg ada di sekolah ini”
“dan saya, Sivia azizah, cewek paling manis yg ada di Sayga”
Pak nano mengangguk angguk, “yasudah. Mulai hari ini kalian sekelas, saya harap kalian akan menjadi kelas yg kompak. Baiklah, karena hari ini hari pertama kalian masuk ke kelas saya, maka saya mengharapkan kalian mengisi form ini. untuk mendata kalian,” pak nano membagikan lembaran kertas itu pada murid muridnya.
“baiklah, silahkan di isi. Saya mau permisi dulu”
Setelah pak nano pergi, sivia dan ify cekikikan sendiri.
“xixixi, gue ga bayangin deh jadi apa bu winda di dalem sana.” Kata ify
“iya,, iuuuhh jangan-jangan jadi tengkorak idup lagi? Hahaha, mampus! Sukurin loe, salah siapa nempatin kita di kelas bahasa.”
Ify menggeleng-geleng, “bener gak ya, mitos hantu sekolah kita beneran ada? Kalo iya, mampus dia disana di datengin om pocong sama tante kunti! HAHAHAHA;” tawa ify dan sivia meledak. Sebagian besar siswa yg ada di ruangan itu menoleh ke sumber suara. Tapi yg di tatapi malah asyik tertawa.
Alvin memandangi sivia dari belakang. “ya ampun yo, cakep banget ya sivia itu.. gue makin cinta deh sama dia”
“kalo mimpi ga usah ketinggian ya, ntar kalo jatuh sakit” kata rio cuek.
“dih, dasar ya! Gue heran, kenapa loe ga suka sama cewek yg jelas cantik kaya mereka. Apa jangan-jangan, loe ga doyan sama cewek? Loe homoan yo?”
Pletak..
“udah deh mending loe diem ngisi itu form, ga usah gangguin gue” Rio kembali berkutat dengan formnya.
Alvin pun menuruti omongan Rio, tapi ketika matanya berhenti pada nama orangtua, air mata Alvin hampir saja jatuh, tapi dnegan segera ia tersenyum sinis dan mengisi form itu tanpa memperdulikan perasaannya.
**##**##**
“sip setuju!!” mereka pun berjalan kea rah kantor kepsek.
Rio dan Alvin yg tak sengaja mendengarkannya pun mendelik, “mau ngapain bu winda mereka?”
Rio mengangkat bahu, “ya mana gue tau! Emang gue siapanya mereka? Kenal aja kagak. Liat noh kelakuan princess loe itu. Ish, jadi makin benci gue sama mahluk yg namanya cewek”
“jangan gitu lah yo, gue sumpahin loe ntar sekali nemu cewek yg pas sama loe, loe ga bakal bisa lepasin dia.. jatuh cinta itu enak loh yo”
“enak? Enakan mana sama makan? Enak makan kan? Yaudah sih.” Rio langsung meninggalkan Alvin yang masih cemberut.
“uggh, Rioo …rio,. Kenapa gue punya sahbat cowok kaya loe ya? Autis gila kalo sama cewek hiiiih” Alvin pun akhirnya mengejar Rio. “yo tungguin gue..!!”
Di ruang kepsek…
“maaf, maaf nona.. saya tidak tau kalau ibu winda akan memasukkan kalian berduake kelas bahasa. Nanti akan saya tegur dia habis-habisan. Maaf ya maaf” ujar kepala sekolah sambil memohon pada sivia dan ify.
“jangan Cuma di tegur dong! Pecat kek” kesal sivia.
“mau taroh mana muka Sayga kalo anak pemilik yayasan aja masuk kelas bahasa? Plis deh pak,” kata ify yg di angguki sivia.
“iya saya mengerti, maka dari itu maafkan saya dan ibu winda ya. Nanti kalian akan saya pindah ke kelas XI-A. saya berjanji.”
“oke, saya pegang janji bapak. Yuk cabut fy”
Ify mengangguk dan mengikuti sivia keluar ruangan. “mmm, saat nya menjalan kan rencana” bisiknya pada sivia. Sivia terkekeh dan memandang sinis pada Bu Winda yg sedang berjalan mendekati mereka.
**##**##**##
“selamat pagi anak-anak” sapa pak nano.
“pagi pak..”
“selaamat pada kalian yg terpilih sebagai murid special di kelas XI-A ini. kalian yg terpilih ini harus bersyukur karena dari ratusan anak, terpilih 20 yg terbaik”
Plok.. plok.. plok.. plok..
“baik, saya perkenalkan, nama saya pak Nano sbastian. Panggil saja pak nano, saya wali kelas ka…”
“pak maaf terlambat,” ujar ify sambil tersenyum . sivia mengekor di belakangnya.
“iya, silahkan duduuk..”
Ify dan sivia pun duduk
“baik saya lanjutkan. Saya pak nano, saya adalah wali kelas kalian. Dan saya mengajar mata pelajaran sains. Mohon kerja samanya ya”
“baik pak…”
“oke, kenalkan nama kalian satu persatu. Mulai dari kamu, yg ada di pojok!” tunjuk pak nano pada rio.
Rio mengangguk dan berdiiri, “nama saya Mario stevano, dari kelas XI-3. Salam kenal”
Alvin yg ada di sebelahnya berdiri, “nama saya Alvin jonathan, dari kelas XI-3.”
“saya patton, dari kelas XI-1.”
“saya Zahra dari kelas XI-1”
“ahmad fauzy dari kelas XI-1, mohon bantuannyaa..”
“larissa safanah arif dari kelas XI-1, nice to meet you”
Dan seterusnya sampai pada Ify dan sivia.
“baik, kalian berdua, silah kan perkenalkan nama kalian”
“ gak perlu di kenalin, semuanya juga udah tau kok pak” kata ify.
“siapa gitu yg ga kenal kita” tambah sivia.
“tapi bapak tidak tau nama kalian”
“aduh bapaak, kemana aja sih?! Masa cewek secantik mereka bapak gak kenal??” ujar Alvin kaget.
Alvin pun langsung mendapat jitakan dari riO. “Diem loe! Ganggu aja”
“memangnya siapa nama kalian?”
“saya Alyssa saufika umari, cewek paling kece yg ada di sekolah ini”
“dan saya, Sivia azizah, cewek paling manis yg ada di Sayga”
Pak nano mengangguk angguk, “yasudah. Mulai hari ini kalian sekelas, saya harap kalian akan menjadi kelas yg kompak. Baiklah, karena hari ini hari pertama kalian masuk ke kelas saya, maka saya mengharapkan kalian mengisi form ini. untuk mendata kalian,” pak nano membagikan lembaran kertas itu pada murid muridnya.
“baiklah, silahkan di isi. Saya mau permisi dulu”
Setelah pak nano pergi, sivia dan ify cekikikan sendiri.
“xixixi, gue ga bayangin deh jadi apa bu winda di dalem sana.” Kata ify
“iya,, iuuuhh jangan-jangan jadi tengkorak idup lagi? Hahaha, mampus! Sukurin loe, salah siapa nempatin kita di kelas bahasa.”
Ify menggeleng-geleng, “bener gak ya, mitos hantu sekolah kita beneran ada? Kalo iya, mampus dia disana di datengin om pocong sama tante kunti! HAHAHAHA;” tawa ify dan sivia meledak. Sebagian besar siswa yg ada di ruangan itu menoleh ke sumber suara. Tapi yg di tatapi malah asyik tertawa.
Alvin memandangi sivia dari belakang. “ya ampun yo, cakep banget ya sivia itu.. gue makin cinta deh sama dia”
“kalo mimpi ga usah ketinggian ya, ntar kalo jatuh sakit” kata rio cuek.
“dih, dasar ya! Gue heran, kenapa loe ga suka sama cewek yg jelas cantik kaya mereka. Apa jangan-jangan, loe ga doyan sama cewek? Loe homoan yo?”
Pletak..
“udah deh mending loe diem ngisi itu form, ga usah gangguin gue” Rio kembali berkutat dengan formnya.
Alvin pun menuruti omongan Rio, tapi ketika matanya berhenti pada nama orangtua, air mata Alvin hampir saja jatuh, tapi dnegan segera ia tersenyum sinis dan mengisi form itu tanpa memperdulikan perasaannya.
**##**##**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar