Jumat, 22 April 2011

Dia milik sahabatku

sambil dengerin lagunya NewDays yang Dia Milik Sahabatku boleh kali yaa?? kalo ngga mau ya ngga apa-apa. wwkwkwk

CEKIDOT >>>>

***

Kau tikam hatiku di saat ku terluka

Mengenal dia pujaan mimpiku tercinta

Kau ingin pertemukan hatiku dan hatinya

Tapi ternyata kau sendiri mengharap cintanya

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

Hei namaku Alyssa Saufika Umari. Tapi cukup panggil aku Ify. Aku seorang mahasiswi kedokteran yang belum lama menginjak bangku kuliah. Aku seorang gadis jakung yang cungkring dan memakai behel.

Dan kenalin, dia Shilla, atau Ashilla Zahrantiara, sahabatku. Dia adalah seorang gadis manis yang anggun, baik hati, cantik, idaman para pria deh! Aku dan Shilla bersahabat sejak SD. Aku dan Shilla tentu memiliki banyak kesamaan. Tapi perbedaan itu juga ada. Bahkan kami sering bertengkar karena hal hal sepele.

Aku dan Shilla sama-sama memakai behel. Aku dan Shilla sama-sama memiliki rambut panjang hitam bergelombang. Aku dan Shilla sama-sama memiliki hidung mancung. Sama-sama pandai menyanyi, sama-sama tinggi dan sama-sama memiliki tipe cowok yang sama. Tapi untungnya, kami nggak pernah suka sama 1 cowok :p

Aku dan Shilla seperti mempunyai ikatan batin. Entah mengapa setiap shilla sedang ada masalah aku bisa merasakannnya. Sebaliknya pun begitu. Meskipun aku dan shilla sering berselisih paham, toh takkan membuat persahabatan yang kami bangun selama 12 tahun ini rusak begitu aja.

**

Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling. Hey, siapa dia?

Keadaan sekiatarku pun menjadi slow motion. Entah mengapa, angina berdesir pelan, menyapu wajahnya yang tampan itu. Membuat rambutnya sedikit bergoyang. Dan senyum itu…. Senyum terindah yang pernah ku temui!

Aku terdiam dan terpaku melihatnya. Dia seperti menghipnotisku. Aku terus mengikuti kemana arah dia pergi. Sampai-sampai aku melihatnya masuk kekelasku. Hey, apa ku lihat? Kekelasku? Nggak salah?

Aku meraih lengan shilla yang sedari tadi sibuk ngobrol dengan Kak Gabriel, salah satu kapten basket di kampus. Lalu menarik shilla ke dalam kelas.

“kamu kenapa sih Fy? Selo ajaaa.” Kata shilla.

Aku tersenyum dan menghiraukan ucapan Shilla sambil memandangi paras indah cowok tampan yang mengalihkan duniaku. Dia duduk tepat di depanku dan Shilla. Sepertinya, dia mahasiswa baru.

“Shill, liat deh, cakep banget kan. Aaah aku rasa aku suka sama dia deh.” Pekikku pelan sambil tersenyum kea rah Shilla. Shilla menyeritkan dahinya sambil memandangi cowok itu. Lalu bergumam pelan. “Biasa aja.”

“Tumben amat! Biasanya kan selera kita samaan, Shill.”

“Iya, tapi entah kenapa dia…… bukan tipe aku kali ini.”

Aku hanya manggut-manggut mengerti. Tapi mengapa, entah perasaan ku saja yang terlalu peka atau apalah, Shilla menekankan kalimat ‘bukan tipe aku kali ini’. Dan rasanya tuh kaya….. kecewa.

**

Aku mengetahui namanya. Namanya Mario Stevano Aditya. Mahasiswa pindahan dari Jogja. Dia memiliki tubuh jakung, sedikit hitam, memakai kacamata hitam dan rambut cepak. Gayanya cool. Orangnya juga friendly banget. Masa nih ya, baru 2 kali pertemuanku dengan dia, dia udah langsung akrab gitu sama aku dan Shilla.

Kami sering ngobrol. Ngobrol apa aja. Sampai aku yakin, bahwa aku bener-bener suka sama dia. Eh nggak nggak! Bukan suka lagi, tapi sayang, Setiap dekat dia, aku selalu deg-degan. Setiap liat dia sama cewek lain, aku selalu geram, kesel, marah, ahh campur aduk deh!

Tapi entah mengapa, rasa yang bisa di bilang ‘cemburu’ itu juga sering menghinggapi ku walaupun yang sedang bersama Rio itu sahabatku, Shilla. Dan waw, apakah aku salah lihat? Shilla sering sekali mengeluarkan senyum manisnya, dibubuhi dengan pipi merah merona. Apakah ada yang aneh, sobat? Apakah aku yang terlalu menyukai rio sampai mencurigai sahabatku sendiri kalau sahabatku ini akan merebutnya?

Segera ku tepis fikiran itu. Dan kembali berkutat dengan buku biologi yang sedari tadi tergeletak manis di mejaku.

**

Pagi ini, aku datang lebih awal ke kampus. Dan Shilla, yang semalam begadang pun tak mampu bangun sehingga aku terpaksa meninggalkannya. Meski waktu menunjukkan pukul 8 pagi, sedangkan kelasku dimulai pukul 9.30 . masih ada beberapa jam bukan untuk sekedar menongkrong di café Vanlatte, café yang biasanya ku tongkrongi dengan Shilla, Rio dan sahabat baruku, Sivia.

Aku berhenti mengaduk-ngaduk capucchinoku saat ku lihat Sivia melambai ke arahku. Lalu tak lama kemudian menghampiriku.

“Hey, fy! Boleh gabung?” tanyanya.

Aku mengangguk sambil tersenyum ke arahnya.

“Beneran? Haaaa asik… eh eh boleh Tanya nggak?” Tanya sivia sambil menarik tenpat duduk di sampingku.

“boleh, apa?”

“kamu suka sama rio, ya?”

Jantungku berdesir ketika nama itu disebut. Lalu aku menoleh kea rah Sivia sambil mengangguk.

“polos amat sih kamuuu. Jadi gemes deh, hihi. Cepet bilang sana, nanti di embat sama Shilla, loh.” Kata Sivia.

“di ambil Shilla? Maksudnya?”

“iya,, di ambil Shilla. Bukannya Shilla juga suka sama rio ya? Setau aku aja sih Fy. Soalnya ku perhatiin, shilla selalu salting di depan Rio. Terus nih ya, pipinya bisa merah gituu kalo dekt sama Rio.”

Apa yang dibilang Sivia memang ada benarnya. Kenapa aku terlalu polos untuk bisa menebak bahwa sahabatku itu menyukai Rio? Bahkan sivia, bisa menebaknya.

“iya kan, Fy? Shilla suka kan sama Rio?” Tanya Sivia sekali lagi karena aku yang tak kunjung menjawab,

“aku ngga tau, siv. Nanti aku tanyain deh hehe.”

Dan kalimat Sivia terus terngiang di kepalaku. ‘SHILLA JUGA SUKA SAMA RIO’ apa iya??

**

From : Rio

Besok aku tunggu kamu di café biasa. Aku pengen ngomong sama kamu. 4 mata aja ya.

Yaah, begitulah pesan singkat yang Rio berikan padaku beberapa menit yang lalu. Yang membuat jantungku di pompa. Yang membuat aku terus merekahkan senyumku. Yang membuat aku berulangkali membuka pesan singkat itu. Yang membuatku berulang kali menepuk-nepuk pipiku.berharap bahwa itu bukanlah mimpi.

YEEY RIO AJAKIN AKU PERGI! BERDUA! BAYANGIN! Hahaha :D

Saking senangnya, tanpa babibu aku langsung berlari keluar kamar, menuruni anak tangga, memutari rumah, membuka pintu, dan pergi keluar rumah. Tepatnya ke rumah Shilla, yang hanya berjarak 2 rumah dari rumahku.

Aku langsung masuk kedalam rumahnya. Karena sudah kebiasaanku seperti itu. Ku lihat Shilla terduduk di bangku taman rumahnya. Dia sedang TERISAK!

Aku perlahan mendekat. Dan sejurus kemudian, nafasku tercekat mendengar pernyataan yang sShilla lontarkan barusan.

“aku benci ify. Aku benci kenapa rio milih ify dari pada aku. Aku benci kenapa semua usahaku ini sia-sia. Aku benci mereka. Aku benciiiiii.” Kata shilla sambil menangis.

Aku memelototkan mataku. Apa yang shilla bilang? Apa aku salah dengar? Ngga mungkin kan??

Kakiku terantuk batu, dan alhasil membuat Shilla menoleh kearahku. Keadaan memang cukup sunyi, hanya terdengar tangisan Shilla. Dan aku dengan cerobohnya membuat Shilla menoleh ke arahku.

Beberapa saat kemudian Shilla berdiri. “Fy, jangan bilang kamu denger semua. Fy maafin aku.fy ak—.”

Entah mengapa airmataku menetes tak beraturan. Dan tanah memaksa kakiku untuk berlari. Berlari sekuat tenaga tanpa menoleh lagi kea rah shilla.

Tuhan, ini mimpi kan?

**

Tangisku mulai reda saat aku benar-benar sadar bahwa entah untuk yang keberapa kali handphoneku berdering. Ini jam 3 sore, sehari setelah kejadian itu. Entah sebodoh apa aku, sampai menangisi ini sehari semalam.

Ku lirik handphoneku, 12 sms masuk dari Shilla. Dan 4 sms masuk dari Rio. Serta 10 misscall dari Rio dan 23 misscall dari Shilla. Aduh, apa apa an sih??

Isi sms Shilla sebagian besarnya minta maaf. Dia bilang ngga maksud bilang gitu. Dia bilang dia khilaf karena cintanya bertepuk sebelah tangan. Dia bilang kalau dia ngga sungguh-sungguh benci padaku.

Bukan itu shill, bukan itu yang aku sedihin. Aku sedih, kamu ngga mau jujur sama aku =(

Sedangkan Rio hanya 4 sms. Yang isinya menanyakan keberadaanku, juga ketidak hadiranku di café vanlatte. Astaga! Aku ada janji pada Rio untuk menemuinya, jam 10 pagi di café vanlatte. Dan lihatlah, sobat! Ini jam 3 sore dan aku masih benar-benar berantakan! Aku bergegas mandi. Lalu mengirim sms pada Shilla dan Rio.

To : shilla, rio

Aku tunggu di café vanlatte jam 5 sore. See yaa.

**

Ku relakan dia wahai sahabatku bila kau sungguh mencintainya

Tolong jaga dia wahai sahabatku

Jangan sampai hatinya terluka seperti hatiku

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

Aku duduk di pojok café vanlatte. Sesekali melirik jam tangan. Masih jam 4.30. dan aku kembali merapikan dandananku. Semoga ngga kacau.

Klinting klinting

Suara lonceng kecil di atas pintu café berbunyi. Dan itu pertanda pelanggan masuk. Aku mengedarkan pandanganku ke pintu. Dan benar saja, rio, dengan gaya cool seperti biasa menghampiriku sedikit tergesa-gesa.

“kamu kenapa? Aku sms tadi kok ngga di bales??” tanyanya khawatir.

“aku ngga apa apa kok. Tadi ada masalah gitu. Maaf ya yo, hehe.”

“oh gitu, iya ngga apa-apa. Oia, mata kamu kok sembab? Abis nangis?” Tanya Rio sambil memperhatikan mataku.

Aku menggeleng pelan.

“fy, sebenernya aku sayang kamu, fy. Aku pengen kamu jadi cewe aku.”pinta rio to the point.

Aku berfikir sejenak, lalu menghembuskan nafas lega karena bunyi lonceng itu terdengar kembali.

Klinting klinting

Tak lama setelah Rio datang, ku lihat shilla yang mengenakan kaos warna crem dan jaket warna putih masuk dan melangkah menuju tempatku duduk sekarang.

“hey fy. Sory aku telat ya.” Tanya nya sambil duduk di depanku.

Aku menggeleng. “belum kok hehe.”

“kok ada shilla, fy?” Tanya rio heran.

Huh. Aku mendesah pelan. Sekarang waktunya! Aku menggenggam tangan rio dan shilla. Menyatukannya. Sedangkan mereka berdua tampak salting dan sedikit menolak. Sehingga aku harus bener-bener memaksa mereka.

“rio, maaf ya, ify harus jawab nggak buat kamu. Ify ngga mau nyakitin hati sahabat ify, Shilla. Shilla lebih menyayangi kamu, yo. Bukan aku.”

“tapii fy—.”

“ssst, udah. Aku ngerestuin kamu sama rio kok shill. Dan kamu, yo. Kamu jaga sahabat aku baik-baik ya.”

“fy, kamu tau kan kalo aku tuh sayangnya sama kam—.”

“aiiihh, udah deh, masih mending ku kasih shilla. Daripada ku tolak, terus ngga aku kasih pengganti? Hehe.” Potongku. Perih…

“hm aku mau pergi dulu. Yo, inget pesenku tadi!” ancamku ke Rio.

Rio (mungkin) sedikit cengo. Shilla reflek memelukku. “thanks ify. You are the best. Sorry ya. Gara-gara aku, huh.”

Aku melepaskan pelukannya. “iya dear. Aku sayang kamu, aku ngga mau prsahabatan kita rusak gara-gara cowo. Dan…. Aku pengen kamu yang jadian sama Rio. Bukan aku. Hehe.”

“sekali lagi thanks ya fy.”

Aku mengangguk mantap dan pergi meninggalkan mereka.

**

Tetap tersenyum walau hatiku terluka

Menjadi bijaksana dengan pengorbanan cinta

Tenang sahabatku aku takkan membunuhmu

Bisikan hatiku mencoba tuk memaafkanmu

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

Aku duduk paling depan di acara pertunangan Shilla dan Rio. Ahh, sudah 1 tahun yang lalu ya? Ck. Aku sampai tak sadar. Bahwa jauh dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku masih mengharapkannya.

Ahh, ify. Apa kamu begitu kejam, sehingga menyembunyikan ini semua dari shilla? Menyimpan perasaanmu ini diam-diam pada pria yang sekarang menjadi tunangan sahabatmu itu? Ahhh..

“Fy, nyanyi lagu buat aku dong. Special buat aku sama Rio.” Pinta Shilla.

Aku mengangguk. Lalu ku bisikkan sesuatu pada sivia yang kebetulan menjadi MC. Lalu aku duduk di atas bangku panjang grand piano berwarna putih tersebut. Dan mulai bersiap memainkan lagu yang sekarang, mungkin, mewakili persahabatanku.

Kau tikam hatiku di saat ku terluka

Mengenal dia pujaan mimpiku tercinta

Kau ingin pertemukan hatiku dan hatinya

Tapi ternyata kau sendiri mengharap cintanya

Ku relakan dia wahai sahabatku bila kau sungguh mencintainya

Tolong jaga dia wahai sahabatku

Jangan sampai hatinya terluka seperti hatiku

Tetap tersenyum walau hatiku terluka

Menjadi bijaksana dnegan pengorbanan cinta

Tenang sahabatku aku takkan membunuhmu

Bisikan hatiku mencoba tuk memaafkanmu

**

THE END

Hehehe jelek ya? Emang. Kan buatnya agak kesel soalnya cerpen init uh seharusnya aku post kemaren. Eeehhh ke close tanpa save tanpa sengaja kemarin hiks hiks. Kasian amat yee nasip gue.

Dan asal kalian tau. Ini ngarang. Spontan lo=)) gara-gara keinget masalalu gitu ahikkk :’)

Kalo feelnya ngga dapet, yaudah. emang saya yang salah karna saya ngga jago ngebuat feel itu dapet wkwk mbingungi. yasud ya dah. tinggalkan jejak ya =))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar