Bersyukurlah, ucaplah ALHAMDULILLAH karena ALLAH telah memberikan kesempatan pada kalian semua. wahai para KPOPERS ataupun cuma KPOPERS ABAL yang berhasil nonton SMTOWN JAKARTA, Tanggal 22 September 2012 di Gelora Bung Karno kemarin.
saya? jangan tanyakan saya. saya sudah pasti dan sudah tentu tidak menonton karena keterbatasan uang(?) yang saya punyai -__-
izin sudah dikantong tapi uangnya dimana-____-
gak ada yang berbaik hati menyumbang sih.ya paling ngga sumbangin 3 juta kek buat PP surabaya-jakarta /okesip ini kelewatan malaknya/
nyesek banget, sempet hampir nangis(?) nonton CUPLIKAN SMTOWN di TV.yasalam, miapaaaaaa nyesek banget :(((
karena temen-temen saya bukan kpopers, maka mereka dengan berbaik hati mau membantu saya menghilangkan ke NYESEKAN saya itu. dengan menonton bioskop.
TAPIIII.........................................
KENAPA MEREKA MILIH NONTON RADIO GALAU FM?
KAN YANG ADA GUA JADI MAKIN GALOOOO ASDFGHJKL
TERKUTUKLAH KALIAN YANG UDAH BIKIN GUA NANGIS DI DALEM BIOSKOP GARA-GARA KARAKTER VELLIN ITU "GUA BANGET"
-___________-
OKE BACK TO TOPIC
gue nangis itu pas liat foto LUHAN di SOETTA sore itu. gatau kenapa, gue tuh kaya berasa jadi FANS ABAL nya SMTOWN. masa, gue yang biasnya ratarata anak SMTOWN malah ga bisa liat :(
gue pun bertekad bakalan nabung mulai sekarang.
TAPI PARAHNYA........................................................
BAKALAN ADA SUPER SHOW, GIRLS GENERATION TOUR INA, SHINEE WORLD CONCERT, SAMA EXO SHOWCASE DI INDONESIA TAHUN DEPAN!!!
Apa gue perlu ngepet dulu biar bisa dapetin uang sebanyak itu?
yaAllah, limpahkanlah hamba rezeki yang berlimpah dimasa depan. buat;lah hamba menjadi manusia yang berhemat dan jadi manusia yang rajin menabung (tapi bukan menabung di WC ya-__-)
okesip karena hari ini ada tayang ulang SMTOWN INA di salah satu TV swasta, maka gue gak galo lagi Y(^^)Y
sekian dulu dari gue
SALAM SUPER!
Senin, 24 September 2012
Sabtu, 08 September 2012
UNTITLED--- ALVIA SHORT STORY
Aku
menggerutu kesal. Pasalnya, sudah lima jam lebih aku berkutat di teras rumah
bersama beberapa teman baruku hanya untuk mengumpulkan bahan-bahan MOS dan juga
membuat ID CARD. Kulirik jam, sudah jam empat sore. Dan tak lama kemudian,
teman-teman yang baru aku kenal sewaktu PRA-MOS tadi pamit pulang. Aku segera
membereskan semuanya dan pergi mandi.
Tiba-tiba
aku teringat sesuatu. Seorang cowok bermata coklat, tinggi nya sekitar 3 cm
diatasku, dia juga sedikit chubby. Tak salah lagi, dia adalah cowok yang ku
lihat ketika hari pendaftaran itu.
Entah,
aku merasa sudah lama mengenalnya. Padahal, namanya pun aku sama sekali tak tau
-_-a. Dia masuk kedalam gugusku, Pattimura. Duduknya menyerong dibelakangku.
Agak kaget, sewaktu melihatnya memasuki kelasku itu.
Aku
rasa, ini adalah pertama kalinya aku merasakan jatuh cinta pada pandangan
pertama. Pertemuan di ruang pendaftaran, dan gugus yang sama sekali diluar
perkiraanku. Aku kira aku tak akan bertemu lagi dengannya. Karena itu hampir
mustahil, kalau dilihat banyaknya siswa yang mendaftar di SMA ini. tapi, takdir
mempertemukan kami. Ya, Takdir.
Hari
pertama MOS, hatiku dag dig dug. Nervous karena ini adalah hari pertama aku
melaksanakan MOS SMA. Takut dihukum sih wajar. Tapi, deg degan ini bercampur
dengan nervousnya aku bertemu cowok itu.
Masih
pagi, jam 6 aku sudah sampai di kelas. Keadaan kelas sudah lumayan ramai. Aku
melihat sekilas, dia sudah datang dengan atribut lengkap peserta MOS. Sewaktu
pengabsenan…
“Sivia
azizah”
“saya
ce!” aku mengacungkan tangan.
“Alvin
jonathan”
“eh,
iya..” jawabnya. Aku kontan menoleh. Namanya Alvin?
Kakak-kakak
osis disana membuat banyak peraturan. Salah satunya harus memanggil mereka Cece
dan Koko. Waktu itu, salah satu koko-nya adalah kakak kelasku sewaktu SMP. Walaupun
aku tak mengenal dia dengan baik.
“keluarkan
alat sholat kalian!” bentak salah satu
cecenya.
Aku
dengan patuh mengeluarkan alat sholatku. Tiba-tiba salah seorang cece berkaca
mata mendekati Alvin.
“kamu
islam?”
“gak,
budha. Ya islam lah”
“tapi
muka-muka kaya kamu gak kaya orang islam”
“ah,
biasa aja” jawabnya sambil nyengir.
Ketika
aku menoleh kearahnya, dia tak sengaja melihatku. Kami melakukan eye contact
selama 2 detik. Aku yang terlalu malu pun segera mengalihkan pandanganku
darinya.
__88__88__88__88__
Hari
kedua dan ketiga MOS, dia tak masuk. Entahlah, dia ada dimana. Tapi, teman
dibelakangnya, Rico, bilang kalau dia sedang sakit.
Hari
sabtu tiba. Saat dimana pembagian kelas. Aku mencari nama ku di kelas X-1, sama
sekali tak ada namaku. Lalu, aku beralih ke kelas X-2, aku melihat namanya!
Iya, namanya ada disana! Aku hampir putus asa saat itu. Nggak mungkin banget
kan kalau aku bisa sekelas sama dia? toh, ini juga pengocokan. Terserah gurunya
juga, dia mau ngocok kaya gimana.
“Sivia
azizah”
NAMAKU
ADA DISANA! Dinomor 30! Dan, lagi lagi takdir yang mempertemukan kami. Aku
sekelas dengannya. Dengan Alvin! Bayangkan, perasaaanku saat itu. Mungkin, aku
sedang beruntung.
Hari
pertama masuk, pengenalan wali kelas sekaligus pengarahan masuk sekolah ini.
aturan-aturan yang banyak sekali. Aku masih nggak ngeliat dia disini. Dia masih
sakit kah?
Hari
pertama masuk sekolah. aku melihatnya,
duduk dibelakang, bersama Rico. Aku juga sekelas dengan salah satu teman yang
tak sengaja aku kenal dari temanku, namanya Zahra.
Aku
suka mengamatinya dari jauh. Aku tak berani
menyapanya duluan. Aku takut. Entah kenapa. Tapi, saat pelajaran TIK,
aku yang duduk menghadapnya, walaupun absenku dan absennya sangaaaat jauh, tak
sengaja ber-eye contact lagi. aku cukup salahtingkah di buatnya.
Besoknya,
tak ada angin, tak ada hujan…..dia memanggilku.
“heh,
pinjem stipo dong. Siapa namamu?”
Aku
gelagapan. Deg-degan, seneng, malu, salting, jadi satu. Mungkin, saat itu
mukaku sudah sangat merah.
“eh
iya. Sivia” jawabku gugup sambil memberikan stipoku padanya.
“oke,
makasih ya” dia tersenyum. Sukses membuat ku untuk buru-buru berpaling kearah
lain.
Mulai
saat itulah, permainan takdir mulai dimulai….
“Eh,
Siv, kamu ELF ya?” tanya Angel.
“Iya,
kenapa ngel?”
“oh
gapapa”
Ternyata,
percakapan kami didengar oleh Alvin.
“ELF?
Elek forever? Muhahaha” tawanya
Aku
menoleh. “loh anak ini loh, gak jelas” gerutuku, sok kesal.
“Apaan
tuh ELF, musik lemah! Gue anti banget”
“lah,
terus masalah buat kamu, kalo aku sama sivia ELF?”
“ya
masalah dong!”
“emang
apa masalahnya?”
“apa
ya? Mau tau banget apa mau tau aja?”
Aku
mendengus, dalam hati sangat senang bisa bicara dengan Alvin.
Kebetulan,
teman sebangku Alvin, Rio, adalah teman satu kelompok PKn. Dan dia punya Pin
BBku. Karena Rio sedikit….ehm, alay, ketika ada bbm dari dia, yang isinya…
Rio
: “boleh req lagu suju yang Hamil duluan nggak? =))”
Sontak,
aku tertawa. Dan ketika aku menoleh ke bangkunya, dia asyik cekikikan. Selain
chat gak jelas gitu, dia juga ngebajak bbm Rio. Sumpah, dia usil banget.
Selain
usil dia juga autis, hiperaktif. Dia bisa menirukan dance cherrybelle loh -_-a
aku pun selalu dibuat tertawa olehnya. Dia anaknya asyik. Menghibur banget.
__88__88__88__88__
alvinjonathan
: @siviaazizah he, ELF !
Aku
kaget setengah mati. Darimana dia tau twitterku? Bahkan, Cuma beberapa anak
dikelas aja yang tau.
Siviaazizah
: @alvinjonathan eh, twiboy =))
Kami
pun jadi perang panas di twitter(?). keesokan paginya pun, dia juga mengataiku
ELF ELF apalah. Tak mau kalah, aku selalu membalasnya. Kami pun…jadi semakin
akrab.
Cuma
bertahan 3 hari, lalu dia tak pernah mementionku. Aku juga tak berani memention
dia dulu. Takut-takut, pacarnya salah paham. Tapi dikelas masih sering perang
mulut kok. Apalagi pas adu argument soal PKn. Dia seperti punya dendam kesumat
twiboy vs ELF gitu, deh. hahah =))
Zahra,
mengusulkan untuk mengadakan acara buka bersama. Karena waktu itu aku dan
beberapa teman yang lain setuju, akhirnya ayo-ayo saja. Dalam benakku, aku ingin mengajak Alvin. Tapi aku
dan temen-temen yang lain sama sekali nggak punya nomornya.
Sampai
salah satu temenku, namanya Ify, mati-matian mencari nomor Alvin dari Rio.
Tapi…..harapan
bisa buka bersama bareng dia pupus, karena lusa dia udah berangkat ke Padang,
kampung halamannya.
From
: ify
Siv,
dia sms aku gini masa. ‘eh, boleh minta nomernya sivia?’ aku kasih apa ngga?
Asdghjkl.
Tau perasaanku kan? Yang pernah jatuh cinta pasti tau, kan? Ya gitu.
Loncat-loncat sendiri. ketawa-ketawa sendiri. aku tak menghiraukan smsnya,
ketika tiba-tiba bbku berdering.
From
; 081234567890
Tingtong..
Aku
tersenyum. Ini pasti dia. siapa lagi?
Sepanjang
hari, dia sangat perhatian. Kalau misalnya kehabisan topic, sejam atau dua jam
setelah itu dia sms lagi. puncaknya adalah ketika malam tirakatan, alias malam
17 agustus, dia tiba-tiba menelfonku.
“asalamolekoooom!”
“waalaikum
salam. Duh, semangat banget”
“iyakan
nelfon kamu jadi semangat”
Speechless.
Bisa jawab apa aku sekarang? Gimana kalau kalian jadi aku,eh?
“lo
lagi ngapain?”
“lagi
bernafaas, bergerak, bicara. Kamu?”
“sarap
nih anak. Lagi nelfon kamu”
“loh,
emang pacarmu gak marah kalo kita telfonan?” tanyaku, modus=))
“enggak,
gak punya pacar. Pacarmu ya yang marah? Sori deh aku tutup aja kalo emang pacarmu
marah”
“eh?
Enggak kok. Gak punya juga” jawabku gelagapan
Kami
pun membicarakan hal hal gak penting. Hampir satu jam kami saling telfon
menelfon(?). dia yang udah lumayan ngantuk pun langsung pamit untuk tidur.
Setelah
itu, dia tak pernah menghubungiku lagi. bahkan, sewaktu idul fitri, dia tak
membalas pesanku yang berisi permintaan maaf. Okaai, mungkin dia masih di
kampung halamannya yang susah sinyal itu.
10
hari dia menghilang, tiba-tiba dia mengirim sms ke aku
From
; Alvin
123ABC
Aku
menyerngit. Ini pin kan?
To
; Alvin
Pinnya
siapa vin?
From
; Alvin
Pinnya
pak presiden! Ya pin gue lah
To
; Alvin
Oke
aku invite ya
Aku
pun segera menginvitenya. Tak ada 5 detik, ia telah mengaccept invite ku.
Alvin
JS : PING!!!
Sivia : apeee?
Alvin
JS : gpp kok, ngetes aja
Dan
sebagainya….
/skip
aja soalnya buntu plus gak penting banget wks/
Besoknya,
iseng-iseng ku ganti PMku
‘Doh,
galau banget. Gak peka-peka sih’
Alvin
JS : PING!!!
Alvin
JS : galau? Kenapa?
Sivia : gpp kok vin (;
Alvin
JS : cerita aja siv, gapapa kok
Sivia : gak deh vin, malu
Alvin
JS : oh gitu, awas ya lo. Gak
usah bbm2 gue lagi.
Sivia : dih, ancemannya-___- iyaiya
aku cerita
Alvin
JS : nah, gitu dong dari tadi
Sivia : jadi gini….
Sivia : orang yang aku suka tuh, gak
peka-peka.
Cuma
di read doang. Pm-nya berubah.
‘Kalo
kaya gini jadinya, mending dari awal gak usah tanya !’
Hah?
Maksud nya apa? Apa dia cemburu ? apa dia punya perasaan sama aku ? Entah lah,
aku menghilangkan seluruh rasa Maluku. Aku tak peduli, kalaupun dia tak punya
perasaaan yang sama denganku, paling tidak, aku lega bisa mengatakannya.
Sivia : kamu gamau tau, siapa
orangnya?
Alvin
JS : emg siapa?
Sivia : kamu n____n
Deg..deg,.
Pm
nya berubah lagi. yang pasti, itu membuat aku berada di langit ketujuh.
‘..^,^..’
Alvin
JS : kenapa ga bilang daritadi
kalau galauin aku?
Sivia : ya malulah vin x_x gimana sih
Sivia : inikan aku udah jujur. Aku
suka sama kamu.
Alvin
JS : iya iya. Udah, ga usah
galauin aku lagi
Sivia : iyadeh. Pm mu yang sebelumnya
kenapa vin?
Alvin
JS : sempat shock aku..
Alvin
JS : apalagi pas km bilang orng
yang kamu suka gak peka2
Alvin
JS : aku kira, itu buat orang
lain. Ternyata buat aku, toh =))
Sivia : doh jangan ketawa deh-__-a
Alvin
JS : iyaiya peace.
Sivia : terus? Perasaanmu ke aku
gimana? Biasa-biasa aja kan ya?
Alvin
JS : perasaan?
Sivia : iya, rasamu ke aku. Gimana?
Alvin
JS : rasa coklat, vanilla,
strawberry..
Sivia : vin, serius !
Alvin
JS : ya sama. Perasaan suka,
sayang, rindu !
Blush!
Langsung ku capture. Ini adalah hari terindahku setelah masuk ke dunia putih
abu abu (:
__88__88__88__88__
Mulai
hari itu, kami makin dekat. Tapi, setelah libur lebaran selesai, kami agak
canggung. Jarang nyapa. Dia juga duduk jauuuuh dari aku, gak seperti biasanya.
Sampe
suatu saat, dia memanggilku ‘bos’ di bbm. Karena aku Cuma berniat bales, aku
juga panggil dia bos. Sejak itulah, kami punya panggilan sayang, ‘BOSS SAYANG’
ngahahaha, lucu banget ._.v
Mulai
panggil-panggil boss itu, kami mulai deket lagi disekolah. Bahkan, udah berani
cubit cubit pipi, udah berani pegang tangan, dan lain lain. Sekelas mengira
kami pacaran. Kalau difikir-fikir, dia juga belum nembak. Kami belum berstatus
apa-apa.
Dia
masih sedikit cuek. Iya, aku mengerti. Alvin memang type cowok cuek, tapi
romantis kalo ketemu langsung. Anehnya, kita itu seriiiing banget yang namanya
tengkar. Kaya orang pacaran gitu deh. mulai dari cemburu-cemburuan, terus
dicuekin, dll.
Setelah
takdir membuatku melayang-layang diudara, menuju langit ketujuh, lalu aku
dihempaskan begitu saja hingga kedalam inti bumi. Apa maksud takdir? Mengapa
dia mempermainkan aku, yang sama sekali tak pernah ada niatan buruk?
Malam
itu. Kami bertengkar masalah sepele. Namun, penyelesaiannya lah yang membuat
nyesek, galau, dll.
Pemberian
harapan palsu. Itu adalah 3 kata yang sedang ngetrend dikalangan anak muda
jaman sekarang. Dan aku adalah korban dari pemberi harapan palsu tersebut.
Dia
pergi. Bersama kakak kelas, mungkin. Aku menunggu bbmnya, ketika ia membbmku,
dia hanya membalas satu huruf.
‘Y’
Tiba-tiba
dia malah asyik berPM ria bersama kakak kelas. Aku cemburu, Alvin. Tapi aku
bukan siapa-siapa mu. Aku Cuma bisa memendam rasa cemburuku dalam hati. Namun,
mirisnya, Alvin malah ingin menyudahi semua ini. ia tak mau berteman denganku
lagi, tapi dia juga tak mau bermusuhan denganku. Kembali seperti dulu, saling
kenal tapi tak perlu menyapa.
Bagai
di tikam ribuan pisau tajam tepat di ulu hati. Perasaan cewek mana yang nggak
sakit kalau cowok yang dia cintai, seenaknya ngomong itu? Bisa apa aku, toh aku
bukan siapa-siapanya. Apa aku harus menolak? Nggak. Nggak bisa. Aku nggak bisa
seegois itu. Toh, ini hidupnya. Apa aku harus mengatur-aturnya? Nggak, kan?
Aku
menuruti semua perkataannya. Meskipun aku sangat tersiksa. Kalian tau? Dari
jam9 malam, sampai jam 1 pagi. Aku tak berhenti menangis. Rasa kecewa,
bercampur marah, sedih, kesal, benar-benar nggak bisa dilukiskan dengan
kata-kata. Pagi harinya pun aku terpaksa membolos sekolah. aku ingin
menenangkan diriku.
Pm
dia pagi itu…
‘Biasanya
jam segini ada yang nyuruh mandi terus berangkat sekolah. sekarang, anaknya
udah hilang’
HAH.
Dia masih butuh aku? Secuil harapan tumbuh lagi. sayatan pisau semalam seakan
hilang begitu saja. Walaupun aku tau, kami tak akan pernah bisa seperti dulu
lagi.
Karena
pagi itu aku tak masuk sekolah, dia bertanya lewat bbm.
Alvin
JS : kenapa gak masuk?
Sivia : gapapa, pengen refreshing aja
(:
Alvin
JS : oh
Aku
tak berani menjawab. Toh, percuma saja kalau jawabannya seperti itu. Aku
mencoba memendam tangisku. Pagi itu, aku ada dirumah sahabat ku sewaktu SMP,
Shilla. aku bercerita semua. Tangis ku, ku tumpahkan begitu saja di kasurnya.
Karena kehabisan ide untuk menghiburku, ia mengajakku ke SMP, yang tak jauh
dari rumahnya. Aku pun menurut saja
Sampai
disana, aku bertemu dengan Cakka, adek kelas sekaligus mantan pacarku.
Datar…sama sekali tak ada suara apa-apa di jantungku. Tak berdetak seperti
dulu. Dan kini aku yakin, hatiku telah sepenuhnya diambil oleh Alvin.
Aku
mencintai cakka selama setahun, namun karena Alvin, 3 bulan saja aku mampu
melupakan cakka. padahal, kalau boleh dibandingkan, kata shilla, cakka masih
lebih keren dari pada Alvin. Cakka juga eksis, sedangkan Alvin lebih pendiam
walaupun hiperaktif kadang-kadang. Tapi keduanya sama sama memiliki kulit putih
dan wajah yang lumayan bisa dibilang imut, bukan ganteng
Mungkin
ini pengaruh ku jadi kpopers. Aku lebih suka cowok imut daripada ganteng.
Ntahlah-__-a tak penting.
__88__88__88__88__
Hari
berikutnya, Zahra memberitauku. Semua tingkah Alvin selama aku tak ada. Dia
jadi diam, dia juga bertanya pada Zahra mengapa aku tak masuk sekolah. dia..merindukanku.
Tapi,
hari ini, ketika aku persis ada didepan matanya, dia diam membisu. Tak bicara
apapun. Tak bertanya apapun. Hatiku tersayat lagi, karenanya. Aku yang paling
tak bisa dicueki seperti ini, mulai menangis.
Mati-matian
aku menahannya selama jam pelajaran. Namun, pulang sekolah itu bener-bener
nggak bisa di tahan lagi. aku menagis, menangis diatas meja. Semua orang sudah
pulang kecuali Zahra dan agni. Aku menangis, tapi tak separah malam itu.
Aku
diam saja saat anak-anak berkumpul didepan kelas untuk ekskul. Salah satunya
bastian yang polos, atau aku biasa memanggilnya medok
“sivia,
galau? Yuk ikut aku yuk, liburan seminggu”
“kemana?”
tanya Zahra. “ikutaaan!”
“kea
lam Barzakh” ujarnya pada Zahra
“kurang
ajar. Aku kirain kemana.” Zahra manyun setengah mati karena kesal dengan
bastian.
“udah
deh pulang aja mending. Gak usah kemana-mana. Btw aku pulang duluan ya. Dadah
unta-unta, hati hati dijalaaaan” sahut bastian sambil memacu motornya
“sialan
si raja unta itu!” umpat Zahra kesal
“udahlah
ayo kita pulang aja. Ngapain juga disini, males. Udah sepi pada pulang semua”
Zahra
mengiyakan saja. Kami pun beranjak dari sekolah.
Mungkin
sejak saat itu aku sama sekali tak pernah bciara dengan Alvin. Seakan akan tak
pernah ada hubungan antara kami dari dulu. Dia sudah bahagia dengan dunia
barunya. Sedangkan aku? Aku masih mencari cara untuk bisa terlepas dari jeratan
cintanya itu. Sangat sulit, karena mungkin aku yang bersikeras untuk tinggal,
eh?
Takdir
telah benar-benar mempermainkanku.
__88__88__88__88__
Kehilangan
lebih membekas daripada pertemuan.
Membayangkan
memang paling menyenangkan, tapi kalau tau berbeda dengan kenyataan…..ya
menyakitkan.
Terucap
dari mulutm tak selalu berarti terucap dari hati.
Belum jadian
aja udah beantem mulu, ntar kalo jadian terus berantem ngapain? Bakar rumah?
Jika semua
hanya permainan, mengapa aku jadi takut kehilangan?
Mungkin
bukan waktunya untuk mengungkapkan. Atau aku dan kamu tak pernah siap untuk
saling berbagi?
Pernahkah
kau rasakan, jadi seseorang yang selalu kau sembunyikan? Juga rasa sakit yang
ia pendam diam-diam?
Seberapa
jauh aku melangkahkan kaki hendak pergi, hasutanmu selalu membawaku kembali.
Anehnya,
ketika aku memutuskan pergi, kamu merengek memintaku kembali. Aku kembali,
namun kau sakiti aku lagi.
Iya, aku
bodoh bahkan dalam keadaan menyakitkan seperti ini. aku masih sayang kamu.
Kamu nggak
akan paham dengan yang aku lakukan selama ini, sampai pada akhirnya aku
benar-benar menghilang dari hidupmu.
Kalau
menurutmu di luar sana lebih gemerlap, jangan cari aku jika mereka tak ada
disampingmu ketika kamu terjatuh
Menyesal
selalu datang diakhir. Aku bilang juga apa, ada saatnya kamu menangisi yang kau sia-siakan.
Karena
bagimu….semua mainan. Bagiku…..semua kenyataan. Mimpi kita ternyata sangat
berbeda.
Cr :
@dwitasaridwita
Uhahahahaha
ini cerpen paling geje! Buatnya Cuma satu jam doang dan didasarkan dengan
pengamalan pribadi :3
Like
and comment saaangaaat ditunggu!
Kalo
gak dapet feelnya, maaf ya. Soalnya….aku juga udah nggak punya feel pas nulis
nih cerpen. Tapi, punya idenya-_-a jadi gak bisa menyelaraskan feel sama cerita
aslinya. Mungkin kalo cerita aslinya bakal lebih panjang daripada ini. dan
lebih sinetron banget. Tapi, ya ini Cuma gambaran dari seseorang yang gampang
terbuai oleh seorang cowok dan gombalan mautnya. Pelajaran aja sih, jangan
gampang percaya sama cowok. Jangan ngasih 100% cintamu buat cowok kalo akhirnya
kamu yang bakalan rugi. Tapi kita juga
jangan menyesali semua itu. Itu kan bisa dijadiin pelajaran biar kita gak salah
pilih dimasa depan nanti (;
Ini
gak banyak dialog soalnya aku juga udah lupa dialog aslinya kaya gimana – lebih
tepatnya gak mau nginget lagi. sumpah ini kayaknya emang gak ada feel jadi
minta maaf ya kalo gak jelas banget.
Makasih
yang mau repot-repot baca nih cerpen :* mungkin, bisa komentar dikit gimana
cara menyikapi tukang PHP yang semakin menyebar luas di Indonesia sekarang?
=))))
Rabu, 15 Agustus 2012
Kiss Me Again (Part 15)
hay hay ini part 15 nya
maaf jelek ya :)
pendek juga huhu
soalnya besok gabisa post makanya hari ini post banyak
selamat membaca ^^;;
****
Ify berdecak kesal. Sekarang dia ada dirumah sendirian. Para pembantu sedang pulang kampung. Sivia lagi jalan-jalan minggu sama Alvin. Ify malah tidur-tiduran di kamar dan bingung mau melakukan apa.
“kayanya gue butuh iqbal sekarang” ify pun memencet nomor yang tertera di ponselnya dengan nama “PAPA”
Tuttt…tuuut…
“halo?” suara baritone itu menyapa ify lembut.
“pa,” panggil ify pelan
“iya, ada apa sa?”
“dirumah nggak?”
“iya, papa dirumah. Sama iqbal. Kenapa? Mau main kesini?”
“iya pa, ify kesana. Mungkin setengah jam lagi nyampe.”
“yaudah, hati-hati sa.”
Klik.. telfon dimatikan.
Ify memang broken home. Dia anak pertama dari 3 bersaudara. Lebih tua 8 menit daripada sivia. Lalu adiknya, iqbal, memilih tinggal bersama papanya karena dari awal iqbal memang dekat dengan papanya.
Hari minggu ini, keadaan jalanan sepi karena beberapa jalan di tutup karena ada car free day. Ify memilih naik fixienya yang sudah lama tak dipakai. Ia berkeliling Surabaya hingga jam 9 pagi, lalu melanjutkan bersepeda kea rah Pakuwon City. Karena rumah papanya ada disekitar sana.
Langit mulai mendung. Ify makin mempercepat kayuhan sepedanya. Gang-gang kecilpun ia lewati. Hingga tiba-tiba di sebuah pom bensin, ify bertemu rio lagi. dan lagi lagi bersama gadis yang kemarin. Sebenarnya, siapa sih dia? ify terus memperhatikan rio dan gadis itu hingga…
Braaakkk…!!!
“AUUUUHHHHH…..” rintih ify kesakitan ketika menabrak pot bunga yang entah sejak kapan ada disana
“loh, ify?” lirih rio ketika lewat disebelah ify
“aduh, sakit anjir darah lagi uhh ahh tenangin diri loe fy huh loe gaboleh takut darah. Loe lagi sendirian gak ada sivia mana ada yang bantuin loe. Uhh sabar fy” ify sebenarnya takut dengan darah mencoba mengobati luka di lututnya sendiri.
“aaaaaaa mamaaa papa ague takut hiks hiks” tangis ify pecah akhirnya
“fy, loe gapaapa fy?” rio segera menghampiri ify ketika melihat ify menangis.
Ify yang belum sadar disebelahnya sekarang rio masih menangis. “huaaa papaaa..mamaa.. ini darah.. huaa ify takut hiks hiks”
“aduh kak, kita bawa kerumah sakit aja kayanya itu lukanya parah deh kak” usul shilla
“terus sepedanya gimana?”
“biar gue aja yang bawa kak. Lagian, gue kan bisa tunggu di PC, Shanin udah ada disana kok. Barusan dia bbm gue”
“beneran loe gapapa naek sepeda kesana?”
Shilla mengangguk. “dari pada liat anak orang nangis gini kak, mending gue ngalah kan ehehe”
“gimana fy? Loe mau ke rumah sakit?” tanya rio.
Ify mendongak, kaget setengah mati ketika melihat rio dengan jarak yang cukup dekat seperti ini
“ri..rio?”
“iya fy. Ini gue. Loe mau gak gue bawa ke rumah sakit?”
“r..rumah sa..sakit? HUAAA GUE GAK MAUUU DEMI APA SAMPE MATI GUE GABAKAL MAU KERUMAH SAKIT LAGIIII” teriak ify makin kencang.
“hayo loe kak, dia makin kenceng aja nangisnya mending kita jangan disini deh gak enak diliatin orang lain”
Rio menganggguk. “loe mau kemana sih fy? Kenapa maen sepeda sampe sini?”
“gue..gue mau kerumah bokap gue disebelah PC situ yo” ify meredakan tangisnya ketika rio membantunya berjalan.
“wah. Lumayan deket lah. Yaudah, loe gue bonceng aja ya. Shill, loe ikutin motor gue dari belakang ya”
“siap bos”
“loe pegangan gue ya fy. Gue gak ngebut kok. Cuma jaga-jaga aja takut loe jatuh”
“i..iya” dengan takut takut ify naik ke atas motor rio. Ia mulai memegang jaket kulit rio
“fy, pegang pinggang sampe keperut gue aja. Gapaapa kok. Daripada kaya gini, ntar guenya yang gak seimbang”
Dengan ragu, ia melingkarkan tangannya ke perut rio.
“nah gitu kan enak. Ntar loe tunjukin ya dimana rumah bokap loe”
Ify mengangguk patuh. Untuk sesaat, ify berharap waktu berhenti agar dia bisa selalu bersama rio seperti ini
Sesampainya dirumah papa ify..
“ini rumahnya?” tanya rio sambil berhenti didepan rumah bercat abu-abu bergaya eropa
“iya yo” ify berusaha turun dari motor rio namun ngeri setelah melihat lukanya yang semakin membengkak.
“sini, gue bantuin kak” shilla memarkirkan fixie ify, lalu membantu ify turun.
“thanks ya yo, …” ify melirik kea rah shilla
“gue shilla kak” shilla tersenyum
“iya, thanks ya yo, shill,” ify memaksakan senyumnya.
“sama-sama lagi fy. Lain kali kalo pake sepeda pelan-pelan aja jangan sambil ngelamun. Jadi gini kan?”
Ify meringis. Diam-diam dia senang karena rio memperhatikannya
“loe mau masuk dulu?” tawar ify
“mmm.. boleh deh kak. Sekalian numpang minum,” shilla menjawab. Seketika dapet pelototan dari rio. Shilla nyengir kuda.
Ify terkekeh, “yuk masuk dulu gue ambilin minum”
Shilla dan rio membantu ify berjalan. Bel rumah dibunyikan, keluarlah iqbal dari balik pintu
“Kak if… lho , kakak kenapa?” tanya iqbal kaget
“abis jatuh, bal” ify meringis kesakitan karena lukanya makin perih
“masuk masuk kak” iqbal membbuka pintu lebar-lebar. Rio dan shilla langsung membantu ify berjalan kedalam.
“bal, ambilin mereka minum gih”
Iqbal mengangguk. “kakak kakak ini mau minum apa?”
“gue terserah aja deh” shilla nyengir lagi karena mendapat pelototan sadis dari rio.
“kakak cowok mau apa?”
“sama aja deh terserah” riotersenyum.
Iqbal pun beranjak menuju dapur.
Duk..dukk.dukk.. ayah ify turuh menuruni tangga.
“Papa!” seru ify
Pak Umari menuruni tangga dengan cepat. Perasaan bahagia menerpanya ketika melihat anak yang ia tunggu sudah datang.
“alyssa” panggilnya lalu memeluk ify.
“aw” rintih ify
“loh kenapa fy?”
“anu pa, ini, lutut ify berdarah”
“astaga ify. Iya iya papa ngerti bentar papa obtain dulu” pak umari pun mengambil kotak p3knya
“itu bokap loe fy? Persis deh, kaya loe. Itu juga adek kandung loe kan?” tanya rio
Ify mengangguk. “iya, gue sama iqbal emang lebih mirip bokap gue daripada nyokap” ify teringat sesuatu. “eh sorry ya yo, gue jadi ngerepotin pacar loe ini. sampe dibikin haus garagara bawa sepeda gue”
“hah? Pacar?” seru shilla dan rio bersamaan
“emang bukan?”
“bukan fy!” seru rio terkekeh. “dia sepupu gue. Namanya Ashilla haling. Shill, kenalin dia Ify temen sekelas gue”
“gue shilla kak. Cuma SEPUPUnya kak rio aja. Bukan pacar. Dih, amit-amit deh jadi pacarnya” shilla begidik ngeri
Rio pun menjitak shilla. “kurang ajar”
Ify diam-diam merasa lega. Untung, bukan pacar rio. Batinnya.
“oh gue kirain kalian pacaran.” Jawab ify sambil tersenyum seadanya.
“bukan kok kak. Ini si pesek mah masih jomblo, ngenes lagi. dia kan gak ada yang mau hahahaha” shilla tertawa ngakak
“heh, loe kurang ajar banget sih. Ngelunjak banget jadi sepupu” rio manyun 5 cm(?)
Ify ikut tertawa. Dalam hati, ia ingin sekali bilang kalau dia mulai menyukai rio.
Pak umari datang membawa kotak p3k dan iqbal dengan minumannya. Karena pak umari dokter, ia segera bisa langsung mengetahui mana yang membengkak, infeksi dll. Luka ify sudah dibalut rapi dengan kain kasa dan kapas.
“terimakasih ya, sudah mau membantu anak saya. Jadi merepotkan kalian” ujar pak umari pada rio dan shilla
“oh iya om sama-sama. Sama sekali gak merepotkan kok” jawab rio sambil tersenyum.
“tapi kalau nggak ada kalian mungkin alyssa udah diangkut petugas menur gara-gara nangis ditengah jalan gitu.”
“ih papa apaan sih” pipi ify bersemu merah
“kan beneran, kamu kalo udah nangis bisa bikin surabaya tenggelam. Beeeh, mengerikan” ujar pak umari dramatis
Shilla ify iqbal dan rio tertawa.
“papa lebay deh” gerutu ify
“tapi kata papa bener kok kak. Emang kalo udah nangis nakutin orang sekampung” iqbal menambahi
“iqbal udah deh gak usah sok tau”
“siapa yang sok tau? Kan emang bener” ejek iqbal
“dasar, cowok-cowok ini sukanya ngebully ify mulu” sungut ify
“tapi gue enggak kan fy?” rio tertawa diikuti pak umari dan iqbal serta shilla.
Ify hanya cengo karena rio tiba-tiba menjadi manis dan tak galak padanya. Benar-benar berbeda dari kemarin
Ify merasa hari ini adalah hari terindahnya karena ia merasa, hubungannya dengan rio dimasa depan akan lebih indah daripada hari ini
-_--_-_-__--_--____----__-
“kita mau kemana sih vin?” tanya sivia penasaran.
“kemana ya? Mau tau aja apa mau tau banget?”
“ih Alvin! Gue turun nih kalo loe gamau kasih tau gue” ancam sivia
“eh jangan dong cantik. Iya iya, Alvin mau ngenalin via sama omanya Alvin”
“hah? Ngenalin gue ke oma loe? Loe gila ya vin.” Kaget sivia
“kok gila? Nggak dong. Soalnya Alvin udah pernah janji sama oma Alvin, kalo Alvin bisa dapetin sivia, Alvin bakal ngajak sivia ke rumah Alvin. Tapi, sivia jangan ilfeel sama Alvin abis liat rumah Alvin ya”
“liat aja nanti” sivia menerawang keluar jendela. Bukan, bukan status atau bentuk rumah yang jelek yang sivia takutkan. Ia lebih takut bagaimana penilaian oma Alvin padanya. Hari ini dia hanya memakai terusan selutut berwarna putih dan biru untuk roknya. Apa dia pantas berkenalan dengan oma Alvin?
‘sejak kapan gue peduli soal beginian?’ batin sivia. Ia mulai menyadari, semenjak bertemu Alvin , ia berubah. Dunianya lebih berwarna. Tak ada siksaan, hanya ada kebahagiaan. Mungkin kali ini, sivia tak akan melepaskan cowok yang sedang berada disampingnya itu.
“oma, Alvin pulang.” bangga Alvin ketika membuka pintu rumahnya.
“aduh aduh aduh, cucu oma pulang-pulang bawa cewek. Siapa nih? Kok gak dikenalin k eoma?” goda oma Alvin
“saya sivia, oma” sivia menyalami tangan oma Alvin.
“oh jadi ini tohh sivia, yang disukai Alvin dari kelas 1? Wah, akhirnya pacaran juga ya” oma Alvin terkekeh
“oma apaan deh, buka buka aib Alvin sembarangan”
“kan beneran itu. Haha yaudah kalian duduk dulu, oma buatin minum ya”
“iya oma, makasih” sopan sivia. Ia lalu duduk di depan Alvin.
“kayanya loe sama oma gue bakalan klop nih vi”
“maksud loe?”
“loe sama oma gue sama sama suka korea kan? Udah deh, klop banget”
“hah? Oma loe suka korea? Demi apa vin?”
“dih, gapercaya. Coba aja loe entar bahas suju ato dbsk, pasti oma gue tau”
“wah seru dong vin. Gue punya temen kpopers hahahaha”
“minuman dataaaang.” Oma menghampiri Alvin dan sivia.
“wah, oma tau banget sivia suka es jeruk hehe” sivia tersenyum. Oma Alvin duduk disebelah sivia.
“iyadong, oma gitu. Jangan dikira oma gatau selera anak muda jaman sekarang”
“kata Alvin, oma kpopers yah? Beneran oma?”
“wah iya dong, oma udah jadi kpopers sejak film winter sonata diluncurin. Wah itu film keren banget. Sejak itu om ajadi kpopers. Berapa tahun ya? Udah belasan kali hahaha”
Sivia dan oma Alvin pun larut dalam pembicaraan. Kesadaran Alvin berangsur-angsur menghilang mendengarkan mereka berdua berceloteh(?)
-_-__-__--_-__-____-_--_____-
“vin vin bangun vin. Wah parah nih anak masa iya bisa ketiduran gak diajak ngomong setengah jam wah parah parah” omel sivia.
“vin bangun vin” sivia menggoyang2kan badan Alvin. Hanya ada Alvin dan sivia berdua dirumah oma Alvin. Oma Alvin tadi pamit karena harus kerumah sakit bersama ibu ibu pkk yang lain. Dan tinggal lah mereka berdua dirumah Alvin hingga nanti malam
“Alvin. Bangun…”
“vin bangun vin..”
Kesabaran sivia pun habis. “ALVIIIIN BANGUUUUUUNN!!!: tereak sivia sekenceng toaa(?)
Alvin sama sekali tak bangun.
“yasalam salah apa gue nerima dia” gerutu sivia. Saat sivia hendak berbalik tiba-tiba tangannya ditarik kuat oleh Alvin.
“sivia.. jangan pernah ninggalin gue, hmm?” ujar Alvin masih dengan mata trtutup
“al..vin..” tubuh sivia menimpa Alvin begitu saja.
“gue cinta banget sama loe vi” ujar Alvin lagi.
“v..vin”
Chu~
Alvin mencium pipi sivia, lama. Sivia merasakan debaran jantungnya tak beraturan saat ini. sepertinya ia benar-benar jatuh cinta pada Alvin.
Sekiranya Alvin kembali kea lam mimpinya(?) sivia melepaskan pelukan Alvin lalu mengambil selimut dan menyelimuti Alvin.
“good afternoon, kodok” bisiknya tepat di telinga Alvin. Dengan sedikit ragu, ia mencium dahi Alvin dan ikut tidur disebelahnya.
-_-__--_-____-__-_--___-__-_-
“Alyssa, mau papa antar pulangnya?”
“gak usah pa, ify bisa naik taksi kok. Ify gamau ngerepotin papa”
“sama gue aja fy” tawar rio
“tapi, shilla?”
“tenang kak, gue udah dijemput adek gue di PC kok. Loe bareng kak rio aja, kaatanya rumah kalian deket”
“iya juga sih,”
“udah gakpapa, bareng gue aja. Selamet kok sampe rumah. Gue jamin” rio tersenyum manis. Seketika menghentikan aliran darah di tubuh ify lagi.
“ya..yaudah deh. ify pulang sama rio aja. Ify pulang dulu ya pa” ify mencium tangan sang papa. “kakak pulang dulu ya bal” iqbal mencium tangan sang kakak.
“hati hati ya kak. Minggu depan kesini lagi. jangan lupa!”
“iya iya bal, kakak gak lupa kok.”
“om, iqbal, rio sama shilla juga pulang ya”
“iya, rio. Bawa ify pulang dengan selamat ya. Awas aja sampe kenapa-kenapa” canda sang papa
“ya engga dong om kan rio udah professional bawa motornya ehehe” rio terkekeh.
“mari om, iqbal” sapa shilla.
Ify dan rio melambaikan tangan dari atas motor. Sedangkan shilla sudah duluan menuju PC.
“masih sakit fy?” tanya rio setelah keduanya sampai dirumah ify
“emmh dikit sih yo. Perih aja”
“beneran? Ini orang semua pada kemana sih fy’? kok rumah loe sepi banget”
“sivia sama Alvin keluar. Pembantu gue pada pulang kampung”
“hah? Sivia Alvin?” cengo rio yang memang tak tau apa apa
“iya. Blablabla’ ify mencceritakan kejadian semalam. Tapi tak termasuk adegan dimana Alvin dan sivia berciuman
HUAAA ccapeknya
cukup segini dulu ya XD
geje ? banget
tapi terimakasih udah mau baca :)
keep like and comment ya :D
Kiss Me Again (Part 14)
Rio
dan shilla melesat menuju KFC yang tak jauh dari rumah shilla. shilla
mengangguk-angguk. “gue tau deh maksud loe ngajak gue ke kuburan mereka”
“apa
coba?”
“biar
loe gak dikira orang gila ngomong sendiri. iya kan?” shilla menjitak kepala
sepupunya itu
Rio
terkekeh. “ternyata loe pinter juga”
“aish,
awas aja loe kak”
“yang
penting gue udah beliin loe twisty n moccafloat kesukaan loe kan? Gak usah
banyak cingcong deh shill”
“hehe,
iya deh kak. Thanks” shilla memakan twistynya dengan lahap. “btw kenapa loe
minta izin gitu ke kak dea sama kak vero? Loe mau move on? Minta persetujuan
mereka gitu?” goda shilla.
“loe
apaan deh shill. Move on move on. Mending urusin tuh hati loe yang sepi nggak
pernah ada yang ngunjungin. Pada nggak mau kali ya sama loe” rio terbahak-bahak
“anjir
loe dalem banget omongannya -_- gue sih
gak butuh pacaran ya. Lagi pula, yang antre jadi cwook gue banyak banget. Cuma
gue aja yang masih males milihnya. Gue gak minat pacaran” shilla memeletkan
lidahnya
“gak
usah ngeles deh shil. Bilang aja loe nggak laku. Gausah ditutup-tutupin gitu”
“sialan
loe” shilla menghabiskan makanannya dan beralih pada moccafloatnya. “siapa ya
yang berhasil mengambil hati Mario haling? Hmmm” shilla bergumam
“apaan
sih loe shil”
“apa
yaaa hmmm”
“loe kalo
gatau gausah sok tau shill”
“gue
ga soktau. Gue pernah ngerasain jatuh cinta ya, walopun gue gapernah pacaran.
Dan loe tau, tanda-tanda loe itu kaya orang y ang lagi berusaha move on dari
mantannya tau gk” shilla terkikik
“apabanget
bahasa loe. Loe jatuh cinta? Emang bisa? Wakakak sama siapa? Gue gapernah loe
ceritain nih” rio berusaha mengalihkab topic.
“itu
rahasia gue sama tuhan kak. Loe gaperlu tau. Yang ada, gue loe cengin
abis-abisan. Ogah gue”
“ayolah
shill. Loe jahat banget sih sama sepupu loe sendiri”
“bodo
ah”
“cluenya
aja deh gausah namanya”
“dia
sekelas sama gue kak. Dia murid pindahan. Udah itu aja cluenya nggak usah
banyak-banyak”
“idih
pelit amat. Awas aja kalo loe minta tolong ke gue. Gabakal gue bantuin”
“yaudah
sih, lagian gue juga gaperlu bantuan loe” shilla melet lagi
“dasar
kesemek!” umpat rio.
“apasih
peseeeek”
“udah
udah jangan ngomongin soal idung” rio akhirnya mengibarkan bendera putih.
Shilla tertawa puas
-___--_-__-__-_-__-__-_-_-_-___-
Sivia
yang sebenarnya sudah berada dikamarnya, hendak tidur pun hanya bisa
gelisah. Kekanan, kekiri, telungkup dll.
Tapi matanya tak bisa terpejam. Padahal, sedari sore saat mencari rio dia
merasa ngantuk. Entah kenapa, kalimat Alvin yang singkat itu sukses membuat
dirinya tak karuan seperti ini. Alvin membuatnya cemburu!!
“vi
loe yg bner aja masa loe cemburu sama Alvin plis deh via, dia kan bukan type
cowok loe banget. Dia juga gak selevel sama loe kenapa loe jadi gini sih
asdfghjkl;” sivia uring-uringan sendiri di kamarnya.
“Jangan
diangkat” calling…
Sivia
melirik ke iphonenya. Alvin menelfon. “gue angkat gak ya?” bingung sivia.
Akhirnya
sivia mengangkatnya setelah Alvin 3 kali menelfon.
“dari
mana aja sih? Lama banget angkat telfonnya” gerutu Alvin disebrang sana
“terus
masalah buat loe?” sinis sivia
“ya
masalah lah via. Gue itu kangen banget sama loe.”
“lebay.
Baru tadi ketemu”
“biarin.
Gue ga ngeliat loe semenit tuh kaya sejam. Dan itung aja kalo gue ga liat loe
sejam kaya berapa tahun”
Sivia
merengut. “dasar playboy. Loe kasih ke siapa aja tuh rayuan kamseupay loe itu?”
“hah?
Maksud loe vi?” tanya Alvin bingung
“fikir
aja sendiri”
“via,
loe kenapa? Gue ada salah yah sama loe?”
“menurut
loe?”
“gue
gak tau. Makanya gue tanya”
“oh”
“via,
jangan gini dong”
“jangan
gini? Terus gimana? Gitu?”
“yah
maksud gue loe jangan jutek ke gue. Gue tersiksa tau nggak”
“tersiksa?”
sivia tertawa sinis. “stock cewek loe kan banyak vin. Kenapa harus tersiksa?”
“VIA!
Loe ngomongin apaan sih ga ngerti gue”
“apa
aja boleh”
Alvin
di ujung sana sudah mulai emosi. Ia berdecak. “terserah loe deh via”
“emang
terserah gue.”
Tuuut…tuuut,..tuuut…
Alvin
mematikan telfon mereka.
“loh
kok dimatiin?” tanya sivia pada dirinya sendiri. “dasar cowok aneh. Berhasil
banget loe bikin gue cemburu asdfghjkl” sivia membanting iphonenya diatas kasur
dan ia menutupi seluruh badannya dengan selimut.
Sementar
Alvin…
“tuh
anak kenapa sih? Heran deh gue” Alvin mencoba berfikir. “emang gue ngapain dia
sih? Perasaan gue ga ngapa-ngapain.”
“kok
via ga nelfon gue balik ya?” nanar Alvin menatap layar ponselnya. “ah kenapa
gue matiin coba tadi.asdfghjk” Alvin memilih untuk langsung kerumah sivia.
Karena besok libur, ia merasa harus menyelesaikan masalahnya dengan sivia mala
mini juga
-_--_--___--___--_-__-__-
‘tadi
siapa ya? Pacarnya rio? Masa sih?’ ify duduk di pinggir kolam renang samping
rumahnya. Ia masih memikirkan kejadian tadi yang sedikit membuatnya…nyesek.
‘pantes
aja dia nyuruh gue buat jaga jarak sama dia. pantes aja dia marah, gue kan
bukan siapa-siapanya. Seenak gue sendiri udah narik tangan dia, udah jatuh ke
tubuh dia. gue kan emang dari awal gak diharapin masuk kekehidupannya dia’
renung ify
‘gue
kurang apaan sih? Apa gue kurang cantik? Perasaan gue udah cantik, banget
malah. Apa gue gak selevel sama dia? gamungkin. Gue bahkan lebih kaya daripada
dia.’
Ify
geleng-geleng kepala. ‘kenapa gue bandingin gue sama cewek itu sih? Arrggghhhh
bisa gila gue lama-lama’
Jreng…
jreng…
“suara
apaan tuh?” ify celingukan mencari asal suaara gitar tersebut.
You'll never enjoy
your life,
Living inside the box
You're so afraid of taking chances,
How you gonna reach the top?
Living inside the box
You're so afraid of taking chances,
How you gonna reach the top?
sivia tiba-tiba mendengar suara Alvin. ‘ah, mungkin ini
halusinasi gue aja’ fikirnya. Namun semakin lama, suara itu semakin nyata.
Sivia yang penasaran dari mana asal suara Alvin, melongok dari balkon kamarnya.
Dan ia melihat Alvin membawa gitar di bawah kamarnya.
Rules and regulations,
Force you to play it safe
Get rid of all the hesitation,
It's time for you to seize the daaay
“Alvin?” lirih sivia pelan.
Instead of just sitting around
And looking down on tomorrow
You gotta let your feet off the ground,
The time is now
Ify mengintip dibalik gorden ruang tamu. Benar saja. Itu
Alvin sedang membawa gitar. Sepertinya untuk sivia. Betapa beruntungnya sivia,
memiliki Alvin yang sangat romantis. Berbeda 360 derajat dengan ify. Dari dulu
ia selalu tak punya siapa-siapa.
I'm waiting, waiting, just waiting,
I'm waiting, waiting outside the lines
Waiting outside the lines
Waiting outside the lines
Try to have no regrets
Even if it's just tonight
How you gonnna walk ahead
If you keep living blind
Sivia turun perlahan sambil terus melihat Alvin dari balik
kaca besar di sebelah tangga. Alvin masih bernyanyi. Keadaan rumah yang sunyi membuat
suara Alvin sangat nyaring dan terdengar hingga penjuru rumah, walaupun rumah
sivia sangat besar. Ia pun tiba tak jauh dari Alvin.
Stuck in the same position,
You deserve so much more
There's a whole world around us,
Just waiting to be explored
Instead of just sitting around
And looking down on tomorrow
You gotta let your feet off the ground,
The time is now, just let it go
The world will force you to smile
I'm here to help you notice the rainbow
Cause I know,
What's in you is out there
‘gue harap loe dengerin lagu ini, via’ batin Alvin. Walaupun
ia tak tau apa salahnya, ia tetap merasa sangat bersalah pada sivia karena
membuat sivia jadi jutek padanya. ‘itu sivia! Sivia liat gue!’ girangnya dalam
hati. Ia terus mengamati sivia sambil terus bernyanyi dan memetik gitarnya.
I'm waiting, waiting, just waiting,
I'm waiting, waiting outside the lines
Waiting outside the lines
Waiting outside the lines
I'm trying to be patient (I'm trying to be patient)
The first step is the hardest (the hardest)
I know you can make it,
Go ahead and take it
I'm Waiting, waiting, just waiting I'm waiting
I'm waiting, waiting, just waiting
I'm waiting, waiting outside the lines
Waiting outside the lines
Waiting outside the lines
You'll never enjoy your life
Living inside the box
You're so afraid of taking chances,
How you gonna reach the top?
“vin, loe ngapain disini?” tanya sivia polos.
Alvin yang baru saja menyelesaikan lagunya langsung berlari
kea rah sivia. “gue nyanyi, buat loe” cengirnya
“sory. Ngamen gratis” sinis sivia lalu berbalik dan berjalan
kembali. Namun belum jauh, Alvin menarik tangan sivia. Entah sejak kapan gitar
itu telah lepas dari cengkraman Alvin. Alvin memeluk sivia.
“gue sayang loe via” bisiknya lembut.
Deg..deg..deg..
Jantung sivia berdetak tak berirama. Semakin kencang dan
keras.
“gak ada cewek lain selain loe vi. Gue berani sumpah” Alvin makin mendekap sivia erat.
“via, would you be my first and my last girl in my life?”
Deg,,deg,.deg..
“a..aa.alvin…” kaget sivia. Sekarang ia speechless bingung
menjawab apa.
Alvin menatapnya dalam-dalam. Seakan terhipnotis oleh
pandangan Alvin, sivia pun menganggukkan kepalanya.
“loe…beneran nerima gue via?”
Sivia kembali mengangguk.
Punya keberanian darimana, Alvin mendekatkan wajahnya kea
rah sivia. Nafas Alvin yang memburu karena senang semakin dekat dekat dekat
dan…
CHU ~
Alvin menautkan bibirnya pada bibir sivia. Sivia yang
sedikit kaget, namun ia membalasya (?)
“Wanjer gue liaat apaan nih ah parah tuh anak dua gue ke
kamar lagi aja deh” sungut ify sambil geleng-geleng kepala melihat ulah
kembarannya dan ‘pacar baru’ kembarannya itu.
Bibir itu hanya bertaut sebentar, lalu Alvin kembali menarik
sivia dalam pelukannya. “gue sayang loe vi. Gue cinta loe. Sampe kapanpun, Cuma
loe yang bakal ada didalam hidup gue”
Sivia hanya diam dalam pelukan Alvin. Mencium aroma parfum
Alvin dalam dekapan Alvin. Sivia benar-benar tak akan melupakan mala mini.
Akhirnya, dia bisa bertaruh dengan gengsi dan ketidak pastian dari dirinya
sendiri.
-_-__-__-___--__-_-_-_-_-
“bantuin gue lah kak ya ya ya please?” rengek shilla di
sepanjang jalan
“tadi siapa yang bilang gak butuh bantuan gue?” cibir rio
Shilla terkekeh “kan Cuma bercanda. Ayo dong please
pleaseeeeee”
“iyadeh iya gue bakal bantuin loe” sungut rio kesal
“asikkk loe kakak terbaik gue deh” puji shilla sambil
mencubit pinggang rio
Seketika rio langsung oleng dari motornya “Heh kesemek!
Jangan gini dong. Loe jatuh dari motor, gue gatanggng jawab~!”
“peace kak” shilla terkekekh lagi
“loe janjian ketemuan dimana sih?”
“emm, di J.Co galaxy mall. Deket sama rumah loe kan kak?
Ntar gue nginep rumah loe aja deh”
“yah yah yah terserah loe deh. jadi kita langsung kesana aja
nih?”
“yoa kak”
Rio memacu motornya. Jam menunjukkan pukul 8, tapi kawasan
Surabaya sudah sepi. Entah mengapa, hari ini tak banyak kendaraan yang
berkeliaran dijalanan.
Sesampainya mereka di galaxy mall..
“yang mana sih yang loe suka?”
“itu kak” tunjuk sivia pada sosok cowok berbaju polo abu-abu
duduk membelakangi mereka.
“gue penasaran. Gue liat dia ya ya ya?” bujuk rio
“dih ogah males ntar loe malu-maluin gue lagi yang ada?”
shilla langsung neloyor menghampiri pujaan hatinya.
“dasar kesemeeek!: umpat rio. Rio pun memesan iced
moccachino saja dan duduk tak jauh dari shilla dan cowok misteriusnya itu.
“maaf ya gue lama”
“iya, gapapa”
‘kayanya gue kenal suara dia nih’ batin rio/ ‘familier
banget. Tapi siapa ya?’
“loe kesini sama siapa shill?”
“gue? Emm sama sepupu gue iel. Emang kenapa?”
“oh, gapapa. Ajak aja kesini, ajak gabung sama kita. Gue kan
ga enak masa nyuruh loe kesini, tapi sepupu loe, loe telantarin”
Shilla meringis. “oke deh” ia lalu menghampiri rio.
“heh kak, ayo gabung sama gue. Dia sendiri loh yang minta.
Kali aja dia minta persetujuan dari loe hahaha”
“pede banget idup loe” cibir rio. Rio pun berjalan mengikuti shilla.
“ini kakak sepupu gue. Yo kenalin dia Gabriel. Gabriel,
kenalin dia rio..”
Gabriel dan rio saling pandang……….
“ELOOO??!!!” pekik mereka bersamaan.
“kenapa loe bisa……” ucap rio tak menyangka
Gabriel yang tengsin, mukanya memerah dan menunduk malu.
“loe berdua saling kenal?”
“iya, dia adek kelas gue dulu sebelum gue pindah”
“pantes aja” shilla manggut-manggut.
“kaayanya kita jodoh banget ya iel hari ini, bisa ketemu di
2 tempat berbeda selama sehari” ujar rio sambil nyengir dan duduk disebelah
shilla
“ngarep banget sih loe jodoh sama gue? Sorry gue masih doyan
cewek bro” Gabriel terkekeh, disambut manyunan dari rio.
Mereka pun berbincang hingga larut disana…
-__-__--__-___-___-__-_-____-
cabb ::
cerbung,
Idola Cilik,
Ify,
Rio
Langganan:
Postingan (Atom)