Sabtu, 08 September 2012

UNTITLED--- ALVIA SHORT STORY


Aku menggerutu kesal. Pasalnya, sudah lima jam lebih aku berkutat di teras rumah bersama beberapa teman baruku hanya untuk mengumpulkan bahan-bahan MOS dan juga membuat ID CARD. Kulirik jam, sudah jam empat sore. Dan tak lama kemudian, teman-teman yang baru aku kenal sewaktu PRA-MOS tadi pamit pulang. Aku segera membereskan semuanya dan pergi mandi.

Tiba-tiba aku teringat sesuatu. Seorang cowok bermata coklat, tinggi nya sekitar 3 cm diatasku, dia juga sedikit chubby. Tak salah lagi, dia adalah cowok yang ku lihat ketika hari pendaftaran itu.

Entah, aku merasa sudah lama mengenalnya. Padahal, namanya pun aku sama sekali tak tau -_-a. Dia masuk kedalam gugusku, Pattimura. Duduknya menyerong dibelakangku. Agak kaget, sewaktu melihatnya memasuki kelasku itu.

Aku rasa, ini adalah pertama kalinya aku merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama. Pertemuan di ruang pendaftaran, dan gugus yang sama sekali diluar perkiraanku. Aku kira aku tak akan bertemu lagi dengannya. Karena itu hampir mustahil, kalau dilihat banyaknya siswa yang mendaftar di SMA ini. tapi, takdir mempertemukan kami. Ya, Takdir.


Hari pertama MOS, hatiku dag dig dug. Nervous karena ini adalah hari pertama aku melaksanakan MOS SMA. Takut dihukum sih wajar. Tapi, deg degan ini bercampur dengan nervousnya aku bertemu cowok itu.

Masih pagi, jam 6 aku sudah sampai di kelas. Keadaan kelas sudah lumayan ramai. Aku melihat sekilas, dia sudah datang dengan atribut lengkap peserta MOS. Sewaktu pengabsenan…

“Sivia azizah”

“saya ce!” aku mengacungkan tangan.

“Alvin jonathan”

“eh, iya..” jawabnya. Aku kontan menoleh. Namanya Alvin?

Kakak-kakak osis disana membuat banyak peraturan. Salah satunya harus memanggil mereka Cece dan Koko. Waktu itu, salah satu koko-nya adalah kakak kelasku sewaktu SMP. Walaupun aku tak mengenal dia dengan baik.

“keluarkan alat sholat kalian!”  bentak salah satu cecenya.

Aku dengan patuh mengeluarkan alat sholatku. Tiba-tiba salah seorang cece berkaca mata mendekati Alvin.

“kamu islam?”

“gak, budha. Ya islam lah”

“tapi muka-muka kaya kamu gak kaya orang islam”

“ah, biasa aja” jawabnya sambil nyengir.

Ketika aku menoleh kearahnya, dia tak sengaja melihatku. Kami melakukan eye contact selama 2 detik. Aku yang terlalu malu pun segera mengalihkan pandanganku darinya.

__88__88__88__88__


Hari kedua dan ketiga MOS, dia tak masuk. Entahlah, dia ada dimana. Tapi, teman dibelakangnya, Rico, bilang kalau dia sedang sakit.

Hari sabtu tiba. Saat dimana pembagian kelas. Aku mencari nama ku di kelas X-1, sama sekali tak ada namaku. Lalu, aku beralih ke kelas X-2, aku melihat namanya! Iya, namanya ada disana! Aku hampir putus asa saat itu. Nggak mungkin banget kan kalau aku bisa sekelas sama dia? toh, ini juga pengocokan. Terserah gurunya juga, dia mau ngocok kaya gimana.

“Sivia azizah”

NAMAKU ADA DISANA! Dinomor 30! Dan, lagi lagi takdir yang mempertemukan kami. Aku sekelas dengannya. Dengan Alvin! Bayangkan, perasaaanku saat itu. Mungkin, aku sedang beruntung.

Hari pertama masuk, pengenalan wali kelas sekaligus pengarahan masuk sekolah ini. aturan-aturan yang banyak sekali. Aku masih nggak ngeliat dia disini. Dia masih sakit kah?

Hari pertama  masuk sekolah. aku melihatnya, duduk dibelakang, bersama Rico. Aku juga sekelas dengan salah satu teman yang tak sengaja aku kenal dari temanku, namanya Zahra.

Aku suka mengamatinya dari jauh. Aku tak berani  menyapanya duluan. Aku takut. Entah kenapa. Tapi, saat pelajaran TIK, aku yang duduk menghadapnya, walaupun absenku dan absennya sangaaaat jauh, tak sengaja ber-eye contact lagi. aku cukup salahtingkah di buatnya.

Besoknya, tak ada angin, tak ada hujan…..dia memanggilku.

“heh, pinjem stipo dong. Siapa namamu?”

Aku gelagapan. Deg-degan, seneng, malu, salting, jadi satu. Mungkin, saat itu mukaku sudah sangat merah.

“eh iya. Sivia” jawabku gugup sambil memberikan stipoku padanya.

“oke, makasih ya” dia tersenyum. Sukses membuat ku untuk buru-buru berpaling kearah lain.

Mulai saat itulah, permainan takdir mulai dimulai….

“Eh, Siv, kamu ELF ya?” tanya Angel.

“Iya, kenapa ngel?”

“oh gapapa”

Ternyata, percakapan kami didengar oleh Alvin.

“ELF? Elek forever? Muhahaha” tawanya

Aku menoleh. “loh anak ini loh, gak jelas” gerutuku, sok kesal.

“Apaan tuh ELF, musik lemah! Gue anti banget”

“lah, terus masalah buat kamu, kalo aku sama sivia ELF?”

“ya masalah dong!”

“emang apa masalahnya?”

“apa ya? Mau tau banget apa mau tau aja?”

Aku mendengus, dalam hati sangat senang bisa bicara dengan Alvin.

Kebetulan, teman sebangku Alvin, Rio, adalah teman satu kelompok PKn. Dan dia punya Pin BBku. Karena Rio sedikit….ehm, alay, ketika ada bbm dari dia, yang isinya…

Rio : “boleh req lagu suju yang Hamil duluan nggak? =))”

Sontak, aku tertawa. Dan ketika aku menoleh ke bangkunya, dia asyik cekikikan. Selain chat gak jelas gitu, dia juga ngebajak bbm Rio. Sumpah, dia usil banget.

Selain usil dia juga autis, hiperaktif. Dia bisa menirukan dance cherrybelle loh -_-a aku pun selalu dibuat tertawa olehnya. Dia anaknya asyik. Menghibur banget.

__88__88__88__88__

alvinjonathan : @siviaazizah he, ELF !

Aku kaget setengah mati. Darimana dia tau twitterku? Bahkan, Cuma beberapa anak dikelas aja yang tau.

Siviaazizah : @alvinjonathan eh, twiboy =))

Kami pun jadi perang panas di twitter(?). keesokan paginya pun, dia juga mengataiku ELF ELF apalah. Tak mau kalah, aku selalu membalasnya. Kami pun…jadi semakin akrab.

Cuma bertahan 3 hari, lalu dia tak pernah mementionku. Aku juga tak berani memention dia dulu. Takut-takut, pacarnya salah paham. Tapi dikelas masih sering perang mulut kok. Apalagi pas adu argument soal PKn. Dia seperti punya dendam kesumat twiboy vs ELF gitu, deh. hahah =))

Zahra, mengusulkan untuk mengadakan acara buka bersama. Karena waktu itu aku dan beberapa teman yang lain setuju, akhirnya ayo-ayo saja. Dalam  benakku, aku ingin mengajak Alvin. Tapi aku dan temen-temen yang lain sama sekali nggak punya nomornya.

Sampai salah satu temenku, namanya Ify, mati-matian mencari nomor Alvin dari Rio.

Tapi…..harapan bisa buka bersama bareng dia pupus, karena lusa dia udah berangkat ke Padang, kampung halamannya.

From : ify
Siv, dia sms aku gini masa. ‘eh, boleh minta nomernya sivia?’ aku kasih apa ngga?

Asdghjkl. Tau perasaanku kan? Yang pernah jatuh cinta pasti tau, kan? Ya gitu. Loncat-loncat sendiri. ketawa-ketawa sendiri. aku tak menghiraukan smsnya, ketika tiba-tiba bbku berdering.

From ; 081234567890
Tingtong..

Aku tersenyum. Ini pasti dia. siapa lagi?

Sepanjang hari, dia sangat perhatian. Kalau misalnya kehabisan topic, sejam atau dua jam setelah itu dia sms lagi. puncaknya adalah ketika malam tirakatan, alias malam 17 agustus, dia tiba-tiba menelfonku.

“asalamolekoooom!”

“waalaikum salam. Duh, semangat banget”

“iyakan nelfon kamu jadi semangat”

Speechless. Bisa jawab apa aku sekarang? Gimana kalau kalian jadi aku,eh?

“lo lagi ngapain?”

“lagi bernafaas, bergerak, bicara. Kamu?”

“sarap nih anak. Lagi nelfon kamu”

“loh, emang pacarmu gak marah kalo kita telfonan?” tanyaku, modus=))

“enggak, gak punya pacar. Pacarmu ya yang marah? Sori deh aku tutup aja kalo emang pacarmu marah”

“eh? Enggak kok. Gak punya juga” jawabku gelagapan

Kami pun membicarakan hal hal gak penting. Hampir satu jam kami saling telfon menelfon(?). dia yang udah lumayan ngantuk pun langsung pamit untuk tidur.

Setelah itu, dia tak pernah menghubungiku lagi. bahkan, sewaktu idul fitri, dia tak membalas pesanku yang berisi permintaan maaf. Okaai, mungkin dia masih di kampung halamannya yang susah sinyal itu.

10 hari dia menghilang, tiba-tiba dia mengirim sms ke aku

From ; Alvin
123ABC

Aku menyerngit. Ini pin kan?

To ; Alvin
Pinnya siapa vin?

From ; Alvin
Pinnya pak presiden! Ya pin gue lah

To ; Alvin
Oke aku invite ya

Aku pun segera menginvitenya. Tak ada 5 detik, ia telah mengaccept invite ku.

Alvin JS           : PING!!!
Sivia                : apeee?
Alvin JS           : gpp kok, ngetes aja

Dan sebagainya….
/skip aja soalnya buntu plus gak penting banget wks/

Besoknya, iseng-iseng ku ganti PMku

‘Doh, galau banget. Gak peka-peka sih’

Alvin JS           : PING!!!
Alvin JS           : galau? Kenapa?
Sivia                : gpp kok vin (;
Alvin JS           : cerita aja siv, gapapa kok
Sivia                : gak deh vin, malu
Alvin JS           : oh gitu, awas ya lo. Gak usah bbm2 gue lagi.
Sivia                : dih, ancemannya-___- iyaiya aku cerita
Alvin JS           : nah, gitu dong dari tadi
Sivia                : jadi gini….
Sivia                : orang yang aku suka tuh, gak peka-peka.

Cuma di read doang. Pm-nya berubah.

‘Kalo kaya gini jadinya, mending dari awal gak usah tanya !’

Hah? Maksud nya apa? Apa dia cemburu ? apa dia punya perasaan sama aku ? Entah lah, aku menghilangkan seluruh rasa Maluku. Aku tak peduli, kalaupun dia tak punya perasaaan yang sama denganku, paling tidak, aku lega bisa mengatakannya.

Sivia                : kamu gamau tau, siapa orangnya?
Alvin JS           : emg siapa?
Sivia                : kamu n____n

Deg..deg,.

Pm nya berubah lagi. yang pasti, itu membuat aku berada di langit ketujuh.

‘..^,^..’

Alvin JS           : kenapa ga bilang daritadi kalau galauin aku?
Sivia                : ya malulah vin x_x gimana sih
Sivia                : inikan aku udah jujur. Aku suka sama kamu.
Alvin JS           : iya iya. Udah, ga usah galauin aku lagi
Sivia                : iyadeh. Pm mu yang sebelumnya kenapa vin?
Alvin JS           : sempat shock aku..
Alvin JS           : apalagi pas km bilang orng yang kamu suka gak peka2
Alvin JS           : aku kira, itu buat orang lain. Ternyata buat aku, toh =))
Sivia                : doh  jangan ketawa deh-__-a
Alvin JS           : iyaiya peace.
Sivia                : terus? Perasaanmu ke aku gimana? Biasa-biasa aja kan ya?
Alvin JS           : perasaan?
Sivia                : iya, rasamu ke aku. Gimana?
Alvin JS           : rasa coklat, vanilla, strawberry..
Sivia                : vin, serius !
Alvin JS           : ya sama. Perasaan suka, sayang, rindu !

Blush! Langsung ku capture. Ini adalah hari terindahku setelah masuk ke dunia putih abu abu (:



__88__88__88__88__

Mulai hari itu, kami makin dekat. Tapi, setelah libur lebaran selesai, kami agak canggung. Jarang nyapa. Dia juga duduk jauuuuh dari aku, gak seperti biasanya.

Sampe suatu saat, dia memanggilku ‘bos’ di bbm. Karena aku Cuma berniat bales, aku juga panggil dia bos. Sejak itulah, kami punya panggilan sayang, ‘BOSS SAYANG’ ngahahaha, lucu banget ._.v

Mulai panggil-panggil boss itu, kami mulai deket lagi disekolah. Bahkan, udah berani cubit cubit pipi, udah berani pegang tangan, dan lain lain. Sekelas mengira kami pacaran. Kalau difikir-fikir, dia juga belum nembak. Kami belum berstatus apa-apa.

Dia masih sedikit cuek. Iya, aku mengerti. Alvin memang type cowok cuek, tapi romantis kalo ketemu langsung. Anehnya, kita itu seriiiing banget yang namanya tengkar. Kaya orang pacaran gitu deh. mulai dari cemburu-cemburuan, terus dicuekin, dll.

Setelah takdir membuatku melayang-layang diudara, menuju langit ketujuh, lalu aku dihempaskan begitu saja hingga kedalam inti bumi. Apa maksud takdir? Mengapa dia mempermainkan aku, yang sama sekali tak pernah ada niatan buruk?

Malam itu. Kami bertengkar masalah sepele. Namun, penyelesaiannya lah yang membuat nyesek, galau, dll.

Pemberian harapan palsu. Itu adalah 3 kata yang sedang ngetrend dikalangan anak muda jaman sekarang. Dan aku adalah korban dari pemberi harapan palsu tersebut.

Dia pergi. Bersama kakak kelas, mungkin. Aku menunggu bbmnya, ketika ia membbmku, dia hanya membalas satu huruf.

‘Y’

Tiba-tiba dia malah asyik berPM ria bersama kakak kelas. Aku cemburu, Alvin. Tapi aku bukan siapa-siapa mu. Aku Cuma bisa memendam rasa cemburuku dalam hati. Namun, mirisnya, Alvin malah ingin menyudahi semua ini. ia tak mau berteman denganku lagi, tapi dia juga tak mau bermusuhan denganku. Kembali seperti dulu, saling kenal tapi tak perlu menyapa.

Bagai di tikam ribuan pisau tajam tepat di ulu hati. Perasaan cewek mana yang nggak sakit kalau cowok yang dia cintai, seenaknya ngomong itu? Bisa apa aku, toh aku bukan siapa-siapanya. Apa aku harus menolak? Nggak. Nggak bisa. Aku nggak bisa seegois itu. Toh, ini hidupnya. Apa aku harus mengatur-aturnya? Nggak, kan?

Aku menuruti semua perkataannya. Meskipun aku sangat tersiksa. Kalian tau? Dari jam9 malam, sampai jam 1 pagi. Aku tak berhenti menangis. Rasa kecewa, bercampur marah, sedih, kesal, benar-benar nggak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Pagi harinya pun aku terpaksa membolos sekolah. aku ingin menenangkan diriku.

Pm dia pagi itu…

‘Biasanya jam segini ada yang nyuruh mandi terus berangkat sekolah. sekarang, anaknya udah hilang’

HAH. Dia masih butuh aku? Secuil harapan tumbuh lagi. sayatan pisau semalam seakan hilang begitu saja. Walaupun aku tau, kami tak akan pernah bisa seperti dulu lagi.

Karena pagi itu aku tak masuk sekolah, dia bertanya lewat bbm.

Alvin JS           : kenapa gak masuk?
Sivia                : gapapa, pengen refreshing aja (:
Alvin JS           : oh

Aku tak berani menjawab. Toh, percuma saja kalau jawabannya seperti itu. Aku mencoba memendam tangisku. Pagi itu, aku ada dirumah sahabat ku sewaktu SMP, Shilla. aku bercerita semua. Tangis ku, ku tumpahkan begitu saja di kasurnya. Karena kehabisan ide untuk menghiburku, ia mengajakku ke SMP, yang tak jauh dari rumahnya. Aku pun menurut saja

Sampai disana, aku bertemu dengan Cakka, adek kelas sekaligus mantan pacarku. Datar…sama sekali tak ada suara apa-apa di jantungku. Tak berdetak seperti dulu. Dan kini aku yakin, hatiku telah sepenuhnya diambil oleh Alvin.

Aku mencintai cakka selama setahun, namun karena Alvin, 3 bulan saja aku mampu melupakan cakka. padahal, kalau boleh dibandingkan, kata shilla, cakka masih lebih keren dari pada Alvin. Cakka juga eksis, sedangkan Alvin lebih pendiam walaupun hiperaktif kadang-kadang. Tapi keduanya sama sama memiliki kulit putih dan wajah yang lumayan bisa dibilang imut, bukan ganteng

Mungkin ini pengaruh ku jadi kpopers. Aku lebih suka cowok imut daripada ganteng. Ntahlah-__-a tak penting.


__88__88__88__88__

Hari berikutnya, Zahra memberitauku. Semua tingkah Alvin selama aku tak ada. Dia jadi diam, dia juga bertanya pada Zahra mengapa aku tak masuk sekolah. dia..merindukanku.

Tapi, hari ini, ketika aku persis ada didepan matanya, dia diam membisu. Tak bicara apapun. Tak bertanya apapun. Hatiku tersayat lagi, karenanya. Aku yang paling tak bisa dicueki seperti ini, mulai menangis.

Mati-matian aku menahannya selama jam pelajaran. Namun, pulang sekolah itu bener-bener nggak bisa di tahan lagi. aku menagis, menangis diatas meja. Semua orang sudah pulang kecuali Zahra dan agni. Aku menangis, tapi tak separah malam itu.

Aku diam saja saat anak-anak berkumpul didepan kelas untuk ekskul. Salah satunya bastian yang polos, atau aku biasa memanggilnya medok

“sivia, galau? Yuk ikut aku yuk, liburan seminggu”

“kemana?” tanya Zahra. “ikutaaan!”

“kea lam Barzakh” ujarnya pada Zahra

“kurang ajar. Aku kirain kemana.” Zahra manyun setengah mati karena kesal dengan bastian.

“udah deh pulang aja mending. Gak usah kemana-mana. Btw aku pulang duluan ya. Dadah unta-unta, hati hati dijalaaaan” sahut bastian sambil memacu motornya

“sialan si raja unta itu!” umpat Zahra kesal

“udahlah ayo kita pulang aja. Ngapain juga disini, males. Udah sepi pada pulang semua”

Zahra mengiyakan saja. Kami pun beranjak dari sekolah.

Mungkin sejak saat itu aku sama sekali tak pernah bciara dengan Alvin. Seakan akan tak pernah ada hubungan antara kami dari dulu. Dia sudah bahagia dengan dunia barunya. Sedangkan aku? Aku masih mencari cara untuk bisa terlepas dari jeratan cintanya itu. Sangat sulit, karena mungkin aku yang bersikeras untuk tinggal, eh?

Takdir telah benar-benar mempermainkanku.

__88__88__88__88__


Kehilangan lebih membekas daripada pertemuan.
Membayangkan memang paling menyenangkan, tapi kalau tau berbeda dengan kenyataan…..ya menyakitkan.
Terucap dari  mulutm tak selalu berarti  terucap dari hati.
Belum jadian aja udah beantem mulu, ntar kalo jadian terus berantem ngapain? Bakar rumah?
Jika semua hanya permainan, mengapa aku jadi takut kehilangan?
Mungkin bukan waktunya untuk mengungkapkan. Atau aku dan kamu tak pernah siap untuk saling berbagi?
Pernahkah kau rasakan, jadi seseorang yang selalu kau sembunyikan? Juga rasa sakit yang ia pendam diam-diam?
Seberapa jauh aku melangkahkan kaki hendak pergi, hasutanmu selalu membawaku kembali.
Anehnya, ketika aku memutuskan pergi, kamu merengek memintaku kembali. Aku kembali, namun kau sakiti aku lagi.
Iya, aku bodoh bahkan dalam keadaan menyakitkan seperti ini. aku masih sayang kamu.
Kamu nggak akan paham dengan yang aku lakukan selama ini, sampai pada akhirnya aku benar-benar menghilang dari hidupmu.
Kalau menurutmu di luar sana lebih gemerlap, jangan cari aku jika mereka tak ada disampingmu ketika kamu terjatuh
Menyesal selalu datang diakhir. Aku bilang juga apa, ada saatnya kamu  menangisi yang kau sia-siakan.
Karena bagimu….semua mainan. Bagiku…..semua kenyataan. Mimpi kita ternyata sangat berbeda.

Cr : @dwitasaridwita



Uhahahahaha ini cerpen paling geje! Buatnya Cuma satu jam doang dan didasarkan dengan pengamalan pribadi :3
Like and comment saaangaaat ditunggu!
Kalo gak dapet feelnya, maaf ya. Soalnya….aku juga udah nggak punya feel pas nulis nih cerpen. Tapi, punya idenya-_-a jadi gak bisa menyelaraskan feel sama cerita aslinya. Mungkin kalo cerita aslinya bakal lebih panjang daripada ini. dan lebih sinetron banget. Tapi, ya ini Cuma gambaran dari seseorang yang gampang terbuai oleh seorang cowok dan gombalan mautnya. Pelajaran aja sih, jangan gampang percaya sama cowok. Jangan ngasih 100% cintamu buat cowok kalo akhirnya kamu yang bakalan rugi.  Tapi kita juga jangan menyesali semua itu. Itu kan bisa dijadiin pelajaran biar kita gak salah pilih dimasa depan nanti (;
Ini gak banyak dialog soalnya aku juga udah lupa dialog aslinya kaya gimana – lebih tepatnya gak mau nginget lagi. sumpah ini kayaknya emang gak ada feel jadi minta maaf ya kalo gak jelas banget.
Makasih yang mau repot-repot baca nih cerpen :* mungkin, bisa komentar dikit gimana cara menyikapi tukang PHP yang semakin menyebar luas di Indonesia sekarang? =))))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar