Aku
menggerutu kesal. Pasalnya, sudah lima jam lebih aku berkutat di teras rumah
bersama beberapa teman baruku hanya untuk mengumpulkan bahan-bahan MOS dan juga
membuat ID CARD. Kulirik jam, sudah jam empat sore. Dan tak lama kemudian,
teman-teman yang baru aku kenal sewaktu PRA-MOS tadi pamit pulang. Aku segera
membereskan semuanya dan pergi mandi.
Tiba-tiba
aku teringat sesuatu. Seorang cowok bermata coklat, tinggi nya sekitar 3 cm
diatasku, dia juga sedikit chubby. Tak salah lagi, dia adalah cowok yang ku
lihat ketika hari pendaftaran itu.
Entah,
aku merasa sudah lama mengenalnya. Padahal, namanya pun aku sama sekali tak tau
-_-a. Dia masuk kedalam gugusku, Pattimura. Duduknya menyerong dibelakangku.
Agak kaget, sewaktu melihatnya memasuki kelasku itu.
Aku
rasa, ini adalah pertama kalinya aku merasakan jatuh cinta pada pandangan
pertama. Pertemuan di ruang pendaftaran, dan gugus yang sama sekali diluar
perkiraanku. Aku kira aku tak akan bertemu lagi dengannya. Karena itu hampir
mustahil, kalau dilihat banyaknya siswa yang mendaftar di SMA ini. tapi, takdir
mempertemukan kami. Ya, Takdir.
Hari
pertama MOS, hatiku dag dig dug. Nervous karena ini adalah hari pertama aku
melaksanakan MOS SMA. Takut dihukum sih wajar. Tapi, deg degan ini bercampur
dengan nervousnya aku bertemu cowok itu.
Masih
pagi, jam 6 aku sudah sampai di kelas. Keadaan kelas sudah lumayan ramai. Aku
melihat sekilas, dia sudah datang dengan atribut lengkap peserta MOS. Sewaktu
pengabsenan…
“Sivia
azizah”
“saya
ce!” aku mengacungkan tangan.
“Alvin
jonathan”
“eh,
iya..” jawabnya. Aku kontan menoleh. Namanya Alvin?
Kakak-kakak
osis disana membuat banyak peraturan. Salah satunya harus memanggil mereka Cece
dan Koko. Waktu itu, salah satu koko-nya adalah kakak kelasku sewaktu SMP. Walaupun
aku tak mengenal dia dengan baik.
“keluarkan
alat sholat kalian!” bentak salah satu
cecenya.
Aku
dengan patuh mengeluarkan alat sholatku. Tiba-tiba salah seorang cece berkaca
mata mendekati Alvin.
“kamu
islam?”
“gak,
budha. Ya islam lah”
“tapi
muka-muka kaya kamu gak kaya orang islam”
“ah,
biasa aja” jawabnya sambil nyengir.
Ketika
aku menoleh kearahnya, dia tak sengaja melihatku. Kami melakukan eye contact
selama 2 detik. Aku yang terlalu malu pun segera mengalihkan pandanganku
darinya.
__88__88__88__88__
Hari
kedua dan ketiga MOS, dia tak masuk. Entahlah, dia ada dimana. Tapi, teman
dibelakangnya, Rico, bilang kalau dia sedang sakit.
Hari
sabtu tiba. Saat dimana pembagian kelas. Aku mencari nama ku di kelas X-1, sama
sekali tak ada namaku. Lalu, aku beralih ke kelas X-2, aku melihat namanya!
Iya, namanya ada disana! Aku hampir putus asa saat itu. Nggak mungkin banget
kan kalau aku bisa sekelas sama dia? toh, ini juga pengocokan. Terserah gurunya
juga, dia mau ngocok kaya gimana.
“Sivia
azizah”
NAMAKU
ADA DISANA! Dinomor 30! Dan, lagi lagi takdir yang mempertemukan kami. Aku
sekelas dengannya. Dengan Alvin! Bayangkan, perasaaanku saat itu. Mungkin, aku
sedang beruntung.
Hari
pertama masuk, pengenalan wali kelas sekaligus pengarahan masuk sekolah ini.
aturan-aturan yang banyak sekali. Aku masih nggak ngeliat dia disini. Dia masih
sakit kah?
Hari
pertama masuk sekolah. aku melihatnya,
duduk dibelakang, bersama Rico. Aku juga sekelas dengan salah satu teman yang
tak sengaja aku kenal dari temanku, namanya Zahra.
Aku
suka mengamatinya dari jauh. Aku tak berani
menyapanya duluan. Aku takut. Entah kenapa. Tapi, saat pelajaran TIK,
aku yang duduk menghadapnya, walaupun absenku dan absennya sangaaaat jauh, tak
sengaja ber-eye contact lagi. aku cukup salahtingkah di buatnya.
Besoknya,
tak ada angin, tak ada hujan…..dia memanggilku.
“heh,
pinjem stipo dong. Siapa namamu?”
Aku
gelagapan. Deg-degan, seneng, malu, salting, jadi satu. Mungkin, saat itu
mukaku sudah sangat merah.
“eh
iya. Sivia” jawabku gugup sambil memberikan stipoku padanya.
“oke,
makasih ya” dia tersenyum. Sukses membuat ku untuk buru-buru berpaling kearah
lain.
Mulai
saat itulah, permainan takdir mulai dimulai….
“Eh,
Siv, kamu ELF ya?” tanya Angel.
“Iya,
kenapa ngel?”
“oh
gapapa”
Ternyata,
percakapan kami didengar oleh Alvin.
“ELF?
Elek forever? Muhahaha” tawanya
Aku
menoleh. “loh anak ini loh, gak jelas” gerutuku, sok kesal.
“Apaan
tuh ELF, musik lemah! Gue anti banget”
“lah,
terus masalah buat kamu, kalo aku sama sivia ELF?”
“ya
masalah dong!”
“emang
apa masalahnya?”
“apa
ya? Mau tau banget apa mau tau aja?”
Aku
mendengus, dalam hati sangat senang bisa bicara dengan Alvin.
Kebetulan,
teman sebangku Alvin, Rio, adalah teman satu kelompok PKn. Dan dia punya Pin
BBku. Karena Rio sedikit….ehm, alay, ketika ada bbm dari dia, yang isinya…
Rio
: “boleh req lagu suju yang Hamil duluan nggak? =))”
Sontak,
aku tertawa. Dan ketika aku menoleh ke bangkunya, dia asyik cekikikan. Selain
chat gak jelas gitu, dia juga ngebajak bbm Rio. Sumpah, dia usil banget.
Selain
usil dia juga autis, hiperaktif. Dia bisa menirukan dance cherrybelle loh -_-a
aku pun selalu dibuat tertawa olehnya. Dia anaknya asyik. Menghibur banget.
__88__88__88__88__
alvinjonathan
: @siviaazizah he, ELF !
Aku
kaget setengah mati. Darimana dia tau twitterku? Bahkan, Cuma beberapa anak
dikelas aja yang tau.
Siviaazizah
: @alvinjonathan eh, twiboy =))
Kami
pun jadi perang panas di twitter(?). keesokan paginya pun, dia juga mengataiku
ELF ELF apalah. Tak mau kalah, aku selalu membalasnya. Kami pun…jadi semakin
akrab.
Cuma
bertahan 3 hari, lalu dia tak pernah mementionku. Aku juga tak berani memention
dia dulu. Takut-takut, pacarnya salah paham. Tapi dikelas masih sering perang
mulut kok. Apalagi pas adu argument soal PKn. Dia seperti punya dendam kesumat
twiboy vs ELF gitu, deh. hahah =))
Zahra,
mengusulkan untuk mengadakan acara buka bersama. Karena waktu itu aku dan
beberapa teman yang lain setuju, akhirnya ayo-ayo saja. Dalam benakku, aku ingin mengajak Alvin. Tapi aku
dan temen-temen yang lain sama sekali nggak punya nomornya.
Sampai
salah satu temenku, namanya Ify, mati-matian mencari nomor Alvin dari Rio.
Tapi…..harapan
bisa buka bersama bareng dia pupus, karena lusa dia udah berangkat ke Padang,
kampung halamannya.
From
: ify
Siv,
dia sms aku gini masa. ‘eh, boleh minta nomernya sivia?’ aku kasih apa ngga?
Asdghjkl.
Tau perasaanku kan? Yang pernah jatuh cinta pasti tau, kan? Ya gitu.
Loncat-loncat sendiri. ketawa-ketawa sendiri. aku tak menghiraukan smsnya,
ketika tiba-tiba bbku berdering.
From
; 081234567890
Tingtong..
Aku
tersenyum. Ini pasti dia. siapa lagi?
Sepanjang
hari, dia sangat perhatian. Kalau misalnya kehabisan topic, sejam atau dua jam
setelah itu dia sms lagi. puncaknya adalah ketika malam tirakatan, alias malam
17 agustus, dia tiba-tiba menelfonku.
“asalamolekoooom!”
“waalaikum
salam. Duh, semangat banget”
“iyakan
nelfon kamu jadi semangat”
Speechless.
Bisa jawab apa aku sekarang? Gimana kalau kalian jadi aku,eh?
“lo
lagi ngapain?”
“lagi
bernafaas, bergerak, bicara. Kamu?”
“sarap
nih anak. Lagi nelfon kamu”
“loh,
emang pacarmu gak marah kalo kita telfonan?” tanyaku, modus=))
“enggak,
gak punya pacar. Pacarmu ya yang marah? Sori deh aku tutup aja kalo emang pacarmu
marah”
“eh?
Enggak kok. Gak punya juga” jawabku gelagapan
Kami
pun membicarakan hal hal gak penting. Hampir satu jam kami saling telfon
menelfon(?). dia yang udah lumayan ngantuk pun langsung pamit untuk tidur.
Setelah
itu, dia tak pernah menghubungiku lagi. bahkan, sewaktu idul fitri, dia tak
membalas pesanku yang berisi permintaan maaf. Okaai, mungkin dia masih di
kampung halamannya yang susah sinyal itu.
10
hari dia menghilang, tiba-tiba dia mengirim sms ke aku
From
; Alvin
123ABC
Aku
menyerngit. Ini pin kan?
To
; Alvin
Pinnya
siapa vin?
From
; Alvin
Pinnya
pak presiden! Ya pin gue lah
To
; Alvin
Oke
aku invite ya
Aku
pun segera menginvitenya. Tak ada 5 detik, ia telah mengaccept invite ku.
Alvin
JS : PING!!!
Sivia : apeee?
Alvin
JS : gpp kok, ngetes aja
Dan
sebagainya….
/skip
aja soalnya buntu plus gak penting banget wks/
Besoknya,
iseng-iseng ku ganti PMku
‘Doh,
galau banget. Gak peka-peka sih’
Alvin
JS : PING!!!
Alvin
JS : galau? Kenapa?
Sivia : gpp kok vin (;
Alvin
JS : cerita aja siv, gapapa kok
Sivia : gak deh vin, malu
Alvin
JS : oh gitu, awas ya lo. Gak
usah bbm2 gue lagi.
Sivia : dih, ancemannya-___- iyaiya
aku cerita
Alvin
JS : nah, gitu dong dari tadi
Sivia : jadi gini….
Sivia : orang yang aku suka tuh, gak
peka-peka.
Cuma
di read doang. Pm-nya berubah.
‘Kalo
kaya gini jadinya, mending dari awal gak usah tanya !’
Hah?
Maksud nya apa? Apa dia cemburu ? apa dia punya perasaan sama aku ? Entah lah,
aku menghilangkan seluruh rasa Maluku. Aku tak peduli, kalaupun dia tak punya
perasaaan yang sama denganku, paling tidak, aku lega bisa mengatakannya.
Sivia : kamu gamau tau, siapa
orangnya?
Alvin
JS : emg siapa?
Sivia : kamu n____n
Deg..deg,.
Pm
nya berubah lagi. yang pasti, itu membuat aku berada di langit ketujuh.
‘..^,^..’
Alvin
JS : kenapa ga bilang daritadi
kalau galauin aku?
Sivia : ya malulah vin x_x gimana sih
Sivia : inikan aku udah jujur. Aku
suka sama kamu.
Alvin
JS : iya iya. Udah, ga usah
galauin aku lagi
Sivia : iyadeh. Pm mu yang sebelumnya
kenapa vin?
Alvin
JS : sempat shock aku..
Alvin
JS : apalagi pas km bilang orng
yang kamu suka gak peka2
Alvin
JS : aku kira, itu buat orang
lain. Ternyata buat aku, toh =))
Sivia : doh jangan ketawa deh-__-a
Alvin
JS : iyaiya peace.
Sivia : terus? Perasaanmu ke aku
gimana? Biasa-biasa aja kan ya?
Alvin
JS : perasaan?
Sivia : iya, rasamu ke aku. Gimana?
Alvin
JS : rasa coklat, vanilla,
strawberry..
Sivia : vin, serius !
Alvin
JS : ya sama. Perasaan suka,
sayang, rindu !
Blush!
Langsung ku capture. Ini adalah hari terindahku setelah masuk ke dunia putih
abu abu (:
__88__88__88__88__
Mulai
hari itu, kami makin dekat. Tapi, setelah libur lebaran selesai, kami agak
canggung. Jarang nyapa. Dia juga duduk jauuuuh dari aku, gak seperti biasanya.
Sampe
suatu saat, dia memanggilku ‘bos’ di bbm. Karena aku Cuma berniat bales, aku
juga panggil dia bos. Sejak itulah, kami punya panggilan sayang, ‘BOSS SAYANG’
ngahahaha, lucu banget ._.v
Mulai
panggil-panggil boss itu, kami mulai deket lagi disekolah. Bahkan, udah berani
cubit cubit pipi, udah berani pegang tangan, dan lain lain. Sekelas mengira
kami pacaran. Kalau difikir-fikir, dia juga belum nembak. Kami belum berstatus
apa-apa.
Dia
masih sedikit cuek. Iya, aku mengerti. Alvin memang type cowok cuek, tapi
romantis kalo ketemu langsung. Anehnya, kita itu seriiiing banget yang namanya
tengkar. Kaya orang pacaran gitu deh. mulai dari cemburu-cemburuan, terus
dicuekin, dll.
Setelah
takdir membuatku melayang-layang diudara, menuju langit ketujuh, lalu aku
dihempaskan begitu saja hingga kedalam inti bumi. Apa maksud takdir? Mengapa
dia mempermainkan aku, yang sama sekali tak pernah ada niatan buruk?
Malam
itu. Kami bertengkar masalah sepele. Namun, penyelesaiannya lah yang membuat
nyesek, galau, dll.
Pemberian
harapan palsu. Itu adalah 3 kata yang sedang ngetrend dikalangan anak muda
jaman sekarang. Dan aku adalah korban dari pemberi harapan palsu tersebut.
Dia
pergi. Bersama kakak kelas, mungkin. Aku menunggu bbmnya, ketika ia membbmku,
dia hanya membalas satu huruf.
‘Y’
Tiba-tiba
dia malah asyik berPM ria bersama kakak kelas. Aku cemburu, Alvin. Tapi aku
bukan siapa-siapa mu. Aku Cuma bisa memendam rasa cemburuku dalam hati. Namun,
mirisnya, Alvin malah ingin menyudahi semua ini. ia tak mau berteman denganku
lagi, tapi dia juga tak mau bermusuhan denganku. Kembali seperti dulu, saling
kenal tapi tak perlu menyapa.
Bagai
di tikam ribuan pisau tajam tepat di ulu hati. Perasaan cewek mana yang nggak
sakit kalau cowok yang dia cintai, seenaknya ngomong itu? Bisa apa aku, toh aku
bukan siapa-siapanya. Apa aku harus menolak? Nggak. Nggak bisa. Aku nggak bisa
seegois itu. Toh, ini hidupnya. Apa aku harus mengatur-aturnya? Nggak, kan?
Aku
menuruti semua perkataannya. Meskipun aku sangat tersiksa. Kalian tau? Dari
jam9 malam, sampai jam 1 pagi. Aku tak berhenti menangis. Rasa kecewa,
bercampur marah, sedih, kesal, benar-benar nggak bisa dilukiskan dengan
kata-kata. Pagi harinya pun aku terpaksa membolos sekolah. aku ingin
menenangkan diriku.
Pm
dia pagi itu…
‘Biasanya
jam segini ada yang nyuruh mandi terus berangkat sekolah. sekarang, anaknya
udah hilang’
HAH.
Dia masih butuh aku? Secuil harapan tumbuh lagi. sayatan pisau semalam seakan
hilang begitu saja. Walaupun aku tau, kami tak akan pernah bisa seperti dulu
lagi.
Karena
pagi itu aku tak masuk sekolah, dia bertanya lewat bbm.
Alvin
JS : kenapa gak masuk?
Sivia : gapapa, pengen refreshing aja
(:
Alvin
JS : oh
Aku
tak berani menjawab. Toh, percuma saja kalau jawabannya seperti itu. Aku
mencoba memendam tangisku. Pagi itu, aku ada dirumah sahabat ku sewaktu SMP,
Shilla. aku bercerita semua. Tangis ku, ku tumpahkan begitu saja di kasurnya.
Karena kehabisan ide untuk menghiburku, ia mengajakku ke SMP, yang tak jauh
dari rumahnya. Aku pun menurut saja
Sampai
disana, aku bertemu dengan Cakka, adek kelas sekaligus mantan pacarku.
Datar…sama sekali tak ada suara apa-apa di jantungku. Tak berdetak seperti
dulu. Dan kini aku yakin, hatiku telah sepenuhnya diambil oleh Alvin.
Aku
mencintai cakka selama setahun, namun karena Alvin, 3 bulan saja aku mampu
melupakan cakka. padahal, kalau boleh dibandingkan, kata shilla, cakka masih
lebih keren dari pada Alvin. Cakka juga eksis, sedangkan Alvin lebih pendiam
walaupun hiperaktif kadang-kadang. Tapi keduanya sama sama memiliki kulit putih
dan wajah yang lumayan bisa dibilang imut, bukan ganteng
Mungkin
ini pengaruh ku jadi kpopers. Aku lebih suka cowok imut daripada ganteng.
Ntahlah-__-a tak penting.
__88__88__88__88__
Hari
berikutnya, Zahra memberitauku. Semua tingkah Alvin selama aku tak ada. Dia
jadi diam, dia juga bertanya pada Zahra mengapa aku tak masuk sekolah. dia..merindukanku.
Tapi,
hari ini, ketika aku persis ada didepan matanya, dia diam membisu. Tak bicara
apapun. Tak bertanya apapun. Hatiku tersayat lagi, karenanya. Aku yang paling
tak bisa dicueki seperti ini, mulai menangis.
Mati-matian
aku menahannya selama jam pelajaran. Namun, pulang sekolah itu bener-bener
nggak bisa di tahan lagi. aku menagis, menangis diatas meja. Semua orang sudah
pulang kecuali Zahra dan agni. Aku menangis, tapi tak separah malam itu.
Aku
diam saja saat anak-anak berkumpul didepan kelas untuk ekskul. Salah satunya
bastian yang polos, atau aku biasa memanggilnya medok
“sivia,
galau? Yuk ikut aku yuk, liburan seminggu”
“kemana?”
tanya Zahra. “ikutaaan!”
“kea
lam Barzakh” ujarnya pada Zahra
“kurang
ajar. Aku kirain kemana.” Zahra manyun setengah mati karena kesal dengan
bastian.
“udah
deh pulang aja mending. Gak usah kemana-mana. Btw aku pulang duluan ya. Dadah
unta-unta, hati hati dijalaaaan” sahut bastian sambil memacu motornya
“sialan
si raja unta itu!” umpat Zahra kesal
“udahlah
ayo kita pulang aja. Ngapain juga disini, males. Udah sepi pada pulang semua”
Zahra
mengiyakan saja. Kami pun beranjak dari sekolah.
Mungkin
sejak saat itu aku sama sekali tak pernah bciara dengan Alvin. Seakan akan tak
pernah ada hubungan antara kami dari dulu. Dia sudah bahagia dengan dunia
barunya. Sedangkan aku? Aku masih mencari cara untuk bisa terlepas dari jeratan
cintanya itu. Sangat sulit, karena mungkin aku yang bersikeras untuk tinggal,
eh?
Takdir
telah benar-benar mempermainkanku.
__88__88__88__88__
Kehilangan
lebih membekas daripada pertemuan.
Membayangkan
memang paling menyenangkan, tapi kalau tau berbeda dengan kenyataan…..ya
menyakitkan.
Terucap
dari mulutm tak selalu berarti terucap dari hati.
Belum jadian
aja udah beantem mulu, ntar kalo jadian terus berantem ngapain? Bakar rumah?
Jika semua
hanya permainan, mengapa aku jadi takut kehilangan?
Mungkin
bukan waktunya untuk mengungkapkan. Atau aku dan kamu tak pernah siap untuk
saling berbagi?
Pernahkah
kau rasakan, jadi seseorang yang selalu kau sembunyikan? Juga rasa sakit yang
ia pendam diam-diam?
Seberapa
jauh aku melangkahkan kaki hendak pergi, hasutanmu selalu membawaku kembali.
Anehnya,
ketika aku memutuskan pergi, kamu merengek memintaku kembali. Aku kembali,
namun kau sakiti aku lagi.
Iya, aku
bodoh bahkan dalam keadaan menyakitkan seperti ini. aku masih sayang kamu.
Kamu nggak
akan paham dengan yang aku lakukan selama ini, sampai pada akhirnya aku
benar-benar menghilang dari hidupmu.
Kalau
menurutmu di luar sana lebih gemerlap, jangan cari aku jika mereka tak ada
disampingmu ketika kamu terjatuh
Menyesal
selalu datang diakhir. Aku bilang juga apa, ada saatnya kamu menangisi yang kau sia-siakan.
Karena
bagimu….semua mainan. Bagiku…..semua kenyataan. Mimpi kita ternyata sangat
berbeda.
Cr :
@dwitasaridwita
Uhahahahaha
ini cerpen paling geje! Buatnya Cuma satu jam doang dan didasarkan dengan
pengamalan pribadi :3
Like
and comment saaangaaat ditunggu!
Kalo
gak dapet feelnya, maaf ya. Soalnya….aku juga udah nggak punya feel pas nulis
nih cerpen. Tapi, punya idenya-_-a jadi gak bisa menyelaraskan feel sama cerita
aslinya. Mungkin kalo cerita aslinya bakal lebih panjang daripada ini. dan
lebih sinetron banget. Tapi, ya ini Cuma gambaran dari seseorang yang gampang
terbuai oleh seorang cowok dan gombalan mautnya. Pelajaran aja sih, jangan
gampang percaya sama cowok. Jangan ngasih 100% cintamu buat cowok kalo akhirnya
kamu yang bakalan rugi. Tapi kita juga
jangan menyesali semua itu. Itu kan bisa dijadiin pelajaran biar kita gak salah
pilih dimasa depan nanti (;
Ini
gak banyak dialog soalnya aku juga udah lupa dialog aslinya kaya gimana – lebih
tepatnya gak mau nginget lagi. sumpah ini kayaknya emang gak ada feel jadi
minta maaf ya kalo gak jelas banget.
Makasih
yang mau repot-repot baca nih cerpen :* mungkin, bisa komentar dikit gimana
cara menyikapi tukang PHP yang semakin menyebar luas di Indonesia sekarang?
=))))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar